Sudah hampir kurang lebih 1 tahun lamanya, Bram tidak pernah lagi menyentuh minuman tersebut, lantaran kadar alkoholnya terlalu tinggi.
Cuman sesekali ketika mulut Bram terasa pahit, maka dia hanya sekedar meminum Wine, demi sedikit menyegarkan tubuhnya.
"Memangnya apa yang Hans perbuat sampai hubungan lu hancur?" tanya Deo, penasaran.
"Mereka---"
Ting!
Terdengar suara notif ponsel keduanya secara bersamaan. Dimana Deo langsung mengeceknya, sedangkan Bram kembali fokus pada minumannya.
Di saat ponsel sudah berada di depan mata Deo, seketika matanya membola besar penuh keterkejutan dengan apa yang dia lihat.
"Bra-bram, a-apa ma-masalah i-ini ya-yang bu-buat hubungan ka-kalian rusak?" ucap Deo terbata-bata sambil menunjukkan ponsel di depan wajahnya.
Satu berita terpampang jelas di ponsel Deo, membuat Bram langsung membolakan kedua matanya. Hingga gelas kecil terlepas dari tangannya, dan terjatuh tepat di dekat kedua kakinya.
Sebuah video mengejutkan telah terputar sepenuhnya, menunjukkan satu kejadian dimana Meera dan Hans sedang berada di dalam kamar dengan kondisi tubuh tidak menggunakan satu helai pakaian pun.
Berita tersebut sudah mulai menyebar hampir di semua sosial media, hanya saja belum sepenuhnya muncul.
Kemungkinan besar, besok pagi berita itu sudah mulai menyebar luas dan membuat nama baik mereka hancur. Bahkan semua akan berimbas ke karir serta reportase pun ikut terseret menjadi korbannya.
Wajah memerah, mata membola, tangan mengepal keras serta iringi oleh bunyi gemerutuk gigi yang saling beradu, membuat Bram terlihat sangat mengerikan.
Tanpa basa-basi Bram segera merebut ponsel Deo dan ingin membantingnya. Akan tetapi, secepat kilat Deo kembali mengambil ponselnya sekuat tenaga.
"Etss, ka-kalem Bro. Ini ponsel kesayangan gua!" ucap Deo, ketika ponselnya udah berada ditangannya.
"Arrghh, si*al!" teriak Bram, frustasi.
"Tenang, Bro. Tenang! Gua akan bantu lu, gua ada temen yang bisa hapus semua jejak digital ini kok. Asalkan lu bisa bayar dia dengan harga yang sangat fantastis, gimana?" tawa Deo.
Beginilah isi kepala Deo, dia akan selalu memanfaatkan keadaan selagi bisa menghasilkan untuk dirinya sendiri.
Ya walaupun mereka bersahabat, tetapi bagi Deo urusan bisnis tetaplah bisnis. Tidak akan ada sangkut pautnya antara sahabat, teman, keluarga atau pun pasangan.
"Berapa?" tanya Bram, cuek.
"1 M, gimana?" tanya balik, Deo sambil tersenyum miring.
"Nanti gua suruh si an*ying transfer ke lu!" sahut Bram, menatap tajam ke arah depan.
"Wokelah, siap. Mau kapan?" tanya Deo, kembali.
"Gua mau malam ini juga semua berita udah terhapus dari sosial media, siaran televisi dan lainnya!" tegas, Bram sambil minum.
"Oke, gua ketemu orangnya dulu. Sekalian gua mau ada urusan. Lu gapapa kan, gua tinggal?" sahut Deo.
"Slow, gua udah biasa. Lagian gua masih mau ada di sini." ucap Bram, dalam keadaan sedikit tenang.
"Ohya. Gua ada barang bagus, baru masuk 3 bulan yang lalu sih. Tapi gua jamin lu bakalan puas dah, soalnya gua udah nyoba duluan. Gila, servisannya mantep Bro. Full servis tanpa nanggung pula haha ...." goda Deo, membuat Bram langsung meliriknya.
"Lu yakin full servisan? Bukannya lu, mau bohongin gua 'kan?" tanya Bram, meyakinkan.
"Gua yakin, 100 persen. Kali ini gua enggak ngejebak lu ko. Soalnya gua juga udah nyobain hampir 3 kali, Cok! Gila sih, ini mah gua sampai ketagihan. Bahkan sekali main gua bisa 15 ronde, haha ...." sahut Deo, mencoba menghasut Bram.
"Buka harga berapa?" ucap Bram, penasaran.
"Kalau ini sih lebih mahal, Bro. Soalnya barang kesayangan gua, berkat dia usaha gua naik. Emang lu sanggup bayar 3 kali lipat dari biasanya?" ucap Deo, memainkan kedua alisnya.
"150 juta? Terus, main berapa jam?" tanya Bram kembali.
"Biasanya sih cuman 6 jam, cuman buat lu mah gua kasih seharian dah. Hitung-hitung harga temen, sekalian lu nyobainlah. Gua jamin sih, lu bakalan ketagihan. Orang gua aja sampai merem melek dibuatnya haha ...." tawa Deo pecah saat melihat ekspresi wajah Bram sangat tergiur.
"Banyak ba*cot! Gua tunggu di kamar, lu bawa tuh barang. Gua pengen liat, seberapa mantepnya sih servisan yang dia berikan!"
Bram segera bangkit dari sofa, lalu pergi menuju salah satu kamar VVIP yang terhadap di BAR. Sedangkan Deo lagi-lagi tertawa puas melihat sahabatnya, yang sudah berubah menjadi lebih baik. Cuman karena hasutannya kembali seperti sedia kala.
Deo langsung pergi ke sebuah kamar, dimana dia harus memanggil seorang wanita yang akan mengembalikan mood Bram.
Setelah mengantarkan wanita itu sampai di deoan pintu, dia langsung segera pergi dari BAR. Apa lagi, dia harus bertemu dengan seseorang dan juga temannya.
Agar urusan kejadian tersebut, akan segera diurus, dibereskan dan juga dihilangkan secara permanen dari semua jejak digital.
...***Bersambung****...
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 183 Episodes
Comments