Bismillahirohmanirohim.
"Aku bukan membawa orang sembarangan ke perguruan kita, hanya saja Adik ini telah menolongku dari serangan beberapa preman." jawab Filia, saat salah satu orang yang bicara itu ternyata seorang ketua.
Filia juga merupakan salah satu guru beladiri di perguruan Kalam kilat tersebut sama dengan adiknya dulu Laura.
"Kamu berani membantah saya!" ketua perguruan Kalam kilat yang merupakan seorang perempuan itu menatap tajam Filia dan juga Liana.
"Maaf jika saya lancang, jika kalian tidak menerima saya di sini tidak apa, karena Kak Filia yang membawa saya ke sini. Kalian akan menerima saya jika saya mendaftarkan diri sebagai salah satu murid di perguruan ini Apakah kalian akan menerima saya?"
Laura yang dari tadi mengamati mereka semua akhirnya memutuskan untuk kembali masuk ke dalam perguruan Kalam kilat dengan jati diri yang berbeda.
"Boleh tapi kamu harus tahu persyaratan, apa yang harus kamu lakukan ketika mendaftar di perguruan ini, syarat pertama orang tuamu harus datang ke perguruan Kalam Kilat."
"Syarat kedua kamu harus bisa menguasai satu jurusan beladiri dari perguruan mana saja atau kamu memiliki jurusan kamu sendiri."
Laura menyeringai saat mendengar kata-kata yang keluar dari mulut ketua yang bernama Sinta.
"Tapi ketu-" ucap salah satu ketua lainnya, berada di sebelah ketua Shinta tapi belum selesai dia bicara Sinta sudah lebih dulu menghentikan ucapannya.
"Sudah diam! ini peraturannya Jika kamu tidak sanggup maka silahkan angkat kaki dari tempat ini!" ancam Sinta, sambil menatap Liana dengan tatapan mengejek.
Sinta seakan merendahkan Liana, padahal dulu keahliannya dengan keahlian Laura jauh berbeda. Laura jauh di atasnya, sedangkan dia masih di bawah Laura. Kekuatan bela diri Sinta hampir sama dengan kekuatan bela diri milik Filia saat ini kedua orang itu mencapai level 8.
Sedangkan Laura sudah mencapai level 15, 5 level lagi maka dia akan memasuki tahap level 20 yang artinya level Sempurna sudah Laura miliki, tapi karena kan jadian yang telah memfitnah dirinya dia tidak bisa melanjutkan level tersebut.
Saat ini level Laura mengurang kembali menjadi level 9, karena sisa level yang lainnya digunakan untuk memperkuat tubuh milik Liana. Tubuh Liana terlalu lemah sehingga membuat Laura turun level kekuatan yang dia miliki.
"Aku setuju dengan persyaratannya, Baiklah kalau begitu aku akan pulang dulu, besok aku akan kembali ke sini lagi." keputusan Laura.
Sudah bulat keputusannya, dia akan mencari tahu siapa yang sudah memfitnah dirinya.
"Alh, paling juga besok adik kecil ini tidak akan kembali lagi." ejek Sinta pada Liana.
"Kakak tenang saja, aku bukanlah seorang yang tidak pernah menepati janji, aku Liana orang yang selalu menepati janjiku." ucap Laura lantang.
'Aku begitu salut dengan gadis ini dia begitu berani pada Sinta, padahal para murid di perguruan ini paling takut dengan Sinta the geng' batin Filia.
"Baik, kau buktikan saja, kami akan menunggu kamu datangmu ke sini. Paling juga besok kamu akan menangis-nangis karena tidak diizinkan oleh orang tuamu untuk masuk ke perguruan ini." ejek Sinta lagi pada Laura.
Tapi Laura sama sekali tidak mempedulikan apa yang dikatakan oleh Sinta, dia melangkah pergi dari hadapan orang-orang itu.
'Kak Sinta tidak berubah sama sekali, atau mungkin dia tidak akan pernah berubah untuk selamanya?' batin Laura.
"Liana biar kak Filia antar ke depan." tawar Filia.
Dia tak hanya sekedar menawarkan diri pada Liana, dia berjalan mendekati Liana.
"Terima kasih kak, mari semua." ucap Laura dengan ramah.
Setelah kepergian Liana dan Filia, Sinta menghempaskan kuat guci yang sedang dia pegang.
"Orang-orang tidak becus itu, bagaimana bisa mereka kalah dengan Filian dan gadis SMA cupu itu!" maki Sinta.
"Aku tidak mau tahu, kalian semua harus mencari cara untuk kembali melenyapkan Filia!" Sinta menatap tajam semua orang yang berada di hadapannya.
"Baik ketua Sinta! kami pastikan ini untuk terakhir kalinya kami melakukan kesalahan."
"Good."
Filia benar-benar mengantar Liana atau Laura sampai ke depan gerbang ke perguruan Kalam kilat, Filia merasa tidak enak hati padahal Liana. Liana sudah menolong dirinya. Saat dia membawanya Liana ke perguruan Kalam Kilat, malah Liana mendapatkan perlakuan yang tidak baik sama sekali oleh para orang-orang yang tinggal di sana.
"Maafkan kakak, karena kakak membawamu ke sini semuanya menjadi seperti ini dan kakak juga minta maaf atas perlakuan mereka yang tidak enak pada dirimu." sesal Filia.
"Tidak apa kak."
"Aku hampir melupakan sesuatu, mari kita berkenalan, Aku Filian, kamu?" Filia menyadarkan tangannya pada gadis yang masih berbalut seragam SMA itu.
"Liana kak." Laura menjabat tangan Filia dengan santun.
"Nama yang indah Senang bisa berkenalan dengan kamu Liana." ucap Filia sambil melepaskan tangan mereka berdua tak lupa Filia juga tersenyum manis kepada Liana.
"Aku juga senang bisa mengenal kak Filia." sahut Luara.
Setelah Laura berbincang sebentar pada Filia sebelum dia pulang ke rumah tadi, akhirnya setelah hampir 40 menit menempuh perjalanan pulang ke rumah Liana, Laura sampai juga di depan Rumah Liana.
"Dari mana saja kau?!" baru saja Laura sampai di depan rumah Liana, tapi Vano sudah menatapnya dengan tajam.
"Bukan urusan lo!" sahut Laura sambil meninggalkan Vano.
" Anak itu sudah mulai berani sama gua, awas aja lo Liana gue akan beri perhitungan." Vano begitu kesal dengan tingkah laku Liana saat ini.
setelahnya Vano menyusul Liana masuk ke dalam rumah. "Awas lu Liana! Tunggu aja pembalasan gue." kesal Vano.
"Liana Kamu dari mana saja? Mama dan Papa begitu khawatir padamu, Kenapa kamu tidak pulang bersama kak Vano."
Laura menyalami kedua orang tua Liana, sekarang sudah menjadi orang tuanya tak lupa Laura mencium orang tua Liana.
"Maafkan Liana sudah membuat kalian khawatir mama, papa, Liana tidak bermaksud seperti itu." sesal Laura.
"Alh, paling juga abis kelayapan dia Ma, Pa." sambung Vano yang memang sengaja ingan membuat Liana terpojokan.
Bukan Laura namanya jika tidak membela diri saat dia benar tapi disalahkan oleh orang lain. 'Sayang sekali Vano kamu salah mencari lawan, kamu belum tahu siapa Liana yang saat ini.' batin Laura menyeringai.
"Tidak kok Ma, Pa."
"Ngeles aja bisanya lo." sahut Vano lagi.
"Sudah tidak usah ribut dan kamu Vano kita dengarkan dulu penjelasan adikmu." Lerai mama dari Liana.
"Ya." sahut Vano singkat.
Vano memang saudara sepupu seayah dari Liana, tapi kedua orang tua Vano sudah tiada, sehingga orang tua Liana merawat Vano sampai saat ini, mereka sudah menganggap Vano seperti anak sendiri.
Akhirnya Laura menjelaskan pada orang tua Liana apa yang terjadi sehingga membuat dirinya telat pulang.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 67 Episodes
Comments
nuke
dih si vano numpang tinggal dirumahnya liana aja belagu
2023-03-25
2
Sinta Safira
kenapa nama sinta jd karakter jahat😢😂. aku kan baik orgnya😁
2023-03-14
2
Mahasiswi GenZ
selalu atau salut kak?
2023-02-13
4