"Mari, Tuan. Silakan."
Tak lama ayah pun datang bersama pria itu. Ayah begitu sopan kepada pria yang diajaknya ke meja makan. Dan ya, hatiku jadi dag-dig-dug tak karuan. Belum lama ini aku mengumpatnya dan mengatainya dengan sebutan bodoh. Tapi sekarang harus bertemu lagi dengannya. Sungguh malunya hatiku.
"Silakan dicicipi hidangannya, Tuan." Ibuku pun datang dan sudah berdandan rapi sekali. "Lala, duduk di situ." Ibu juga memintaku untuk duduk berseberangan dengan tamu.
Sungguh aku tak tahu siapa. Hingga akhirnya makan malam ini dimulai. Sedang tamu ayah tampak diam saja dan hanya sesekali tersenyum pada kami. Aku pun berdehem lalu meneguk segelas air minum yang telah disediakan. Berusaha memecahkan kecanggungan atas situasi ini.
"Lala, kenalkan ini tuan Rey. Dia adalah calon suamimu." Ayah berkata padaku.
BURRR!
Saat mendengarnya, saat itu juga air minum yang baru kuteguk ini pun tak bisa bertahan lagi di mulutku. Aku segera menyemburkannya ke depan, ke wajah tamu ayahku.
"Lala!!!" Ayahku pun marah seketika.
"Tak apa." Pria itu mengangkat tangannya, memberi kode kepada ayah agar tidak marah padaku. Ibuku pun segera mengambilkan tisu untuk pria itu.
"Tuan Rey, maafkan putri kami." Ibu berusaha mengusap semburan air yang ada pada wajah tamu itu.
Makan malam pun terasa canggung sekali. Malam ini sudah dua kali aku membuat kesalahan yang belum pernah kulakukan sebelumnya. Mengumpat orang dengan seenaknya dan menyemburkan air kepada orang tersebut. Entah hukuman apa yang akan ayah berikan setelah ini, aku tidak bisa memperkirakannya lagi. Mungkin saja fasilitas yang kudapatkan akan hilang seketika. Aku pun hanya bisa pasrah saja.
Selepas makan malam...
Suasana canggung masih kurasakan manakala tamu ayahku yang bernama Rey itu hanya diam dan sesekali bicara. Sedangkan ayahku tampak begitu aktif kepadanya. Dia agresif dengan banyak membuka percakapan yang entah apa. Aku sendiri terus didorong oleh ibu untuk mengajak Rey bicara. Tapi aku masih malu. Aku ingat kesalahanku.
"Terima kasih atas kunjungan Anda, Tuan."
Ayahku mengantarkan Rey pulang.
Selepas makan malam, pria itu segera berpamitan karena masih ada urusan. Dan ya, sebagai tuan rumah, ayah antusias menjamu tamunya dengan baik. Dan kini ayah mengantarkan pria itu sampai ke depan pagar rumah. Sedang ibu mendorongku agar ikut mengantarkannya.
Mama!
Ibu seolah memojokkanku agar dekat-dekat dengan pria itu. Aku pun hampir jatuh karena didorong oleh ibu. Sungguh rasanya seperti akan dijual saja. Baik ibu maupun ayah tak henti-hentinya memintaku untuk dekat-dekat dengan pria itu. Baik tersirat maupun tersurat.
Pria itu pun kemudian masuk ke dalam mobilnya. Dia membuka pintu mobil lalu menurunkan kacanya. Aku pun berdiri dengan malu di samping ayahku. Namun, saat itu juga ayah mendorongku seraya berbisik, "Dekati!" Bak sebuah titah yang harus segera kulaksanakan. Dan aku pun mendekati pria bernama Rey itu. Aku berdiri di sisi kaca jendela mobil yang terbuka.
Dia kemudian berkata padaku. "Kau punya cukup keberanian untuk mengumpat calon suamimu."
Dia pun menaikkan kaca mobilnya lalu berlalu pergi sambil memberi klakson kepada ayahku. Saat itu juga entah mengapa aku merasa kata-katanya itu sangat merendahkanku. Dia seperti sudah membeliku saja. Atau memang ada transaksi yang terjadi pada mereka tanpa sepengetahuanku?
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 76 Episodes
Comments
Rain4ever
ciri has kak otor pembukaannya bikin ketawa
2023-02-04
6
shookyot7💜
🥰🥰
2023-02-03
0