Kematian Thomas

Setelah selesai membersihkan diri Resha kembali ke ruang rawat Gilbert. Pria itu tampak termenung dengan pandangan kosong. “Baru kali ini aku melihatmu melamun,” ungkap Resha. Ia duduk di hadapan Gilbert dengan pakaian tidurnya.

“Memangnya melamun hanya boleh di lakukan oleh orang-orang tertentu saja?”

Resha menggelengkan kepalanya. “Kau menyadarinya?” seharusnya Resha tahu jawabannya, namun ia ingin mendengarnya langsung dari mulut Gilbert.

Gilbert tidak terkejut mendengar pertanyaan Resha, kekasihnya itu pasti lebih berpengalaman dari yang ia pikirkan. Posisi Gilbert tidak terlalu kuat, jika ia membangkang dan mengeluarkan Nilson yang ada dirinyalah yang di tendang dari Red Bold. Meskipun kini Gilbert pemimpin Red Bold tapi masih banyak orang yang akan berpihak pada Thomas. “Menyadari apa yang kau maksud?”

Resha mengangkat kedua pundaknya. Sepertinya Resha belum berhasil menjadi orang kepercayaan Gilbert. Posisi ini sangat menguntungkan. Resha harus berusaha mencari kepercayaan Gilbert agar ia bisa melangkah lebih dekat menuju tujuan utamanya mengambil alih kekuasaan Gilbert.

“Sebaiknya kau istirahat saja,” perintah Gilbert pada Resha. Kekasihnya sudah menghabiskan tenaga untuk melawan para musuh.

Resha merebahkan tubuhnya di bagian tempat tidur yang sempit, tepat di samping tubuh Gilbert. “Gilbert ini sempit, kau bisa bergeser sedikit?” pinta Resha. Ia kesulitan bergerak dan tidak ingin jatuh ke lantai.

“Kerjaanmu itu merepotkanku saja,” ketus Gilbert. Namun tubuh Gilbert tetap bergeser, memberi ruang untuk tubuh Resha.

Akhirnya Resha merasa nyaman bisa berbaring dengan posisi terlentang, ia tidak memedulikan Gilbert yang harus menyamping karena ulah Resha.

Meskipun bibirnya berkata tidak suka dengan tingkah Resha, namun sebenarnya Gilbert tidak masalah dengan tingkah merepotkan kekasihnya. Tangan Gilbert terulur untuk membelai rambut lembut milik Resha yang mengeluarkan aroma segar kesukaan Gilbert.

Resha bisa pergi ke alam mimpi lebih cepat dari biasanya karena usapan di kepalanya, harinya cukup melelahkan ia harus istirahat sebelum besok kembali beraksi untuk membunuh Thomas.

Banyak hal yang Gilbert sukai dari Resha, bahkan ia tidak merasa bosan memperhatikan wajah tenang Resha. “Sepertinya aku harus segera menyiapkan uang satu juta dolar untukmu,” ucap Gilbert pelan.

***

Sore itu Resha sudah mendapat ijin dari Gilbert untuk pulang ke rumahnya, dengan alasan ada beberapa buku yang ingin ia bawa.

Gilbert yang masih terbaring di tempat tidur memberi ijin untuk Resha.

Resha pulang ke rumahnya dengan membawa salah satu mobil milik Gilbert. Ia masuk ke tempat parkir umum dan mengganti mobil. Tidak mungkin Resha beraksi menggunakan mobil Gilbert.

Resha keluar dari tempat parkir dengan mobilnya sendiri, ia mulai melajukan mobilnya ke arah rumahnya.

Sesampainya di rumah Resha segera masuk dan memilih pakaian yang cocok untuk memanjat gedung.

Setelah di rasa pas, Resha pergi ke halaman belakang. Tangannya membuka penutup alat pembakar sampah. Ia mengambil alat yang ia beli dari Hitam.

Resha menyiapkan barang-barang yang ia perlukan dan memasukkannya ke dalam tas. Resha segera keluar dari rumah dan masuk ke mobil. Mobil yang di Kendarai Resha melaju dengan kecepatan tinggi, ia tak bisa membuang-buang waktunya.

Resha memesan sebuah kamar dengan identitas orang lain. Setelah menerima kunci Resha segera menaiki lift. Pintu lift terbuka dan Resha segera mencari kamar miliknya.

Resha masuk ke sebuah kamar yang memiliki jendela besar. Tangannya membawa tas berisi alat pelengkap keamanannya. Ia membaca pesan teks yang masuk ke dalam ponselnya. [Tuan Thomas sedang membuka baju, ia akan segera berenang.]

Resha menyiapkan seluruh alat untuk pengaman dirinya memanjat gedung.

Setelah semua alat terpasang Resha tidak lupa memastikan benda penemuan Hitam ada di kantongnya. Resha keluar dari jendela gedung dan mulai memanjat.

Resha sampai juga di puncak, ia menempelkan alat yang bisa menahan beban tubuhnya. Resha menarik tali di pinggangnya agar lebih dekat pada kolam. Tangannya mulai melubangi kolam berbahan kaca. Lubang sudah siap ia memasukkan benda kerucut lalu menyuntikkan cairan ke dalamnya agar bom dalam kerucut tersebut aktif.

Thomas membuka jubah yang di kenakannya lalu membuangnya ke lantai, ia menatap marah pada empat Penjaganya karena tidak membalikkan tubuhnya. Thomas tidak suka jika kegiatan berenangnya di perhatikan orang lain. Thomas melompat ke dalam air, dari kaca transparan tersebut ia melihat wajah Resha.

Resha menyeringai ke arah Thomas, ia melepaskan alat yang menahan beban tubuhnya. Jari Resha menekan remot kecil.

Ledakan kecil tanpa suara menghasilkan kaca yang menahan air kolam pecah.

Tubuh Resha turun ke bawah, ia masuk kembali ke dalam gedung lewat jendela.

Para pengawalnya menengok ke kolam. Ia melihat pusaran air di dalam kolam tubuh tuannya masuk ke dalam lubang tersebut. “Aaaaaa,” teriak Thomas. Tubuh Thomas terbawa air dan jatuh dari ketinggian.

Resha melambaikan tangannya saat tubuh Thomas melewat di depan matanya, ia mengintip ke bawah melihat tubuh nahas Thomas yang bersimbah darah di pinggir jalan.

Matahari di sore hari tampak keemasan, pemandangan yang sangat indah jika di lihat dari gedung tinggi. Membuat suasana hati Resha sedikit membaik karena telah berhasil membunuh Thomas.

Resha kembali merapikan peralatan miliknya. Ia keluar dari dalam kamar tersebut dengan masker dan topi yang menutupi tubuhnya.

Resha melajukan mobilnya menuju tempat pembuangan sampah. Ia membuang seluruh pelataran yang telah ia pakai. Dan melanjutkan pejalannya ke rumah Resha.

Resha keluar dari dalam mobil ia masuk ke dalam rumah, membawa beberapa buku dan memasukkannya ke dalam tas. Telepon Resha berdering, Resha segera menerima panggilan tersebut. “Halo,” sapa Resha.

[Ayahku meninggal, kau masih di rumah?]

“Thomas meninggal?” Ucap Resha dengan nada terkejut sementara bibirnya mengembang sempurna.

[Iya, cepatlah kembali.]

“Aku akan segera pulang,” jawab Resha. Ia segera menutup teleponnya.

Resha merentangkan kedua tangannya, melemaskan tubuhnya hingga badan Resha terjatuh ke tempat tidur. “Hahaha,” Resha tertawa cukup keras. Tangannya memegangi perutnya yang terasa menggelitik mendengar kabar kematian Thomas.

Wajah Resha kembali datar, “Kau targetku selanjutnya Gilbert,” ujar Resha. Ia segera bangkit dan berganti pakaian lalu keluar dari rumahnya. Resha membawa mobilnya pergi ke tempat parkir umum untuk mengganti mobilnya.

Resha kembali ke kediaman Gilbert, ia memarkirkan mobilnya lalu turun.

Gilbert duduk di kursi roda tepat di samping mobil miliknya. Sementara Nilson berdiri di samping kursi roda Gilbert. “Ayo masuk cepat,” perintah Gilbert.

Resha segera mengikuti Gilbert untuk masuk ke dalam mobil. Beberapa orang pengawal membantu menaikkan kursi roda Gilbert. Resha melihat sedikit kecemasan dalam wajah Gilbert.

Terpopuler

Comments

Triiyyaazz Ajuach

Triiyyaazz Ajuach

hbs ini singkirin Nelson dulu

2023-02-05

0

Radya Arynda

Radya Arynda

semangaaaat💪💪💪💪💪

2023-02-05

0

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!