Part 1 (Bertemu Kembali)

Di desa, tepatnya di sebuah hunian mewah yang terdapat di kaki gunung, juga di samping perkebunan teh yang berhektar-hektar luasnya.

Di sana didalam hunian mewah itu, tepatnya didalam ruangan yang lengkap dengan fasilitas fitnes, di sana, di depan samsak yang menggantung, seorang gadis berumur 17tahun terlihat tengah memukul juga menendang samsak yang bergelantungan fi hadapannya.

BHAK-BHUK... BHAK-BHUK!! suara samsak yang di pukul juga ditendang memenuhi ruangan.

"Kakak!! Kak Kai!" teriak seorang gadis remaja memanggil kakaknya.

Menoleh gadis yang ada di hadapan samsak itu kearah sumber suara, "Apa Za?" sahutnya.

"Kak Kaira dipanggil ibuk!" teriak Zahira, adik dari Kaira.

"Oh..." sahut Kaira dengan melepas sarung tangan yang di kenakan nya, kemudian gadis itu menyambar jaket yang ia gantung di sisi kanan samsak kemudian dipakainya jaket itu dengan berjalan mengikuti Zahira.

"Ada apa Za?" tanya Kaira sambil berjalan beriringan dengan Zahira.

"Nggak tau, ibuk nyariin kakak, Uncle katanya mau pulang, terus kakak disuruh jemput ke bandara deh kayaknya." jelas Zahira.

"Uncle?" tanya Kaira dengan mengerutkan alisnya, gadis itu terdiam cukup lama.

"Iya kata ibuk, itu Uncle kita, mau pulang, entah ada apa? Kata nenek dia mau pulang kalau udah mau manikah? Mungkin Uncle pulang bersama dengan calon istrinya." cerocos gadis SMP itu.

"Ih dasar kamu tukang nguping ya!" Kaira mencubit gemas lengan adiknya itu.

"Aduh duh sakit kak Kai! Tapikan kalau Zahira nggak nguping, kak Kai nggak bakal dapat bocoran." kilah gadis remaja yang tak mau di bilang tukang nguping itu.

Setibanya di ladang, Kaira segera menghampiri ibunya yang bernama Annisa, "Ada apa Buk?" tanya gadis SMA itu.

"Nanti jam lima kamu jemput Uncle Zain ya, masih ingat kan?" tanya Annisa.

"Uncel Zain? yang dulu tinggal di sini itu? Inget-inget lupa sih, orang nggak pernah pulang ngapain pakai pulang segala sih Buk!" sedikit menggerutu Kaira dengan kepulangan Zain.

"Hush!! Nggak boleh begitu! Bagaimana pun rumah kita bisa semewah ini juga karena di renovasi sama keluarganya!" jelas Annisa memperingatkan anak gadisnya.

"Ya... karena masih ada nenek Flo, coba kalau udah nggak ada!" gerutu Kaira lagi.

"Hush!! Jangan ngawur kamu!" sedikit mencubit Kaira, Annisa meperingatkan gadis itu.

Walau pun sedikit menggerutu, akhirnya Kaira pergi juga untuk menjemput Zain ke Bandara, mengendarai mobil avanza hitam gadis itu membelah jalanan menuju Bandara Adi Soemarmo.

Setibanya di Bandara...

Kaira terlihat bingung, "Bagaimana rupa wajahnya sekarang ya? Nanti kalau sampai aku salah orang gimana?"

Berpikir dengan otak geniusnya, Kaira akhirnya menuliskan nama Zain Julio Zora di atas kertas karton yang mana tulisannya sangat besar dan dapat dilihat dari jarak 1km sekalipun.

Tak lama kemudian seorang laki-laki dengan mengenakkan sweater hitam di padu dengan celana jeans, juga kacamata hitam yang nangkring di atas hidung bangir nya, berjalan mendekati Kaira.

"Apa dia Uncle Zain? akh tidak mungkin, dia terlalu muda untuk dipanggil om-om." batin Kaira dengan mengabaikan laki-laki tampan yang kini sudah berdiri disampingnya.

"Jemput orang?" tanya laki-laki itu.

"Hem!" sahut Kaira cuek.

"Siapa namanya?" tanya laki-laki itu lagi.

"Maaf, tulisan sebesar ini apa anda tidak bisa melihatnya?" ketus Kaira tanpa memandang laki-laki itu.

"Kenapa tidak bertanya? Jika kau berdiri di sini hanya dengan mengandalkan tulisan ini maka kau tidak akan pulang-pulang." ucap laki-laki itu dengan membuka pintu mobil Kaira dan duduk di kursi kemudi, lalu menyalakan mesin mobil itu.

Mendengar deru mesin mobil nya, Kaira segera berbalik dan mengejar, "Woy! Woy! Woy! Berhenti Woy!!" teriak Kaira dengan mengejar dan berhasil meraih handel pintu mobil dan segera Kaira melompat masuk dan duduk di samping laki-laki itu.

"Berhenti nggak!" teriak Kaira dengan suara lantangnya.

"Lincah juga!" sahut laki-laki itu masih dengan terus mengemudikan mobilnya.

Bahkan laki-laki itu menginjak pedal gas dengan sangat dalam sampai kecepatan laju mobil itu di atas rata-rata.

"Astaga!! Lo kira-kira dong kalau bawa mobil! Mobil orang ini!" teriak Kaira dengan berpegangan pada handel di atas jendela mobil.

"Dah lo tenang aja, gue paling handal bawa mobil!" sahut laki-laki itu tanpa menoleh sedikitpun ke arah Kaira.

Tak butuh waktu lama, mobil yang mereka tumpangi sudah berparkir indah di halaman depan hunian mewah.

Tanpa memperdulikan Kaira laki-laki itu sudah turun dari mobil dan masuk kedalam rumah besar itu.

"Nenek?" sapa nya dengan senyum yang lebar kemudian berlari mendekati seorang wanita tua yang duduk di atas kursi roda.

"Zain kau sudah sampai nak? Bagaimana perjalanan mu? Kau baik-baik saja?" tanya Flora dengan membelai wajah tampan dengan rahang tegas juga mata tajam itu.

"Zain ba... "

"Huegh... Huegh..." Belum selesai Zain menjawab, dari luar terdengar suara orang muntah-muntah.

"Loh... Siapa itu? Nis? Annisa?" teriak Flora memanggil cucu nya.

"Iya nek!" teriak Annisa dari arah dapur, wanita itu berlari kearah sumber suara.

Setibanya di ruang tamu, "Loh Zain? Sudah sampai? Kaira mana?" tanya Annisa, sedangkan Zain hanya mengendikkan bahunya, tanda tak mengerti.

"Loh? Tadi mbak suruh dia buat jemput kamu loh, apa jangan-jangan tu anak malah main?"

"Huegh... huegh... " Terdengar lagi suara orang muntah-muntah di halaman depan.

"Loh... itu suara Kaira." Gumam Annisa dengan menatap kearah pintu utama.

"Coba kamu lihat Nis, barang kali benar Kaira, kenapa dia? Apa masuk angin?" Flora mengkhawatirkan kondisi buyutnya itu.

Annisa berjalan keluar mendekati putri sulungnya yang tengah mengeluarkan isi perutnya.

"Kai? Nduk? kamu kenapa sayang?" tanya Annisa dengan memijit tengkuk Kaira.

Menggeleng gadis itu, tak menjawab dengan suara, Kaira hanya menunjuk kedalam rumah.

"Kamu sakit nak? Cerita sama Ibuk Sayang!" Annisa khawatir dengan gadis remajanya itu.

"Dia! karena orang gila itu membawa mobil dengan ugal-ugalan buk! Bahkan Uncle saja masih belum ketemu, tapi mobil ku di bawa dia, terpaksa Kaira pulang tanpa Uncle." gerutu gadis itu.

Sedangkan Zain berdiri di samping Annisa dengan bersedekap menatap Kaira.

"Uncle? Tapi Uncle Zain sudah di sini sayang, ini Uncle mu." ucap Annisa memperkenalkan kembali Uncle Zain kepada putri sulungnya.

"WHAT?!!!" ternganga dengan mata yang membulat, Kaira tak mengerti, yang benar saja dia mempunyai Uncle yang setampan dan semuda ini, tak habis pikir Kaira menatap Zain, "Bilang kek dari tadi!" gerutu gadis itu dengan berjalan masuk ke dalam rumah meninggalkan ibu dan juga om gantengnya.

Annisa hanya menggelengkan kepalanya, "Kau mengerjai keponakan mu Zain?" Annisa menaikkan salah satu alisnya dengan melipat kedua tangannya di depan dada.

Sedangkan Zain mengendikkan bahunya, dengan senyum miring, netra tajam itu masih memandang gadis yang berlalu memasuki hunian mewah itu.

"Dia Kaira si gemoy dulu itu kak?" tanya Zain dengan memandang Annisa.

"Iya, dasar kau ini, sekalian saja tidak pulang kampung! Sudah berapa lama kau tinggal di kota besar itu, sampai keponakan sendiripun kau tidak mengenalinya." cetus Annisa.

"Ya... Gimana ya? Sibuk aku tuh, mbak Nisa tau sendiri kan, gimana ayah?" Mereka berjalan menuju ruang tengah.

"Apa om masih bekerja sekeras dulu?" tanya Annisa, karena memang keluarga Zain sudah lama sekali tidak pulang kampung.

"Yaaaaa seperti yang mbak Nisa pikirkan, bahkan dia berpikir agar aku meneruakan jabatannya itu. " jelas Zain.

"Dasar anak nakal! Ayah mu itu mau kau jadi orang sukses!" timpal Flora ketika Annisa dan Zain tiba di ruang tengah.

"Tapi nek, Zain masih muda, Zain juga pengen bersantai dulu sebelum sibuk dengan uang yang membuat Zain pusing!" Dengan duduk bersimpuh di samping kursi roda Flora, Zain menyahuti neneknya.

"Tapi bener lo Zain, nyatanya keluarga kalian bisa membangun rumah ini dari no, sampai sebesar ini." sahut Annisa.

"Hemz... terserah kalian saja, pokoknya di sini Zain mau istirahat, mau bersantai dulu." ucap pemuda tampan itu dengan beranjak dari lantai menuju sofa dan merebahkan tubuhnya di sana.

"Istirahat lah di kamar mu! Tadi mbok Diyah sudah membersihkannya." ucap Annisa dengan melempar turun kaki Zain yang baru sana naik ke atas sofa.

"Asih Mbak ini, ok lah." sahut Zain yang segera berjalan menuju lantai dua bangunan megah itu.

...~🌼~...

Di dalam kamar Kaira...

Setelah membanting pintu kamar nya gadis remaja itu menelungkup kan tubuhnya di atas ranjang empuknya.

"Aaaaaaaaaaaaaaaaa!!" teriak Kaira dengan wajah yang tertutup bantal bisa jadi ia sangat malu hari ini, karena salah mengenali Uncle nya...

Terpopuler

Comments

Jue

Jue

Oh Zein ini Bapa saudara sepupu Kaira , Aku ingatkan Adik kandung Ayah atau Ibunya Kaira tadi , Jadi sah-sah aja nikah , Seumpama Saidina Ali serta Saidatina Fatimah .

2023-09-25

1

lihat semua
Episodes
1 Perkenalan dan Visualan
2 Part 1 (Bertemu Kembali)
3 Part 2 (Uncle Jahil)
4 Part 3 (KePadepokan)
5 Part 4 (Pulang Telat)
6 Part 5 (Tanggung Jawab)
7 Part 6 (Rasa Aneh)
8 Part 7 (Salah Tingkah)
9 Part 8 (My First Kiss)
10 Part 9 (Curiga)
11 Part 10 (Duel)
12 Part 11 (Ini Sakit)
13 Part 12 (Go Move On!)
14 Part 13 (Alasan yang menusuk hati)
15 Part 14 (Takut Jatuh Cinta)
16 Part 15 (Jodoh kelewat usia)
17 Part 16 (Hantu Air)
18 Part 17 (Jangan terburu-buru)
19 Part 18 (Ancaman)
20 Part 19 (Penjelasan)
21 Part 20 (Kesepakatan)
22 Part 21 (Macet)
23 Part 22 (Curhat)
24 Part 23 (Mimpi Buruk)
25 Part 24 (Panik)
26 Part 25 (Info Gadis pilihan Zain)
27 Part 26 (Manfaatkan saja)
28 Part 27 (Surat Lagi)
29 Part 28 (Bukti Move On)
30 Part 29 (Tidak Terduga)
31 Part 30 (Rooftop)
32 Part 31 (Perasaan yang sama)
33 Part 32 (Debaran)
34 Part 33 (Kembali LDR)
35 Part 34 (Beasiswa ke Korea)
36 Part 35 (Foto & Salah Paham)
37 Part 36 (Melamar Kerja)
38 Part 37 (Tinggal satu atap)
39 Part 38 (Beda Pendapat)
40 Part 39 (Kepergok)
41 Part 40 (Sidang)
42 Part 41 (Keputusan)
43 Part 42 (Bersimpah Darah)
44 Part 43 (Donor Darah)
45 Part 44 (Test DNA)
46 Part 45 (Mencabut Tuntutan)
47 Part 46 (Will You Marry Me?)
48 Part 47 (Nikah Dadakan)
49 Part 48 (Mobil)
50 Part 49 (Persiapan Resepsi)
51 Part 50 (Fitting)
52 Part 51 (CCTV)
53 Part 52 (Resepsi)
54 Bonus Part 1
55 Bonus Part 2
56 Promosi Novel Dea Zoraya
Episodes

Updated 56 Episodes

1
Perkenalan dan Visualan
2
Part 1 (Bertemu Kembali)
3
Part 2 (Uncle Jahil)
4
Part 3 (KePadepokan)
5
Part 4 (Pulang Telat)
6
Part 5 (Tanggung Jawab)
7
Part 6 (Rasa Aneh)
8
Part 7 (Salah Tingkah)
9
Part 8 (My First Kiss)
10
Part 9 (Curiga)
11
Part 10 (Duel)
12
Part 11 (Ini Sakit)
13
Part 12 (Go Move On!)
14
Part 13 (Alasan yang menusuk hati)
15
Part 14 (Takut Jatuh Cinta)
16
Part 15 (Jodoh kelewat usia)
17
Part 16 (Hantu Air)
18
Part 17 (Jangan terburu-buru)
19
Part 18 (Ancaman)
20
Part 19 (Penjelasan)
21
Part 20 (Kesepakatan)
22
Part 21 (Macet)
23
Part 22 (Curhat)
24
Part 23 (Mimpi Buruk)
25
Part 24 (Panik)
26
Part 25 (Info Gadis pilihan Zain)
27
Part 26 (Manfaatkan saja)
28
Part 27 (Surat Lagi)
29
Part 28 (Bukti Move On)
30
Part 29 (Tidak Terduga)
31
Part 30 (Rooftop)
32
Part 31 (Perasaan yang sama)
33
Part 32 (Debaran)
34
Part 33 (Kembali LDR)
35
Part 34 (Beasiswa ke Korea)
36
Part 35 (Foto & Salah Paham)
37
Part 36 (Melamar Kerja)
38
Part 37 (Tinggal satu atap)
39
Part 38 (Beda Pendapat)
40
Part 39 (Kepergok)
41
Part 40 (Sidang)
42
Part 41 (Keputusan)
43
Part 42 (Bersimpah Darah)
44
Part 43 (Donor Darah)
45
Part 44 (Test DNA)
46
Part 45 (Mencabut Tuntutan)
47
Part 46 (Will You Marry Me?)
48
Part 47 (Nikah Dadakan)
49
Part 48 (Mobil)
50
Part 49 (Persiapan Resepsi)
51
Part 50 (Fitting)
52
Part 51 (CCTV)
53
Part 52 (Resepsi)
54
Bonus Part 1
55
Bonus Part 2
56
Promosi Novel Dea Zoraya

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!