Bab 5. Bimbang Dengan Perasaan

Semakin hari Cahyana semakin mengagumi Oriza. Selain Oriza gadis manis, mandiri, dia juga adalah salah satu siswi berprestasi di SMK Bandung Raya itu. Entah mengapa Cahyana sangat tertarik kepada Oriza, bahkan terkadang jika sedang di sekolah Cahyana tak pernah menghubungi Dini istrinya untuk sekedar menanyakan kabar anak istri, atau sekedar bertanya sudah makan atau belum, seperti kebanyakan seorang suami pada umum nya.

Aneh nya, Cahyana malah takut kalau Oriza tau bahwa dia telah memiliki seorang istri dan ketiga anaknya di rumah. Ya di rumah hanya ada tiga anak kandung Cahyana, karena satu anak dari bawaan Dini di asuh Oleh Neneknya tak lain adalah Ibu dari Dini. Anak itu tidak mau ikut bersama Dini ibu kandungnya, dia lebih nyaman tinggal bersama neneknya.

Teng... Teng... Teng...

Bel istirahat berbunyi, kebanyakan anak-anak berhamburan menuju kantin, mungkin takut kehabisan. Karena memang kantin yang hanya ada satu, selain itu tidak ada penjual lain di dalam lingkukan sekolah kecuali yang berjualan di luar gerbang.

Tak terkecuali Oriza. Dia bersama teman sebangkunya Lani berjalan santai menuju kantin. Penumpukan dan antri yang cukup panjang terjadi, namun tidak menjadi masalah karena petugas kantin yang ada tiga orang.

Dari kejauhan Cahyana melihat Oriza yang sedang berada di kantin. Terlihat Oriza hanya membeli baso ikan, pilus, dan air mineral kemasan botol.

Sengaja Cahyana tidak menghubungi Oriza karena takut menganggu jam istrahat, apalagi Cahyana tidak mau menganggu kalau-kalau Oriza sedang makan jajanan dari kantin tadi.

Lebih baik Cahyana tunggu jam pulang sekolah, Ada rapat OSIS hari ini untuk membahas rencana liburan nanti. Rapat di mulai setelah pulang sekolah atau setelah kegiatan belajar mengajar selesai.

***

Sementara di rumah, hati dan pikiran Dini tidak tenang, sebenarnya Dini pun masih bertanya-tanya siapa gadis yang berbalas sms dengan Cahyana.

Sebenarnya Dini orangnya lurus-lurus saja. Namun entah mengapa malam itu saat dia terbangun dari tidurnya,, rasanya penasaran sekali. Entah dorongan dari mana tiba-tiba Dini ingin membuka ponsel suaminya. Suami yang sudah hampir lima tahun ini membersamai nya.

Lalu Dini menulis kata-kata di ponsel Cahyana, sebuah lirik lagu yang sedikit banyak mengungkapkan perasaan kepada Cahyana. Kata-kata yang Dini tulus itu dia simpan di draf pesan, entah kapan Cahyana akan membacanya Dini pun tidak tau.

***

Teng... Teng... Teng...

Bel berbunyi sebagai tanda kegiatan belajar mengajar telah selesai. Sebagai yang telah terjadwalkan, hari ini ada rapat OSiS, maka semua anggota OSIS pun berjalan keluar dari kelas mereka masing-masing menuju sanggar OSIS.

Cahyana pun di panggil oleh salah satu anggota OSIS setelah semua anak-anak kumpul.

"Assalamu'alaikum, pak iyan. Sudah di tunggu sama anak-anak di sanggar OSIS untuk rapat". Cahyana hanya menjawab dengan menganggukkan kepala dan berlalu pergi menuju ruang rapat.

Hati Cahyana sedikit berbunga-bunga mengingat Oriza pun pasti mengikuti rapat dan sedang berada di ruang itu. Melangkah dengan pasti Cahyana pun masuk ke ruang rapat. Mengedarkan pandangan, yang pertama kali dia cari adalah sosok Oriza.

Setelah menemukan Oriza, Cahyana sedikit menyembunyikan senyum. Menarik nafas lalu memulai rapat.

"Assalamu'alaikum, terimakasih kepada rekan-rekan yang sudah mau meluangkan waktu nya untuk menghadiri rapat ini". Sebenarnya Cahyana sedikit gugup dan malu berbicara di depan Oriza, namun Cahyana berusaha bersikap se profesional mungkin.

Rapat berjalan dengan lancar, melaksanakan sistem voting untuk beberapa tempat objek wisata yang ada di bandung. Ada beberapa objek wisata yang menjadi pilihan, Ciwalini Ciwidey, Kebun Binatang Bandung, Cibolang Pangalengan dan Kawah Putih Ciwidey.

Setelah voting hasil akhir keluar, suara terbanyak jatuh kepada kolam air panas Ciwalini, dan Kawah Putih Ciwidey. Maka di putuskanlah minggu depan akan berlibur ke daerah ciwidey.

Besok profosal kegiatan akan di buat dan akan secepatnya di serahkan kepada kepala sekolah untuk meminta izin di selenggarakannya kegiatan ini. Semoga dapat acc.

***

Ke esokan harinya, beberapa anak OSIS bagi tugas. Ada yang menyiapkan profosal, membuat susunan acara, dan berkeliling ke setiap kelas untuk mengajak siswa siwsi dari kelas lain di luar OSIS barang kali ada yang mau ikut.

Oriza adalah salah satu anggota yang berkeliling kelas guna mengajak dan mencatat siapa-siapa saja yang mau ikut. Dengan biaya yang cukup terjangkau untuk kalangan pelajar yaitu sebesar seratus ribu rupiah. Sudah termasuk biaya tranport dan tiket masuk, jadi untuk bekal bawa masing-masing.

***

Jam Istirahat Cahyana hanya berdiam diri saja di ruang guru, sambil melamun dan mengotak atik ponsel nya tanpa menghubungi Oriza.

'Kenapa Oriza tidak pernah mau menghubungi ku terlebih dahulu'. Cahyana membatin, seperti ada yang mencubit hatinya, terasa sedikit sakit dan merasa di abaikan.

Lama Cahyana melihat-lihat pesan dari Oriza yang telah lalu, Cahyana sedikit bingung membuka pesan draf yang tiba-tiba terlihat seperti ada tulisan, penasaran Cahyana pun membuka pesan tersebut dan membacanya.

Cantik memang aku akui

Usia muda pun ia miliki

Lain dengan diri ku ini

Yang telah lama engkau gauli

Pantas saja

Kau sampai mabuk kepayang

Kau sampai lupa daratan

Hingga

Aku tak lagi dibutuhkan

Baju baru kau sayang-sayang

Kain lapuk kau buang-buang

Dulu 'ku kau bangga-banggakan

Setelah bosan engkau campakkan

Kutersisih tak terpakai lagi

Dari pelukanmu dan kasih sayangmu

Kutersisih tak dikenal lagi

Dari pandanganmu dan perhatianmu

Cahyana mengkerutkan kening tanda dia sedang berpikir.

'Siapa kiranya yang menulis kata-kata ini? Seingatku, tak ada yang meminjam ponselku'. Sambil memijat keningnya di bersandar pada sandaran kursi.

***

Berada di rumah dan dekat dengan Dini istrinya, Cahyana merasa ada yang berbeda dari Dini. Tidak biasa nya Dini hanya diam saja. sambil menyiapkan makan, biasanya dengan cerianya Dini bercerita tentang ketiga anak nya yang masih kecil-kecil dan belum sekolah itu.

Bercerita tentang keseruan dan keruwetan dalam mengurus ketiga anaknya, dari Cahyana berangkat di pagi hari, hingga Cahyana pulang menjelang sore hari.

Namun kali ini rumah terasa sunyi, tidak ada lagi keceriaan dan suka cita. Benar kata pepatah yang menyebutkan "seorang ibu adalah jantung di dalam rumah tangga, pusat kehidupan".

'Ya Tuhaaannnn, aku harus bagaimana? Aku tidak ingin jauh dengan Oriza, tapi aku pun tidak akan sanggu jika harus berpisah dengan ketiga anakku, apalagi berpisah dengan Use anak lelakiku'.

Cahyana mengadu kepada Tuhannya di ujung malam yang panjang, malam yang sunyi. Menurut Cahyana, dia telah dengan tidak sengaja menyakiti hati istrinya, yang dulu sangat dia cintai.

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!