Bab 5. Permintaan Laura

Bismillahirohmanirohim.

"Paling juga semua ini cuman akal-akalan Liana, Pa, Ma." Vano angkat bicara, setelah Liana menjelaskan semuanya apa yang terjadi pada diri Liana.

"Lagi pula mana mungkin Liana bisa menolong orang, bukannya dia tidak bisa berbuat apa-apa, selain menyusahkan orang lain." sambung Vano lagi.

Mama dan Papa Liana sama-sama menghela nafas berat,.mendengar penuturan Vano, mereka tak tahu kenapa Vano dan Liana sama sekali tidak pernah akur.

'Menarik, rupanya kamu juga terang-terangan Vano menjelek-jelekan Liana di depan orang tuanya sendiri, aku suka gayamu Vano, tapi kita lihat kamu akan bertahan sampai mana? dengan permainanmu sendiri Vano, karena saat ini Liana bukanlah Liana yang dulu.' Laura tersenyum penuh misteri.

"Sudah tidak usah diperbesarkan masalah ini, yang penting adik kamu pulang dengan selamat" Mama dari Liana itu angkat bicara juga.

"Kamu Liana naik ke atas dulu ganti baju gih." suruh mama dari Liana itu.

"Oke ma. Liana ke atas dulu Ma, Pa." ucapnya tanpa berpamitan pada Vano.

"Sama gue kagak!" ketus Vano tapi Laura sama sekali tidak memperdulikan Vano.

Laura belum mengatakan pada orang tua Liana, jika dirinya akan mendaftar menjadi salah satu murid bela diri di perguruan Kalam Kilat.

Laura berniat akan mengatakannya nanti saja jika waktunya sudah tempat, untuk saat ini Laura harus meyakinkan pada kedua orang tua Liana jika tubuh Liana saat ini mampu untuk menguasai hal bela diri.

Masih di ruang tamu, Vano merasa sangat-sangat tidak suka pada Liana kali ini melebih dari sebelumnya.

Vano menatap tajam kepergian Liana. 'Awas saja kamu Liana! Mentang-mentang di hadapan mama dan papa kamu begaya seenaknya.'

'Lihat saja Liana gue tidak akan tinggal diam melihat tingkah lo yang makin kurang ajar sama gue.' geram Vano dalam benaknya, dia begitu kesal pada Liana.

Entah apa salah Liana pada saudara sepupunya itu hingga membuat Vano begitu membenci dirinya.

Sampai di kamar Liana, Laura segera membersihkan diri, hari ini begitu melelahkan bagi gadis berumur 19 tahun itu yang kini dirinya tiba-tiba menjadi berumur 17 tahun.

Banyak hal yang Laura alami ini bukan hanya tentang dirinya sebelum dieksekusi, tapi juga tentang Liana yang saat ini tubuh dan jiwa Laura sudah menyatu pada gadis cupu ini.

"Gue curiga sama ketua Sinta, firasat gue mengatakan jika dia lah dalang dari memfitnah gue."

Sebelum masuk ke kamar Liana, Laura pasti akan selalu mengunci kamarnya terlebih dahulu, karena tak mau Vano masuk secara tiba-tiba dan maunya sesuka hati saja.

Kali ini Laura bebas di dalam kamar Liana, karena kamar itu kedap suara, setelah selesai membersihkan diri Laura menatap pantulan diri Liana dari cermin.

"Wajah yang indah, tapi sayang disembunyikan di balik dandanan yang begitu cupu."

"Jika aku nilai-nilai wajah Liana dan wajahku dulu masih cantik wajah Liana, wajahnya putih mulus dan bersih, tak ada satupun jerawat yang hinggap di wajah ini, lalu hidung bangir yang selalu aku inginkan."

"Bagaimana tidak dulu saat gue masih di dalam tubuh asli gue, gue punya hidung yang sedikit pesek, hihihihi." Laura terkekeh geli sendiri.

Setelah puas memuji wajah Liana, akhirnya Laura memikirkan rencana untuk menyelesaikan semua masalah yang ada, masalah datang bertubi-tubi pada dirinya dari segala arah.

Tok

Tok

Tok

Saat hari sudah gelap dan matahari sudah tidak lagi muncul digantikan oleh sinar rembulan dan bintang-bintang, suara ketukan dari pintu kamar Liana membuat Laura menyudahi kegiatannya, Laura tak hanya menyusun rencananya saja, tapi dia juga membaca beberapa curhatan yang amat memilukan yang ditulis oleh Liana di buku diarynya.

"Siapa?" tanya Laura saat ketukan pintu dari kamar Liana tak kunjung berhenti.

"Bibi neng Liana, kata ibu suruh makan malam dulu." sahut orang dari luar kamar.

Liana beranjak dari tempat duduknya mendekati pintu kamar. "Iya bi aku segera menyusul." sahut Laura.

Saat Laura sudah membuka pintu kamar Liana ternyata sudah tidak ada siapa-siapa lagi, Laura akhirnya memutuskan untuk turun ke bawah menyusul orang tuanya yang sudah berada di ruang makan.

Baru beberapa langkah Laura menuruni anak tangga suara deheman dari seseorang membuat Laura mengehentikan langkahnya, sambil menoleh ke tangga atas.

"Hmmmm." Laura tahu itu suara siapa? Siapa lagi kalau bukan Vano, hanya Vano yang membenci Liana di dalam rumah ini.

Dari tangga yang Laura pijak dia dapat melihat Vano yang menatapnya dengan tajam, setelah melihat Vano sekilas Laura kembali melanjutkan langkahnya.

'Lo kira gue takut dengan tatapan tajam nggak ada apa-apanya itu Vano. sayang sekali tidak! gue bukan Liana si gadis lemah, gue Laura gadis yang tidak mudah ditindas oleh siapapun.'

Sementara Vano menatap heran pada Liana. "Kenapa sifatnya berubah? Lalu kenapa dia tidak takut dengan tatapan tajam ku?"

Vano yang pusing memikirkan perubahan sikap Liana, akhirnya memutuskan untuk menyusul ke ruang makan.

Sampai Vano disana mereka semua segera menyantap hidangan yang sudah disiapkan oleh pekerja di rumah itu.

Hal satu ini juga membuat Laura bertanya-tanya, Liana anak dari orang yang sedikit kayak (berkecukupan) tapi entah kenapa penampilan yang Liana buat begitu cupu.

Entahlah memikirkannya saja Laura sedikit bingung. "Ma, Pa setelah ini Liana ingin meminta izin pada kalian." ucap Laura setelah dia selesai menghabiskan makannya.

"Kamu mau bicara apa sayang?" tanya sang mama memastikan.

"Mam nanti saja jika kita sudah selesai makan." tegur papa Liana.

Vano kali ini hanya diam saja tak bicara apa-apa bahkan setelah selesai makan malam pun dia pamit langsung ke kamarnya.

"Ma, Pa Liana mau izin untuk masuk ke perguruan bela diri, perguruan Kalam kilat, boleh ya?" Kali ini Laura mengeluarkan tatapan memohon andalan miliknya.

"Memangnya kenapa sayang tiba-tiba ingin berlatih bela diri?" sang mama menatap heran pada putrinya satu-satunya itu.

"Tidak apa Ma, hanya saja Liana bosan jika terus membaca buku saja, setelah itu tidak ada kegiatan lain." tak mungkin Laura akan menjawab dengan jujur.

"Tapi bukankah di perguruan Kalam kilat itu setahu papa setiap murid yang mendaftar harus menginap di sana?" papa Liana ragu untuk mengizinkan anaknya berada di area perguruan Kalam Kilat.

"Besok papa datang dengan Liana, siapa tahu saat papa meminta Liana boleh pp, pihak dari perguruan Kalam kilat akan mengizikan Liana, jika Liana boleh belajar bela diri tak menginap."

"Boleh ya pliss, pliss, plisss."

"Tapi bagaimana jika tidak diperbolehkan sayang."

"Dicoba saja dulu ya Ma, Pa."

"Baiklah."

Episodes
1 Bab 1. Hukum m@ti
2 Bab 2. Sekolah
3 Bab 3. Bertemu Filia
4 Bab 4. Liciknya Sinta
5 Bab 5. Permintaan Laura
6 Bab 6. Guru baru
7 Bab 7. Datang ke perguruan
8 Bab 8. Takjub
9 Bab 9. LauLia Vs Jessica
10 Bab 10. Pak Glen!
11 Bab 11. Dihukum
12 Bab 12. Fisik kuat
13 Bab 13. Murid baru
14 Bab 14. Pagi-pagi
15 Bab 15. Masuk jebakan
16 Bab 16. Zara marah
17 Bab 17. Gagal lagi
18 Bab 18. Motor Sport
19 Bab 19. Tanda pengenal
20 Bab 20. Pemimpin
21 Bab 21. Kejar-kejaran
22 Bab 22. Hadiah?
23 Bab 23. Cctv
24 Bab 24. Kado
25 Bab 25. Kacau
26 Bab 26. Video
27 Bab 27. Pelaku
28 Bab 28. Kebenaran
29 Bab 29. Pertarungan
30 Bab 30. Plat
31 Bab 31. Makan malam.
32 Bab 32. Buku diary
33 Bab 33. Tingkat Level
34 Bab 34. Petunjuk
35 Bab 35. Penyusuk
36 Bab 36. Dipermalukan
37 Bab 37. Laura Vs Pemimpin
38 Bab 38. Balas dendam Laura
39 Bab 39. Sudah tau
40 Bab 40. Impas yg lebih memalukan
41 Bab 41. Ruang pengobatan
42 Bab 42. Tabrak lari
43 #Masuk rumah sakit
44 Bab 44. Belum tobat
45 Bab 45. Bertemu Liana
46 Bab 46. Sembuh
47 Bab 47. Laura Vs Vano
48 Bab 48. Mengurus uang Vano
49 Bab 49. Hari pertama ujian
50 Bab 50. Menemukan pelaku
51 Bab 51. Mengancam
52 Bab 52. Mimpi seperti nyata
53 Bab 53. Juara umum
54 Bab 54. Jessica masuk penjara
55 Bab 55. Kesiangan
56 Bab 56. Menemui guru Han
57 Bab 57. Ruang Rahasia
58 Bab 58. Hadiah dari Laura
59 Bab 59. kebenaran tentang Laura
60 Bab 60. Menceritakan
61 Bab 61. Saling diam
62 Bab 62. Ikhlas
63 Bab 63. Masa lalu
64 Bab 64. Saling memaafkan
65 Bab 65. Tentang Nama
66 Bab 66. Balasan dari ikhlas
67 Promo novel baru
Episodes

Updated 67 Episodes

1
Bab 1. Hukum m@ti
2
Bab 2. Sekolah
3
Bab 3. Bertemu Filia
4
Bab 4. Liciknya Sinta
5
Bab 5. Permintaan Laura
6
Bab 6. Guru baru
7
Bab 7. Datang ke perguruan
8
Bab 8. Takjub
9
Bab 9. LauLia Vs Jessica
10
Bab 10. Pak Glen!
11
Bab 11. Dihukum
12
Bab 12. Fisik kuat
13
Bab 13. Murid baru
14
Bab 14. Pagi-pagi
15
Bab 15. Masuk jebakan
16
Bab 16. Zara marah
17
Bab 17. Gagal lagi
18
Bab 18. Motor Sport
19
Bab 19. Tanda pengenal
20
Bab 20. Pemimpin
21
Bab 21. Kejar-kejaran
22
Bab 22. Hadiah?
23
Bab 23. Cctv
24
Bab 24. Kado
25
Bab 25. Kacau
26
Bab 26. Video
27
Bab 27. Pelaku
28
Bab 28. Kebenaran
29
Bab 29. Pertarungan
30
Bab 30. Plat
31
Bab 31. Makan malam.
32
Bab 32. Buku diary
33
Bab 33. Tingkat Level
34
Bab 34. Petunjuk
35
Bab 35. Penyusuk
36
Bab 36. Dipermalukan
37
Bab 37. Laura Vs Pemimpin
38
Bab 38. Balas dendam Laura
39
Bab 39. Sudah tau
40
Bab 40. Impas yg lebih memalukan
41
Bab 41. Ruang pengobatan
42
Bab 42. Tabrak lari
43
#Masuk rumah sakit
44
Bab 44. Belum tobat
45
Bab 45. Bertemu Liana
46
Bab 46. Sembuh
47
Bab 47. Laura Vs Vano
48
Bab 48. Mengurus uang Vano
49
Bab 49. Hari pertama ujian
50
Bab 50. Menemukan pelaku
51
Bab 51. Mengancam
52
Bab 52. Mimpi seperti nyata
53
Bab 53. Juara umum
54
Bab 54. Jessica masuk penjara
55
Bab 55. Kesiangan
56
Bab 56. Menemui guru Han
57
Bab 57. Ruang Rahasia
58
Bab 58. Hadiah dari Laura
59
Bab 59. kebenaran tentang Laura
60
Bab 60. Menceritakan
61
Bab 61. Saling diam
62
Bab 62. Ikhlas
63
Bab 63. Masa lalu
64
Bab 64. Saling memaafkan
65
Bab 65. Tentang Nama
66
Bab 66. Balasan dari ikhlas
67
Promo novel baru

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!