#4

"Bos, saya mendapatkan kabar bahwa Nyonya pergi meninggalkan rumah dengan membawa koper. Setelah kami mengikutinya, Nyonya pergi menuju bandara."

"Ke mana?" tanya Gavin.

"Spanyol dan Nyonya pergi bersama ....."

"Laki-laki itu?"

"Ya bos."

"Apakah dia ada menitipkan pesan untukku?" tanya Gavin.

"Ada Bos. Saat Bos meeting tadi, Nyonya menghubungi Ilona dan mengatakan bahwa ia akan pergi melakukan syuting sebuah film."

"Apa kamu sudah memerintahkan orang kepercayaan kita untuk terus mengikuti dan mengawasinya?"

"Sudah bos."

"Lalu bagaimana kontrak kita dengan Triumph?"

"Nona Sena?"

"Kamu masih mengingat namanya."

"Tentu bos, cantik .... uppsss," Jack langsung menutup mulutnya.

Gavin hanya menggelengkan kepalanya.

"Belum ada kabar lagi bos, nanti akan saya hubungi mereka lagi."

"Jangan lupa besok kamu antarkan Daddy dan Mommy ke bandara."

"Siap bos."

**

Gia melangkahkan kakinya masuk ke dalam kediaman kakaknya, Gavin Adelio Neutron. Sebenarnya ia malas harus datang ke tempat ini, kalau saja ia bisa menentang perintah kakaknya itu.

Bukan tanpa sebab ia malas berada di sana, tapi karena seorang wanita ular yang berpura-pura menjadi seekor kelinci.

Flashback On

"Gi, kamu mau langsung pulang?" tanya Anna.

"Nggak, aku mau mampir ke toko kue dulu. Mommy memintaku membelikan cookies di toko kue langganannya."

"Aku temani yuk," ungkap Anna.

"Nggak usah An, bukannya kamu harus segera membawa Uncle ke dokter. Nanti kamu telat gara-gara aku,” kata Gia.

"Ya ampun, udah jam 3 ya?" Anna melihat ke arah jam yang ada di pergelangan tangannya.

"Lha, kita ngobrol sama makan siang aja udah berapa lama."

"Ishhh emang kalo ngobrol sama kalian tuh ya, waktu 24 jam juga nggak bakalan berasa."

"Ya udah, aku jalan dulu ya," Gia masuk ke dalam mobilnya dan menuju ke toko kue langganan Mom Clara, sementara Anna pulang dengan berjalan kaki karena rumahnya tidak jauh dari tempat pertemuan mereka itu.

Gia memarkirkan mobilnya di tempat yang disediakan oleh toko kue tersebut. Baru ia melepaskan kunci dari mobilnya, ia menangkap sesosok wanita yang sangat dikenalnya, siapa lagi kalau bukan kakak iparnya.

"Apa yang ia lakukan bersama laki-laki itu?" Gia tak berhenti memandangi Elisa dari kejauhan yang kemudian memasuki sebuah hotel.

Ia langsung keluar dari mobilnya dan mengikuti Elisa. Ia masih bisa melihat Elisa bergelayut manja pada laki-laki itu dan sesekali ia bahkan mencium laki-laki itu, membuat Gia menjadi kesal dan geram dengan tingkah lakunya.

Ia ingin sekali langsung melabrak wanita itu, karena dengan terang-terangan sudah mengkhianati kakaknya. Tapi ia masih menjaga emosinya, ia tak ingin membuat malu Dad Chris dan Mom Clara, apalagi kalau sampai ia harus berurusan dengan pihak kepolisian.

Gia melihat mereka memasuki lift, mendekatinya dan melihat di angka berapa lift itu berhenti. Kemudian ia memperhatikan jam di lengannya.

Ia membeli kue pesanan Mom Claea, kemudian menunggu di dalam mobil. Matanya tidak lepas memperhatikan pintu utama hotel tersebut.

Jam di lengannya kini sudah menunjukkan pukul 5 sore,

"Apa yang mereka lakukan?" pikir Gia.

Ia memukul setirnya sambil menunjukkan kekesalan di wajahnya, kemudian ia melihat kakak iparnya keluar dari hotel tersebut dengan rambut yang sudah terurai dan sedikit basah.

"Dasar wanita iblis, beraninya kamu mengkhianati kakakku!!!" Gia mengepalkan tangannya dan wajahnya sudah menunjukkan kemarahan.

Sepulang dari sana, Gia tidak banyak bicara. Ia hanya diam, berpikir untuk melakukan pembalasan demi kakaknya. Kakaknya pasti tidak mengetahui apa yang telah dilakukan oleh kakak iparnya ini. Ia juga tidak ingin Dad Chris dan Mom Clara tahu, karena mereka juga pasti akan ikut terluka.

Flashback Off

**

Gia melihat Poppy sedang menggendong Elle, sambil menyuapinya. Ia pun segera berjalan mendekati mereka.

"Halo cantik, apa kamu kangen aunty?" tanya Gia sambil mendekatkan wajahnya pada keponakannya.

"Nona Gia, kamarnya sudah disiapkan oleh Lio."

"Terima kasih ya Py," kata Gia.

Keluarga mereka memang sangat ramah, meskipun kepada pelayan, kecuali tentu saja istri Tuannya.

"Kak Lisa mana?" Gia sebenarnya malas menyebutkan nama itu, hanya saja ia perlu tahu.

"Pergi nona."

"Pergi?" Gia mengambil alih Elle dari gendongan Poppy

"Iya, belum lama sebelum nona Gia datang."

Hahhh baguslah, jadi aku tidak perlu melihat wajahnya dan berpura pura di depannya. - batin Gia

"Apa Nona sudah makan?" tanya Lio yang kembali ke ruangan tersebut setelah meletakkan koper milik Gia di kamarnya.

"Sudah tadi, kalian sendiri apa sudah makan?" tanyanya.

Poppy menggelengkan kepalanya. Jelas saja, dia sulit untuk makan karena hampir 24 jam terus menjaga Elle.

"Kamu makanlah dulu Py, aku yang akan menemani Elle," kata Gia.

"Terima kasih, Nona. Saya akan makan dengan cepat dan segera kembali ke sini."

"Tidak perlu, nikmatilah makanmu. Jangan sampai kamu tersedak," senyum Gia.

Poppy dan Lio segera beranjak dari sana setelah memberi salam dengan sedikit menundukkan kepala.

"Elle, apa kamu merindukan aunty-mu ini? uhhh cup cup cup .... anak cantik. Ingat, kamu harus menyayangi Daddymu, karena ia yang lebih pantas mendapatkannya."

**

"Laki-laki itu bernama Antonio Verero. Usia 35 tahun, seorang pengusaha terkenal di Spanyol, dengan kekayaan no 3 disana setelah Mr. Verdes dan Mr. Franco. Memiliki usaha di berbagai bidang. Seorang duda tanpa anak. Ia sedang merambahkan usahanya di negara negara Eropa dan Amerika."

"Lalu, apalagi yang kamu dapatkan Jack?"

Jack memberikan amplop berwarna coklat. Ia agak ragu sebenarnya memberikan amplop tersebut, karena ia sudah tahu apa isinya.

Gavin meraih amplop tersebut dan membukanya, seketika matanya memperlihatkan tatapan tajam dan membunuh, yang tidak pernah terlihat sebelumnya.

"Jack, segera kamu urus perceraianku. Aku tidak mau hidup bersama dengan wanita jallang itu lagi. Hapus semua fasilitasnya. Dan ingat, kamu atur supaya tidak ada satu sen pun kekayaan keluarga Neutron yang jatuh ke tangannya. Satu lagi, hak asuh Elle harus jatuh ke tanganku."

"Tapi Bos .... "

"Apa kamu ingin menentang perintahku?"

"Bu ... bukan begitu bos, tapi ... "

"Tapi tapi apa?"

Jack kembali menyodorkan selembar kertas kepada Gavin.

"Apa ini?" tanya Gavin.

"Nona Elle ....,” Gavin membaca isi kertas yang disodorkan oleh Jack dan membuat matanya membulat.

"Bukan anakku?" Gavin meremas selembar surat tersebut yang merupakan hasil pemeriksaan DNA antara dirinya dan juga Elle.

Orang kepercayaan Gavin yang dihubungi Jack memang mencari informasi secara detail, karena mereka tidak ingin membuat Gavin marah dan memecat mereka jika mereka tidak segera memberitahu informasi yang mereka dapatkan.

"Pergilah dulu," Gavin meminta Jack untuk keluar dari ruangannya. Ia ingin sendiri untuk sementara waktu.

Ia tidak pernah menyangka bahwa Elle bukanlah anaknya, padahal ia sudah sangat menyayanginya. Ternyata sudah begitu lama Elisa mengkhianati dirinya. Tak terasa hatinya begitu sesak, meskipun ia sudah berusaha untuk kuat.

🌹🌹🌹

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!