Bab 4. Entah Siapa Yang Salah

Semakin hari Cahyana semakin dekat dengan Oriza, bahkan Cahyana sampai lupa kalau dia sudah punya anak dan istri.

Hari Sabtu sekolah libur, Cahyana pikir Oriza pasti ada waktu senggang. Rasanya rindu sekali hatinya jika tidak ada kabar dari Oriza.. 'Heeeemmmmm, sedang apa dia sekarang'. Tak tahan Cahyana pun langsung berkirim pesan kepada Oriza.

[Boleh Aa bertanya?]. Kedekatan Cahyana masih sebatas melalui sms atau pesan singkat melalui ponsel, dia takut salah melangkah.

[Boleh, mau tanya apa?]. Sepertinya Oriza sedang tidak sibuk, terbukti pesan dari Cahyana langsung di balas Oriza.

[Apakah Oriza sudah mempunyai pacar]. Walau lewat pesan singkat, ada perasaan takut dalam hati Cahyana, takut jika Oriza marah.

[Tidak]. Singkat padat jelas.

[Bolehkah Aa menjadi teman dekat Oriza?]. Cahyana menutup wajah nya dengan kedua telpak tangan se3lah dia menekan tombol send tanpa Oriza melihatnya. Tak menyangka Cahyana bisa bertanya seperti itu.

Lama dan lama hingga malam hari tiba tidak lada lagi balasan pesan dari Oriza. 'Mungkinkah Oriza marah? Mungkinkah dia akan menjauhiku?' Perasaan Cahyana kalang kabut, dia takut Oriza jadi membenciknya dan menjauh dari Cahyana.

***

[Oriza?]. Pagi ini Cahyana mengirim pesan kepada Oriza namun tidak ada balasan.

[Sudah berangkat?]. Lagi, Cahyana mengirim pesan namun tidak ada balasan. Bahkan laporan terkirimpun tidak ada. 'Apakah nomornya tidak aktif?'. Karena penarasan Cahyana pun mencoba menghubungi Oriza lewat telpon.

Tuuuttt... Tuuuttt... Tuuuttt...

Terhubung, namun tidak di angkat. 'Mungkin Oriza sedang dalam perjalanan menuju sekolah'. Cahyana bergumam.

Cahyana memutuskan untuk menunggu Oriza di depan kantor. Kantor ruang guru terletak di depan dekat gerbang kedua, itu sebabnya Cahyana menunggunya disini karena pasti Oriza melewati ruang guru.

Tak menunggu lama, Cahyana melihat Oriza turun dari angkot berwarna hijau polet merah. Berjalan memasuki gerbang utama, saling sapa dengan teman juga satpam.

"Baru datang?". Cahyana bertanya kepada Oriza

" Iya". Oriza menggangguk dengan senyum manisnya.

"Kenapa sms semalan tidak di balas". Sambil menahan senyum Cahyana terus saja bertanya.

" Sudah tidur. Aku masuk dulu yaa". Jawab Oriza sambil berlalu, karena memang sebentar lagi bel masuk akan berbunyi.

***

"Aku melihat sms ayah sama wanita itu". Tiba-tiba Dini istrinya Cahyana buka suara.

" Wanita yang mana?". Berkerut kening Cahyana mendengar pertanyaan dari Dini.

"Salah satu siswi di sekolah tempat ayah bekerja". 'Deg aku harus jawab apa? Aku lupa menghapus pesan semalam'. Gumam Cahyana

" Ayah mau ke kolam pemancingan dulu ada janji, Use mau ikut ayah tidak?" Mencoba mengalihkan pembahasan kali ini, semoga saja Dini tidak membahasnya lagi.

Use adalah anak Cahyana, anak yang ke dua dan yang paling dekat Cahyana. Use anak lelaki satu-satunya yang paling Cahyana sayang, Use adalah kekuatan untuk Cahyana.

[Apakah ada yang sms sama Oriza dari nomor ini?]. Cahyana takut Dini istrinya menghubungi Oriza.

[Tidak ada]. Cahyana menhembuskan nafas lega.

[Kenapa memangnya?]. Lagi Oriza mengirim pesan.

[Tidak apa-apa]. Tidak ada lagi balasan.

Sore itu Cahyana meneruskan memancing bersama Use anaknya setelah berkirim pesan dengan Oriza. Ini adalah kesempatan bagi Cahyana bisa bermain bersama anaknya, sangat jarang Cahyana melewatkan momen seperti ini. Apalagi bermain dengan anaknya yang ke tiga, Nazwa. Karena Nazwa masih berusia empat belas bulan dan masih meng-asi pada mamanya.

**"

Pagi-pagi sekali Cahyana datang ke sekolah tempatnya mencari nafkah, sengaja dia berdiam di gerbang utama hanya untuk menunggu Oriza.

Oriza turun dari angkot berwarna hijau polet merah dan membayar ongkos, tapi Oriza tidak turun di depan gerbang.

'Apakah Oriza melihatku? Apakah Oriza sengaja menghindariku?’. Gumam Cahyana dan tentu hanya dia yang mendengarnya.

Rupanya Oriza menuju sebuah roda penjual gorengan pedagang kaki lima yang biasa berjualan di dekat sekolah.

Masuk ke gerbang utama sekolah, Oriza hanya tersenyum melewati Cahyana dan berlalu. 'Astaga... Aku yang sedari tadi menunggunya hanya ingin ngobrol sebentar malah di tinggal pergi'. Cahyana menepuk kening dan menggelengkan kepalanya.

[Lurus aja]. Cahyana Mencoba mengirim pesan dengan emot tersenyum.

[Maaf buru-buru, aku belum sarapan]. Kasihan sekali Oriza.

[Sekarang lagi apa]. Terus berkirim pesan sebelum bel tanda masuk berbunyi.

[Sedang sarapan]. Oriza membalas.

[Sarapan sama apa?]. Semakin ingin tahu saja.

[Nasi goreng sama gorengan yang tadi beli di depan]. Menu yang sangat sederhana.

[Kalau boleh tahu, uang saku sehari berapa?]. Penasaran juga akhirnya Cahyana bertanya lagi.

[Tiga ribu rupiah, ongkos angkot pulang pergi empat ribu rupiah]. Di saat yang lain uang saku dua puluh ribu rupiah, Oriza hanya membawa uang saku tiga ribu rupiah.

Teng... Teng... Teng..

Bel masuk pun berbunyi, Cahyana mengganti baju memakai baju olah raga. Sementara menunggu anak-anak kumpul dilapangan, Cahyana berlari kecil menuju kantin.

"Norma aku boleh minta tolong?". Semoga Norma bisa membantu Cahyana.

" Minta tolong apa pak Iyan?". Sebenarnya Cahyana ragu untuk mengungkapkan.

"I-ini saya titip uang seratus lima puluh ribu". Cahyana menjeda ucapannya.

"Uang? Untuk apa pak?". Lagi, Norma bertanya.

"Untuk uang jajan Oriza selama satu bulan yaa. Jadi kalau Oriza jajan kamu tidak perlu menerima uang dari dia, kamu tinggal potong saja dari uangku ini". Panjang lebar cahyana menjelaskan. Dalam hati 'Semoga ini bisa membatu Oriza'.

Sebenarnya Cahyana sedikit ragu, mengingat Norma dan dua orang petugas kantin lainnya masih mempunyai ikatan saudara dengan pemilik yayasan. Sebentar lagi mungkin akan ada gosip yang menyebar.

" Oriza anak OSIS kelas XI-A Smea pak Iyan?". Tanya Norma memastikan.

"Iya.. Anak itu". Cahyana menjawab cepat karena anak-anak sudah menunggu di lapangan untuk memulai kegiatan olah raga.

Norma hanya menggangguk dan Cahyana pun pergi menuju lapangan menyusul anak-anak setelah mengucapkan terimakasih.

***

" Ada hubungan apa pak Iyan dengan Oriza?". Rita salah satu petugas kantin yang tadi sedikit banyak ikut mendengarkan, bertanya kepada Norma.

"Entahlah... Aku tidak tau. Tapi mana mungkin pak Iyan mau menyimpan uangnya untuk Oriza kalau mereka tidak ada hubungan apa-apa". Jawab Norma sambil tersenyum dan menaik turunkan alisnya.

" Bukankah pak Iyan sudah mempunyai anak dan istri?". Rita masih berpikir kritis.

Norma hanya mengangkat kedua bahunya untuk menjawab pertanyaan Rita. Kasihan Juga anak dan istri pak Iyan jika tahu seperti apa kelakuan pak Iyan di belakang mereka.

'Akan coba aku tanyakan nanti kepada suamiku tentang kebenaran ini'. Gumam Norma, semoga suami nya dapat menyadarkan pak Iyan sebelum semuanya terlambat.

Wanita mana yang mau ada perselingkuhan di dalam rumah tangganya. Selingkuh itu bukan berawal dari hubungan di atas ranjang, tapi selingkuh berawal dari chat yang di hapus dan sesuatu yang selalu di sembunyikan dari pasangan sah nya.

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!