Bab. 2

Dua bulan kemudian, setelah melakukan transplantasi jantung kondisi Elsa perlahan berangsur membaik. Kedua orang tuanya pun segera mengatur kepindahan mereka dari daerah ibu kota Jakarta ke daerah kota Bandung kembang.

Bu Nadia mengemas sebagian barang pentingnya saja karena jika sewaktu-waktu mereka berkunjung ke Ibu kota pasti akan menetap di rumah itu lagi.

"Ayunan esok kami akan pergi dari sini, kamu jaga diri baik-baik yah ingat tunggu aku kembali lagi yah baru kita bermain lagi seperti dulu," cicitnya Elsa Safira Nadine yang mengajak ayunannya berbicara seperti layaknya sahabat karibnya yang sedang berpamitan.

Pak Renaldi sudah meminta surat pemindahannya kepada tempat mengajar sebelumnya dan meminta kepada kepala sekolah dan beberapa staf kantor untuk merahasiakan daerah kepindahannya itu dengan menjelaskan berbagai alasan yang masuk akal sehingga tidak ada satupun yang mempersulitnya dan banyak bertanya lagi.

Erga Andrean Renaldi tidak mengikuti kedua orang tua dan adiknya berhubungan karena dia sudah berada di semester terakhir kuliahnya sehingga memutuskan untuk menetap beberapa bulan lagi barulah ikut pindah.

Kota tujuan selanjutnya mereka adalah kota Samarinda ibu kota dari Kalimantan Timur awalnya mereka akan pindah ke Bandung tapi, ternyata di kota tersebut mendapatkan pekerjaan susah dilakukan oleh pak Renaldi.

Pak Renaldi sangat bersyukur karena teman lamanya memberitahukan kepadanya jika di daerah Samarinda membutuhkan tenaga pendidik profesional seperti dirinya dan Pak Renald menerimanya dengan tangan terbuka dan penuh antusias.

"Alhamdulillah rumah ini cukup buat kita berempat walaupun tidak sebesar dan sebagus rumah kita yang ada di Jakarta tapi, aku sangat bersyukur Mas dan juga putri kita sudah sehat itu hal yang sangat penting," ujarnya Bu Nadia sambil mengatur beberapa sisa barang bawaannya ke dalam lemari.

"Iya istriku Mas juga bersyukur karena semuanya berjalan lancar sesuai dengan apa yang kita harapkan," pungkas Pak Renald.

Satu bulan kemudian, rumah yang ditempati oleh keluarga kecil tersebut ditumbuhi dengan berbagai macam jenis tanaman,baik dari jenis tumbuhan bunga dan juga pohon yang bisa berbuah dan dinikmati buahnya langsung.

Elsa duduk di salah satu ayunannya sambil memandangi buah mangga milik mamanya yang sudah berbuah itu. Ia melihat ada beberapa buah mangga yang sudah ranum dan siap untuk dipetik.

"Sepertinya buahnya enak dibuat rujak sepertinya tadi pagi aku lihat mama beli jambu, mengkudu, jambu air juga ada, pepaya kedondong juga enak andai saja ada," gumaman Elsa.

Elsa melihat buah itu yang tidak terlalu tinggi posisinya dari atas kepalanya tapi, letaknya berada di luar pekarangan rumahnya.

Elsa berusaha untuk meraih buah mangganya tapi, tidak belum berhasil juga, "Aiths sepertinya aku harus memakai kursi untuk memudahkan memetik buah itu," cicitnya gadis yang baru duduk dibangku kelas satu sekolah menengah atas itu.

Elsa segera berjalan ke arah dalam rumahnya kebetulan ia melihat ada kursi plastik yang terletak di teras rumahnya. Senyuman manis mengembang disudut bibirnya ketika mengangkat kursi tersebut.

"Alhamdulillah sekarang aku sudah bisa angkat kursi padahal dulu mencoba untuk angkat saja sudah tidak mampu," gumam nya Elsa Safira Nadine yang sangat bahagia.

Dengan penuh semangat ia mengangkat kursi itu dengan hati riang gembira, rona merah di pipinya menandakan jika ia sedang bahagia. Tanpa ia sadari sedari tadi ada seseorang yang duduk di dalam mobilnya memperhatikannya dengan seksama.

"Andai adikku masih hidup pasti seumuran dengan gadis itu,"

Elsa menaiki kursi itu bersamaan dengan pria pemilik mobil tersebut berjalan ke arahnya karena kebetulan ada urusan dengan tetangga depan rumahnya Elsa.

"Kenapa juga buahnya semakin tinggi saja padahal aku sudah menaiki kursi ini, apa butuh kayu untuk memudahkan mengambilnya yah?" Lirihnya Elsa yang semakin berusaha untuk memetiknya walaupun semakin sulit karena batang dahan ranting pohon mangga itu berayun ditambah dengan tiupan angin yang cukup kencang.

Elsa tidak mau kalah dengan keadaan hingga kursi dipijaknya itu bergoyang dan membuat tubuhnya Elsa bergoyang-goyang.

"Sedikit lagi aku bisa menggapainya," cicit Elsa.

Tapi naas kejadian itu tak terelakkan lagi hingga kaki kursinya bergerak dan berpindah posisi. Tubuhnya Elsa oleng dan condong ke belakang hingga jatuh pun pasti sudah tidak terelakkan lagi.

"Aah!!" Teriaknya Elsa.

Bagi Like, Komentar, gift iklan,poin dan koinnya dong kakak readers...

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!