Bab 5. Kusuma Group

Bismillahirohmanirohim.

"Kenapa kamu mengikutiku?"

Zila mengerut kesal, saat menyadari jika Sakti masih mengikutinya pergi, padahal Zila kira Sakti akan tetap diam di rumah dan tidak kemana-mana apalagi untuk mengikuti dirinya.

"Kenapa kamu diam hah? aku bertanya padamu. Lagipula untuk apa Kau mengikutiku lebih baik diam saja di rumah." Suruh Zila pada Sakti.

"Aku akan bekerja, jadi tolong kamu diam di rumah." Pinta Zila entah kenapa dia harus memohon pada Arwah yang sama sekali tidak dia kenal.

"Aku tidak mau! kemanapun kamu pergi maka aku akan mengikutimu." Tolak Sakti mentah-mentah.

"His! dasar kelas kepala terserah terserah padamu saja." Zila belum menyadari jika saat ini semua orang sedang menatap aneh pada dirinya.

"Apa dia orang gila? Kenapa pula dia bicara sendiri seperti orang gila."

"Benar apa yang kamu katakan, tapi kenapa jika di orang gila berpakaian sangat rapi seperti seorang yang bekerja di kantoran." Sahut salah satu orang yang melihat kelakuan Zila.

Zila baru menyadari apa yang dia lakukan jika saat ini dirinya bukan berada di rumah, melainkan di tempat umum dengan perasaan malu Zila segera pergi dari tempat itu.

"Ini semua gara-gara kamu Sakti! gara-gara berbicara padaku, lihat semua orang sekarang mengira aku sudah seperti orang gila." Kesal Zila.

Setelah itu Zila segera mencari angkutan umum untuk berangkat ke kantor karena dia akan benar-benar terlambat, tentu saja Sakti masih membuntutinya.

'Ih dasar arwah menyebalkan, kenapa pula dia harus mengikutiku.' Gerut Zila.

Pagi ini mood Zila benar-benar sudah hancur oleh Sakti, yang semaunya saja mengikuti Zila kemanapun dia pergi, selama ini Zila selalu hidup bebas dan tenang tapi Sejak kedatangan Sakti di rumahnya sepertinya semua menjadi tidak baik-baik saja.

Zila menatap tajam Sakti yang duduk di sebelahnya untung saja di dalam angkut itu tidak terlalu ramai orang sehingga Zila bisa bernafas dengan lega.

30 menit kemudian akhirnya Zila sampai di depan gedungnya seperti biasa pasti dia akan bertemu dengan teman satu kantornya siapa lagi kalau bukan Aya.

"Pagi Zila, aku lihat-lihat pagi ini muka kamu sudah ditekuk seperti itu ada apa?" tanya Aya yang baru saja datang sama seperti Zila.

"Pagi Aya, ya sudah ayo kita masuk daripada kita terlambat nantinya." Ajak Zila tanpa menjawab pertanyaan Aya.

Zila dan ayah sama-sama melangkah masuk ke dalam perusahaan Kusuma Group.

"Aku duluan Zila." Pamit Aya karena Aya bekerja di lantai 1 sementara Zila bertugas di lantai 2.

"Oke." Sahut Zila sambil meneruskan langkahnya.

Zila tidak menyadari jika saat ini Sakti sudah tidak lagi membuntuti dirinya, tapi walaupun begitu Zila merasa lega karena sudah tidak ada lagi yang mengganggu dirinya.

Tanpa banyak basa-basi Zila langsung masuk ke ruangannya dan segera mengerjakan pekerjaannya yang selalu menunggu dirinya pekerjaan yang selalu minta untuk diselesaikan, walaupun begitu Zila sangat menyukai pekerjaannya saat ini.

Tok

Tok

Suara pintu ruang kerja Zila di diketuk dengan sopan tanpa melihat ke arah pintu Zila Langsung angkat bicara "Masuk." Suruh Zila pada orang yang sudah mengetuk pintu ruang kerjanya.

Tak lama kemudian setelah Zila menyuruh orang itu masuk, seorang perempuan yang berpakaian kantor sama seperti Zila masuk ke ruangan itu.

"Maaf mengganggu waktu anda ibu Zila, anda dipanggil ke ruang meeting sekarang untuk melakukan meeting Pak Kusuma yang menyuruhnya."

Zila langsung mendongokan kepalanya saat mendengar apa yang orang itu katakan. "Yang benar saja apa katamu, aku di suruh meeting."

Zila berbicara seakan tidak percaya. "Hish! Pak Kusuma selalu seenaknya saja, sekarang menyuruhku meeting secara mendadak begini, kenapa dia tidak bilang sedari semalam saja." Gerut Zila merasa tidak terima.

Tapi mau mengeluh seberapapun Zila, pasti dia tetap akan menuruti apa yang disuruh oleh pak Kusuma, bos di persuahaannya.

"Huh! Kenapa bapak itu tidak pensiun juga, andai saja tak terjadi musibah pada pak Kusuma pasti CEO baru sudah digantikan oleh anaknya dan aku tidak perlu lagi mendapatkan pekerjaan secara mendadak begini."

Zila tak menyadari jika orang yang menyampaikan pesan padanya tadi masih berdiri di dekatnya.

"Kenapa kamu masih di sini?" Zila malu sendiri meruntui kebodohannya.

"Maaf ib Zila, pak Kusuma menyuruh saya untuk kembali bersama ibu Zila."

Zila menghembuskan nafas kasar. "Ya sudah ayo kita ke ruang meeting."

Zila segera beranjak dari kursinya menuju ruang meeting. 'Kamu harus tenang Zila bagaimana pun pak Kusuma adalah bosmu jadi wajar jika dia terus saja menyuruhmu.' Akhirnya Zila tersadar juga.

Zila yang sedang menahan kesalnya, berbeda dengan Sakti si arwah yang tiba-tiba datang dalam hidup Zila, saat ini Sakti tengah melihat-lihat perusahaan tempat Zila bekerja.

"Aku merasa tidak asing dengan tempat ini, aku seperti pernah melihat tempat ini tapi dimana?" bingung Sakti.

Dia terus menyusuri tempat-tempat di perusahaan Kusuma group.

"Tempatnya lumayan bagus juga sih." Ujar Sakti.

Sakti bisa bergerak bebas masuk ke dalam perusahaan itu walaupun tanpan izin, karena tidak ada satupun yang dapat melihatnya, hanya Zila satu-satunya orang yang dapat melihat keberadaan Sakti.

"Aku sedari tadi mencari keberadaan gadis itu, tapi kenapa aku tidak menemukan dia, his! sebenarnya dia berada dimana."

Sakti terus menyusuri setiap sudat ruang yang ada di dalam perusahaan Kusuma group itu. Entah sudah berapa lama dia mencari keberadaan Zila, tapi belum juga dia menemukan Zila, bahkan batang hidungnya pun tak terlihat.

"Kenapa susah sekali mencari keberadaannya." Keluh Sakti.

"Lalu siapa namanya bodoh sekali aku, aku sama sekali tidak menanyakan namanya setelah itu aku tak mengikutinya, bodohnya aku sekarang aku cari dia di mana lagi?" bertanya pada dirinya sendiripun Sakti tidak menemukan jawabannya.

Setelah puas dengan apa yang dia pikirkan Sakti kembali melanjutkan acarnya mencari keberadaan Zila. Sampai dia tiba di sebuah ruangan yang bertuliskan 'Ruang meeting.' akhirnya Sakti memutuskan untuk masuk ke dalam ruangan tersebut.

"Sepertinya aku harus memeriksa di dalam ruangan ini, apakah gadis itu berada di sini."

Sakti berkata sambil masuk ke dalam ruang meeting menembus pintu, sampai di sana dia melihat ada sekitar 20 orang yang sedang mengadakan meeting bersama dan Zila yang membawakan persentasinya.

Menggantikan Pak Kusuam yang sudah pergi 20 menit yang lalu karena ada hal mendesak.

Zila menatap Sakti tak percaya entah bagaimana dia bisa masuk ke dalam ruang Meeting. "Dia lagi, kenapa dia ada di sini." batin Zila.

Sedangkan Sakti tersenyum pada Zila. "Akhirnya aku menemukanmu juga."

Terpopuler

Comments

💕𝘛𝘢𝘯𝘵𝘪 𝘒𝘪𝘵𝘢𝘯𝘢💕

💕𝘛𝘢𝘯𝘵𝘪 𝘒𝘪𝘵𝘢𝘯𝘢💕

ayo Sakti ingat semuanya biar bisa bantu Zila 💪💪💪💪

2023-12-30

0

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!