Bab. 3

"Sedikit lagi aku bisa menggapainya," cicit Elsa.

Tapi naas kejadian itu tak terelakkan lagi hingga kaki kursinya bergerak dan berpindah posisi.

"Aah!!" Teriaknya Elsa.

Teriakan Elsa yang cukup nyaring di siang bolong itu mengundang beberapa orang segera melihat kondisinya.

Elsa Safira Nadine yang mengira jika dirinya sudah terjatuh di atas aspal terselamatkan oleh tangan seseorang yang sigap menolongnya.

"Ahh!" Teriak kecil Elsa.

Pria yang menolongnya itu hanya tersenyum melihat tingkah lucu gadis belia yang berada di dalam gendongannya.

"Kamu tidak perlu berteriak lagi, kamu tidak jatuh kok," ujarnya pria yang menolongnya itu.

Elsa Safira Nadine yang mendengar perkataan dari mulut orang yang menolongnya segera membuka kelopak matanya yang sedari tadi terpejam karena ketakutan.

Elsa mengerjapkan kedua bola matanya dengan bulu matanya yang lentik itu membuat sang penolong terpesona seketika itu. Elsa yang langsung bertatapan dengan pria penolongnya merasakan keanehan pada dirinya. Jantungnya tiba-tiba berdenyut cepat dan bergetar keras.

Elsa spontan memegang bagian dadanya," ya Allah apa yang terjadi padaku? Kenapa jantungku berdenyut kencang?" Batinnya Elsa.

Bu Nadia Ervina mamanya Elsa yang mendengar teriakkan putri tunggalnya itu segera berlari ke arah depan rumahnya melihat situasi yang terjadi.

"Elsa! Apa yang terjadi padamu Nak?" Tanyanya Bu Nadia dengan penuh selidik dan kekhawatiran yang berlebihan.

Beberapa tetangga pun sudah berkerumun melihat mereka. Elsa segera turun dari dalam gendongan pria itu karena merasa dirinya sudah tidak apa-apa dan tidak enak mendapatkan pelototan dari beberapa orang yang kebetulan berada di sekitar lokasi kejadian.

Bu Nadia memeriksa seluruh tubuhnya Elsa dengan rinci dan seksama tanpa terlewatkan setiap inci tubuhnya Elsa.

"Putriku apa yang terjadi padamu tadi, kenapa kamu berteriak?" Tanya Bu Nadia yang raut wajahnya sudah nampak kecemasan yang berlebih-lebihan mengingat riwayat penyakit yang diderita Elsa sebelumnya.

"Alhamdulillah saya baik-baik saja kok Ma, untung ada Tuan ini yang menyelematkan saya sehingga saya tidak terjatuh ke atas aspal," jelas Elsa yang merasa malu karena sudah banyak orang yang berdatangan satu persatu melihatnya.

"Apa benar itu Nak, kamu yang telah menolong putriku?"

"Iya Bu saya tadi kebetulan jalan melewati daerah ini dan melihat putri ibu yang hampir terjatuh sehingga saya berinisiatif untuk membantunya," terangnya pria itu.

"Ohh gitu keadaannya, Alhamdulillah makasih banyak ya Nak berkat pertolongan kamu putriku bisa terselamatkan, Elsa lain kali kalau mau ambil buah mangga minta saja sama Mama Nak, jangan sok berani seperti itu lagi yah," nasehat Bu Nadia kepada anak bungsunya itu.

Elsa hanya tersenyum cengengesan menanggapi perkataan dari mulut mamanya itu yang masih memakai apron terpasang di tubuh Bu Nadia. Orang-orang yang sempat berkerumun segera bubar dari tempat area kejadian.

"Makasih banyak ya Pak Anda sudah menolongku," ujar Elsa sebelum berlalu dari hadapannya pria itu.

"Sama-sama lain kali hati-hati," balasnya tapi Elsa sudah menjauh sehingga sudah tidak mendengar perkataan dari pria itu.

Sesekali Elsa menoleh ke arah orang yang menolongnya dan tersenyum manis. Seorang pria yang berpakaian jas lengkap berjalan tergesa-gesa ke arah sang pria.

"Tuan Muda, apa kamu baik-baik saja dan apa yang terjadi padamu?" Tanyanya pria itu.

Sedangkan orang yang dipanggil Tuan Muda hanya tersenyum menanggapi perkataan dari asisten pribadinya dan mengangkat tangannya untuk diam saja. Mereka segera berjalan melanjutkan perjalanan mereka ke tempat tujuan.

"Gadis yang ceroboh tapi manis, semoga kelak kita bertemu lagi," gumamnya.

Sejak kejadian siang hari itu, Elsa semakin dijaga dengan protektif oleh kedua orang tuanya. Waktu terus berlalu tanpa disadari, sudah lima tahun waktu yang terlewati sejak kejadian hari itu.

Elsa Safira Nadine sekarang sudah semakin dewasa dan hari ini bertepatan dengan ulang tahunnya yang ke dua puluh dua 22.

Elsa Safira Nadine duduk di depan jendela kamarnya menghadap ke arah taman kecil yang banyak ditumbuhi bunga-bunga yang sungguh sangat cantik di pagi itu. Bu Nadia berjalan ke arah dalam kamar putrinya itu.

"Assalamualaikum sayang putrinya Mama," sapanya Bu Nadia.

Elsa yang sedang banyak pikiran dan melamunkan beberapa hal segera menyudahi lamunannya itu.

"Waalaikum salam Ma," jawabnya dengan seulas senyumannya yang termanis yang dimilikinya itu.

Bu Nadia ikut berdiri di samping putri kecilnya yang sudah beranjak dewasa itu. Bu Nadia mengelus punggung anaknya yang tertutup hijab. Elsa memilih untuk memakai hijab dalam kesehariannya.

"Sepertinya ada yang sedang kamu pikirkan? Kalau bisa apa Mama boleh mengetahuinya Nak?!" Tanyanya Bu Nadia dengan penuh kelembutan.

Elsa menatap ke arah mamanya dengan tatapan matanya yang ragu dan bimbang apa kah dia harus berterus terang dengan niat dan keinginannya itu. Elsa memegang punggung tangan perempuan yang telah berjasa besar dalam kehidupannya tersebut.

Elsa menarik nafasnya terlebih dahulu lalu membuangnya perlahan," Mama aku sudah hampir sebulan mencari pekerjaan di kota tapi, hasilnya tetap tidak ada dan kemarin aku bertemu dengan Nada katanya dia baru pulang dari kota Jakarta dan di tempat kerjanya kebetulan mencari sekretaris," imbuhnya Elsa yang sedikit ragu.

Bu Nadia sudah mengerti jalan pikiran putrinya itu dengan baik dan apa yang sedang diinginkan oleh anaknya Elsa Safira Nadine.

"Ma, apa saya boleh ikut kak Nada ke Jakarta?" Pintanya Elsa di hadapan Mamanya itu.

Bu Nadia tersenyum penuh kehangatan," Mama tanya Papa kamu dulu apa dia mengijinkan kamu pergi atau tidak karena keputusannya ada sama papa kalau Mama Insya Allah selalu mendukung keputusan dan keinginanmu yang paling penting kamu bahagia Nak,"

Tanpa mereka sadari ternyata Pak Renaldi berdiri di ambang pintu dalam tangannya membawa sebuah kotak hadiah yang sudah terbungkus rapi. Pak Renaldi berpura-pura tidak mendengar pembicaraan dua wanita yang paling disayanginya di dunia ini.

"Selamat ulang tahun putri kecilnya Papa," ucapnya Pak Renald yang berjalan ke arah dalam kamar putrinya yang memperlihatkan raut wajahnya yang tidak terjadi apa-apa.

Elsa segera berlari ke arah dalam dekapan hangat pelukan papanya itu. Bu Nadia pun mengikuti langkah kaki putrinya.

"Makasih banyak Papa selalu mengingat ultahnya Elsa dan selalu saja ada perbedaan hadiahnya bahkan hadiahnya sudah memenuhi seluruh sudut kamarnya Elsa," candanya Elsa yang tersenyum bahagia dan sekaligus terharu.

"Apa pun akan Papa lakukan demi kebahagiaan anak-anaknya Papa Nak, Ingat apapun itu,!" Tegasnya Pak Renaldi yang seolah menegaskan tentang keinginannya yang baru saja ia sampaikan di depan mamanya itu.

Elsa seolah mendapat angin segar segera mulai mengatakan apa yang diinginkannya beberapa hari terakhir ini.

"Kalau gitu gimana kalau kita duduk di ruang tengah soalnya mama sudah buatkan kue dan makanan hari ini khusus untuk merayakan ulang tahunnya Elsa gimana?" Ajaknya Bu Nadia Ervina yang mendahului anaknya untuk berbicara.

Terpopuler

Comments

y1n hu

y1n hu

keluarga kecil yang harmonis

2023-02-03

2

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!