BAB 2. Anggota OSIS

Keluar dari kelas itu dengan perasaan yang sedikit lega, 'perasaan macam apa ini'. Desis ku sambil menggelengkan kepala.

Sesaat sepertinya aku melihat Oriza keluar dari kelas, dia menuju kantin. Akupun sedikit berlari kecil menuju kantin takut ketinggalan jejak, siapa tahu aku bisa mendapatkan nomor telponnya.

"Oriza". Sapaku pada gadis itu. Dia menoleh, tapi dengan ekspresi wajah datar, tanpa senyum. Heeemmmm aku semakin penasaran dibuatnya.

" Ya. Ada apa pak". Nyes dia berbicara kepada ku.

"Boleh bapak minta nomor telponnya". To the poin saja, aku langsung meminta nomor hp nya karna ku lihat dia juga sedang terburu-buru.

Dia terdiam dan nampak mengambil sesuatu di saku baju seragamnya. " Ini pak". Dia menyodorkan benda pipih itu kepada ku untuk menyalin nomor telpon yang ada di ponsel itu.

"Terimakasih". Ku kembalikan ponselnya dengan perasaan yang tidak karuan.

***

Sudah menunjukkan pukul 17.00, waktu nya aku pulang. Ya, aku mengajar full time dari pagi hingga sore hari. Pagi aku mengajar anak SMA, sore harinya aku mengajar anak SMP.

Begitulah keseharian ku sebagai guru honorer di sekolah swasta yang dulu juga menjadi saksi bisu pertemuanku dengan istriku.

Setelah magrib tiba, aku pergi menuju kolam pemancingan yang tidak begitu jauh dari rumah. Sambil melihat-lihat dulu karena sudah banyak orang, aku duduk di sebuah bangku dan memainkan ponsel ku.

[Assalamu'alaikum, Oriza. Ini pak Cahyana]. Ku tekan tekan tombol send untuk mengirim pesan kepada Oriza.

Lama ku menunggu balasan dari Oriza, [Wa alaikumsalam, Iya]. Dengan singkatnya dia membalas pesanku. Ku pikir dia sudah tidur karena jam telah menunjukkan pukul 20.00.

[Lagi apa?]. Ku kirim lagi pesan balasan.

[Lagi membuat agenda susunan acara festival band nanti pak]. Astaga akupun sampai lupa kalau besok ada acara hiburan yang di sponsori oleh permen KISS.

Aku tak berbalas pesan lagi, ku pikir biar dia fokus dengan tugas nya. Aku melanjutkan saja aktifitas memancingku, semakin bersemangat karena ada perlombaan dengan hadiah uang dan tropi.

***

Aku melakukan aktivitas mengajarku seperti biasa, hari ini aku mengajar anak-anak STM otomotif, dan yang pasti semua siswanya laki-laki.

"satu, dua, satu, dua". Bersama anak-anak, aku melakukan pemanasan dan peregangan terlebih dahulu agar tidak terjadi cedera otot atau kram yang sangat menyakitkan itu.

Tak lama kegiatan olah raga pun selesai karena sudah memasuki jam istirahat. Aku melihat ke lantai dua tempat kelas XI-A Smea berada, berharap Oriza ada di atas sana melihatku yang sedang mengajar, mungkin aku akan lebih semangat.

Pemanasan selesai, olah raga inti di mulai yaitu senam lantai, roll depan dan roll belakang. Aku panggillah satu persatu siswa untuk praktek gerakan tersebut. Di sela kegiatanku, aku melihat seorang wanita yang sedikit banyak aku pun mengenalnya, ya dia Oriza. ’Eits ada apa dia pagi-pagi datang ke ruang guru?’. Ucapku dan hanya aku yang mendengarnya.

Karena penasaran aku bertanya pada staf TU. "Tadi aku melihat siswi datang kemari, adapakah? Apa ada masalah?". Sedikit khawatir aku bertanya.

" Dia bertanya apakah Bu Elis ada, jika tidak dia meminta tugas". Staf menjelaskan.

"Lalu?". aku masih penasaran.

" Ya aku bilang bu Elis nya ada, dia sedang ke toilet". Imbuhnya.

"Kenapa dia yang kesini? Bukannya itu tugas ketua kelas untuk menanyakan guru yang belum masuk kelas". Aneh juga kok dia yang ke ruang guru, mau-mau nya sih di suruh sama ketua kelas.

" Iyaaa... Memang dia ketua kelas di XI-A Smea". Jawaban semua guru yang ada di ruangan membuat mata ku terbelalak, astagaaaa gadis itu semakin membuatku kagum.

***

Lagi, malam ini aku sengaja pergi memancing supaya ada kesempatan untuk bisa kontek Oriza Satifa si gadis manis tiada tara.

[Oriza].Send. Ku kirim pesan tentunya setelah aku berada di kursi tunggu kolam pemancingan.

Malam ini aku tak meracik umpan, karena memang tujuanku datang ke sini bukan untuk memancing.

[Iya]. Singakat banget balasannya.

[Sibukkah].

[Tidak]. Aku balas singkat malah di balas satu kata saja, aku memutar otak agar berbalas pesan ini tidak berakhir. Akhirnya ku putuskan untuk menelponnya saja.

"Assalamu'alaikum". Sebenarnya aku gugup.

" Wa alaikumsalam". Jawabnya.

"Oh iya, tadi pagi ke ruang guru ada apa?". Basa basi di mulai padahal sudah tahu jawabanya.

"Itu... Nanyain bu Elis ada atau tidak. Soalnya sudah sepuluh menit belum masuk kelas juga". Mendengar jawabannya aku malah di buat bingung.

" Kan cuman telat sepuluh menit". Halisku bertaut.

"Yaa... Rugi dong pak. Kita sekolah di sini juga kan bayar". kritis sekali pemikirannya ini anak, aku menggelengkan kepala tanpa dia ketahui.

" Jangan panggil pak, ini kan diluar sekolah". Sejujurnya aku malu berbicara seperti itu, tapi biarlah. Supaya tidak terlalu formalkan yaa.

"Memangnya harus panggil apa?". Nada bicara nya seperti orang bingung.

" Aa aja gak apa-apa, hehe". Duaaaarrr, bisa-bisanya aku berkata seperti itu.

"Heeeeemmmm...iya". Mata ku terbelalak senang, apakah ini pertanda lampu hijau? Yeay....

Hari sudah cukup malam, aku takut mengganggu jam tidur dan waktu istirahat Oriza akhirnya aku mengakhiri telpon dengan mengucapkan salam.

***

Pagi-pagi sekali aku sudah datang ke sekolah langsung memasuki ruangan untuk rapat OSIS hari ini. Tapi Aku tidak melihat Oriza, jam sudah menunjukkan pukul 06.30. Anak-anak OSIS pun mulai berdatangan dan memenuhi ruangan.

Pukul 07.00 sesaat sebelum rapat dimulai tiba-tiba ada yang mengetuk pintu.

"Assalamu'alaikum". Ya itu Oriza, dia baru saja datang.

" Wa alaikumsalam". Serempak menjawab dan menoleh ke sumber suara.

Oriza memasuki ruangan dengan nafas yang terengah lalu duduk di sampingku dan mulai membuka laptopnyaa.

Selain menjadi seorang guru olah raga, aku pun merangkap tugas dengan menjadi pembina OSIS, itu sebabnya aku pun terlibat dalam rapat acara ini.

"Assalamu'alaikum". Rapat dimulai.

" Wa alaikumsalam". Jawab anggota OSIS serempak.

"Terimakasih atas kehadiran teman-teman serta rekan-rekan yang menghadiri dan ikut andil dalam mensukseskan acara festival band besok.

dalam rapat OSIS dadakan ini saya ingin membentuk panitia acara, silahkan sekretaris OSIS tolong di catat nama-nama panitia yang akan saya sebutkan.

Seksi acara tolong saya minta empat orang yaa biar bisa di bagi menjadi dua kelompok. Seksi Konsumsi dua orang, seksi perlengkapan dua orang, seksi humas, seksi keamanan dan seksi dokumentasi". Ricky Firmansyah menjelaskan, dia adalah ketua OSIS saat ini yang beberapa bulan ke depan akan di ganti dengan ketua OSIS yang baru karena masa jabatan telah selesai.

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!