Setelah lama berkutat di depan laptop, kini kerjaan Zahra selesai. Lalu, ia pergi ke toilet untuk merapikan penampilannya, karena ia akan rapat dengan klien begitu jam makan siang.
Saat sampai di toilet, wanita itu tersenyum melihat penampilannya seraya mengingat tentang ucapan Danis.
'Kamu terlihat lebih cantik jika berpenampilan tertutup seperti ini?'
"Terima kasih, Sayang. Ternyata kamu benar, jika aku berpenampilan seperti sebelum-sebelumnya, aku terlihat kurang sopan, tapi kalau seperti ini, aku terlihat lebih manis!" ucap Zahra seraya memutar tubuhnya di depan cermin dengan senyum yang terukir dari bibirnya.
"Ya sudah, sepertinya aku tidak perlu makai make up terlalu tebal juga, biar Danis tidak risih melihat penampilanku yang seperti tante-tante!" ucap Zahra.
Wanita itu mengambil air dan mencuci mukanya sampai bersih. Setelah itu, ia memakai make up tipis agar tidak terlihat pucat karena terbiasa memakai make up tebal.
"Aku harap Danis senang melihat penampilanku yang baru!" ucap Zahra yang terus mengingat kekasihnya tersebut.
"Perfect!" ucap Zahra tersenyum, begitu ia selesai dengan riasan barunya. Lalu, ia keluar dari toilet untuk melanjutkan menyiapkan berkas yang akan ia bawa untuk meeting.
Namun, saat Zahra membuka pintu, ia terkejut karena sudah ada Azka di ruangannya sambil duduk di sofa yang terletak di ujung ruangan.
Senyuman wanita itu pun memudar, wanita itu mengalihkan tatapannya dari Azka seraya melangkah menuju kursi kerjanya.
"Kenapa Pak Azka bisa ada di ruanganku?" tanya Zahra dengan wajah datar tanpa ekspresi.
Zahra merasa risih dengan perhatian Azka yang menurutnya terlalu berlebihan. Keduanya tidak mengenal terlalu lama, hanya saja Azka selalu berusaha mendekati Zahra hingga membuat wanita itu tidak suka berada di dekat wanita tersebut.
Azka tersenyum melihat wajah dingin Zahra, ia berusaha bersabar demi berbakti pada orang tuanya.
"Kenapa kamu selalu bersikap dingin padaku? Apakah aku punya salah?" tanya Azka menatap Zahra lekat.
Pria itu terus menatap Zahra yang masih duduk di kursi kerjanya dengan wajah yang berpaling.
"Aku tahu Bapak punya perasaan lebih untukku, aku hanya tidak ingin mengecewakan Bapak jika aku menolaknya nanti. Aku tidak ingin memberi harapan pada siapapun, karena hatiku sudah dipenuhi kekasihku," ucap Zahra.
Deg
Azka terkejut mendengar pernyataan Zahra, karena ia tidak tahu apapun tentang wanita itu selain ia dan Zahra dijodohkan.
"Kekasih?" tanya Azka dengan kening yang mengerut.
"Iya kekasih. Aku sudah punya kekasih!" jawab Zahra penuh penekanan. Hingga membuat Azka menundukkan kepalanya dengan mata yang terpejam.
"Kenapa Ayah menempatkanku di posisi yang salah? Tidak seharusnya aku berada di antara pasangan yang saling mencintai!" batin Azka dengan wajah kecewa.
"Maafkan saya, Pak! Saya tidak ingin mengecewakan Bapak, tapi aku tidak mau menyakiti Bapak lebih dalam lagi, jika Bapak meneruskan perasaan Bapak," ucap Zahra dengan wajah datar.
Wanita itu menoleh ke arah Azka, karena tidak mendapatkan jawaban dari pria itu dan seketika ia merasa bersalah karena ia menyakiti atasannya meskipun dia tidak ingin.
"Maafkan aku, Pak! Aku tahu Bapak pasti kecewa, tapi mungkin ini lebih baik," batin Zahra.
"Pak! Apakah Bapak, baik-baik saja?" tanya Zahra.
Azka pun mengangkat kepalanya seraya menatap Zahra dengan senyum lembutnya. "Maafkan aku, kamu tau sendiri kalau aku masih baru di sini. Jadi aku tidak tau kalau kamu sudah punya kekasih," ucap Azka tersenyum.
Pria itu menyembunyikan wajah kecewanya, agar ia tidak terlalu terlihat menyedihkan di depan Zahra.
"Ya sudah, ayo kita temui klien! Mereka memajukan pertemuannya, aku ke sini hanya untuk memberimu kabar, karena ponselmu tidak diangkat dari tadi," ucap Azka dengan senyum kakunya.
"Jadi Bapak ke sini untuk memberitahukan itu?" tanya Zahra salah tingkah.
Wanita itu bicara panjang lebar tanpa menanyakan maksud kedatangan atasannya tersebut hingga membuat ia malu sendiri.
"Siapkan berkas-berkas yang dibutuhkan! Tadinya aku ke sini ingin menanyakan tentang berkas untuk rapat dan akan membantumu untuk menyelesaikan jika belum kelar. Tapi sepertinya kamu terganggu dengan kehadiranku," ucap Azka tersenyum.
Zahra pun menundukkan kepalanya, wanita itu memejamkan mata erat, ia merasa malu karena ia terlalu percaya diri hingga tidak memberi kesempatan pada Azka untuk berbicara.
"Aku duluan." Azka beranjak tanpa menunggu jawaban dari Zahra, lalu melangkah pergi meninggalkan ruangan tersebut tanpa menatap wajah Zahra kembali.
Setelah memastikan Azka pergi, Zahra langsung lari menuju pintu dan menutup pintu ruangannya tersebut.
Wanita itu berdiri di balik pintu seraya memegang dadanya, ia merasa malu sendiri karena ia terlalu percaya diri hingga tidak mendengarkan ucapan atasannya tersebut.
"Mampus aku! Kenapa aku percaya diri sekali? Memangnya aku siapa? Sok kecantikan banget sih ... " Zahra menepuk-nepuk jidatnya karena merasa malu.
Setelah itu, Zahra menggeleng-gelengkan kepalanya seraya melangkah menuju meja kerjanya dan menyiapkan berkas untuk meeting.
"Pak Azka 'kan masih seminggu di sini, aku kenapa langsung menyimpulkan bahwa dia menyukaiku? Bodoh banget sih?" Zahra terus menggerutu sendiri.
"Pak Azka lulusan Istanbul, jadi mana mungkin dia menyukaiku? Secara, dia bisa mendapatkan wanita yang melebihi aku dari segala-galanya."
...🌷🌷🌷🌷🌷...
...TBC...
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 60 Episodes
Comments
Nuvia Tiway
keren lanjut kk
2024-03-02
0
nurcahaya
ya bner Ra,tpi karna rsa baktinya sama ortu dia Nerima kamu sbgai wanita yg dijodohkan dgnnya
2023-02-11
0
Ani fahath
untuk mas azka jgn putus asa yaa,,kan masih ada akuh yg setia menunggumu🙈🤣🤣🤣🤣
2023-02-02
1