CHAPTER 4

...***...

Pukul 18.30.

Di ruang kesehatan. Hase Sensei sangat mengkhawatirkan kondisi Yuuto, satu jam yang lalu, Hase juga belum siuman, ia tidak tau harus berbuat apa. Tapi setidaknya ia telah mendapatkan perawatan dari dokter yang selalu siaga di sekolah, namun tetapi saja perasaannya pada saat itu sangat cemas.

"Tenang saja hase sensei, muridmu baik-baik saja. Dia hanya kelelahan saja. Aku yakin setelah istirahat dia akan sembuh kembali." Natsume Sensei yang bertugas di UKS merasa simpati. Guru baru ini sepertinya peduli pada siswanya, lalu bagaimana dengan dirinya yang hampir 6 tahun mengabdi di sekolah ini?.

"Kenapa malah seperti ini?." Dalam hati Hase Sensei sangat sedih mengingat apa yang telah dialami oleh siswanya. "Apa yang terjadi padamu sebenarnya yuuto?. Kenapa kau malah terkunci dan hampir saja mati?." Ia tidak habis pikir apa yang telah membuat Yuuto dalam keadaan bahaya seperti itu?. "Bagaimana mungkin aku bisa membiarkan dirimu seperti itu sendirian?." Saat itu juga ia teringat dengan sosok adiknya yang merupakan korban bully selama berada di sekolah.

"Gomen yuuto, ini tidak ada hubungannya denganku." Dalam hati Natsume Sensei merasa pilu melihat Yuuto yang sedang terbaring di tempat tidur UKS, ia hanya bisa mengeluh pada dirinya sendiri karena tidak bisa melindungi Yuuto.

"Seandainya aku tidak cepat bertindak, pasti-." Hase Sensei merasa ketakutan, tangannya bergetar dan berkeringat dingin.

"Eh?." Natsume Sensei sedikit terkejut mendengar ucapan Hase Sensei, ia melihat guru baru ini memiliki jiwa simpati yang tinggi terhadap Yuuto. "Hase sensei?." Natsume Sensei terlihat bingung.

"Andai saja aku-." Tangannya bergetar hebat karena baru saja menyelamatkan siswanya dari sakaratul maut, ia pikir tadi Yuuto akan berakhir karena nafasnya yang hampir tipis.

Andai saja ia tidak bertindak cepat?. Ya!. Andai saja, bertindak. Pasti!!!.

"Hase Sensei?." Natsume Sensei tidak menyangka akan ada guru yang peduli pada Yuuto. Mungkin karena baru, dan belum mengenali Yuuto makanya ia membantunya. Tapi bagaimana dengan dirinya?. Ya pertanyaan itu sangat bergemuruh di dalam hatinya. Ia ingin membantunya, tapi ada rasa benci di dalam hatinya yang membuatnya terhalang untuk membantu Yuuto.

"Cepatlah bangun hase kun." Hase Sensei sangat berharap jika Hasegawa Yuuto akan baik-baik saja.

Flashback on

Hase Sensei masih berada di kantor guru, ia baru saja membuat data siswa untuk rakap absennya besok. Hase sensei menikmati hari pertamanya menjadi guru BK sekaligus wali kelas di sekolah ini. Sekolah yang dimana ia dulu pernah belajar di sini, juga seseorang yang berarti dalam hidupnya.

Tapi ada yang mengganjal pikirannya, kenapa Hasegawa Yuuto diperlakukan buruk oleh teman sekelasnya?. Bully?. Kenapa ada bully di kalangan remaja?. Dan itu mengingatkan dirinya pada lima tahun yang lalu.

"Mungkin aku akan menyelidiki penyebab kenapa hasegawa dibully." Ucapnya sambil memikirkan cara agar Hasegawa Yuuto diperlakukan sama seperti yang lainnya. "Aku harus mencari tahu apa yang terjadi padanya. Tidak mungkin tidak ada penyebab kenapa dia di bully." Dalam hatinya sangat yakin adanya penyebab dari itu semua.

"Nii chan. Mikami nii chan tolong aku."

Tiba-tiba Hase Sensei merasa ada yang memanggil namanya. Ia terkejut dan bangkit secara tiba-tiba dari tempat duduknya. "Hase?!." Dalam pikirannya, ia mendengar suara yang sangat ia rindukan.

Suara itu. Ia tidak salah dalam mendengarkan suara itu. Suara itu sedang memanggilnya, meminta bantuan padanya?. Tapi kenapa tiba-tiba saja ia mendengarkan suara adiknya yang meminta tolong padanya?.

"Mikami nii chan. Bantu aku."

Lagi?. Ia mendengar suara itu. Hase sensei melihat sekelilingnya, dan ia tidak melihat sosok yang memanggil namanya.

"Dimana?. Dimana hase+kun?." Hase Sensei merasa kepalanya pusing, sakit, detak jantungnya berpacu kencang, nafasnya terasa sesak. "Kau berada di mana hase-kun?." Rasanya ia ingin menangis karena mendengarkan adiknya yang meminta tolong padanya dengan suara yang sangat lirih seperti itu. Hatinya semakin tersayat oleh sembilu yang sangat tajam.

"Nii chan."

Ditengah kepanikannya Hase Sensei melihat sosok yang sangat ingin ia temui. Sosok yang menghilang dalam dekapannya selama lima tahun terakhir ini?. "Apakah kau itu hase-kun?!." Dan sosok itu pergi meninggalkan ruangan itu?. Mata Hase Sensei terbelalak kaget karena melihat kepergian sosok itu.

"Tunggu hase-kun!." Hase Sensei merasa kakinya seakan memiliki gravitasi yang sangat kuat seakan ia sulit untuk berjalan. "Kau mau kemana hase-kun?!. Jangan pergi!." Namun ia tidak akan menyerah, ia paksakan kakinya melangkah mengejar sosok itu. Ia tidak mau kehilangan sosok itu lagi. Ya!. Tidak akan!. Hase Sensei terus mengejar sosok itu, dan berakhir di kamar mandi sekolah yang tak jauh dari aula basket?.

Deg!.

"Apa yang terjadi di sana?." Dalam hatinya sangat terkejut ketika sosok adiknya itu masuk ke dalam sana?.

"Nii chan tolong aku."

Hase Sensei mendengar suara itu berasal dari dalam salah satu kamar mandi yang ada di sana?. Matanya terbelalak kaget melihat pintu kamar mandi itu terpampang dari luar. Entah kekuatan apa yang menggerakkan dirinya untuk membuka paksa pintu itu. Begitu pintu itu terbuka ia dikejutkan dengan air yang melimpah deras keluar dari kamar mandi, menerjang tubuhnya. Hingga ia basah kuyup.

BYURH!.

"Hwaaaaakh."

Air melimpah itu menerjang tubuhnya hingga ia terlempar beberapa langkah, tubuhnya jadi basah karena terpaan air. Namun bukan itu yang membuatnya terkejut, tetapi sosok Hasegawa Yuuto. Hasegawa Yuuto basah kuyup, dan ia tidak bergerak?.

"Hase-kun!. Hase-kun!." Dengan keadaan panik Hase Sensei mencoba membangunkan siswanya itu. Namun Hasegawa Yuuto tidak merespon sama sekali. "Bertahanlah!. Aku mohon padamu bertahanlah!." Ia sangat panik karena Yuuto tidak bergerak.

UKS!!!.

Ya itulah yang terlintas di dalam pikirannya, semoga masih ada guru yang bertugas di UKS.

"Terima kasih banyak nii chan." Sosok yang menuntun Hase Sensei untuk menemukan keberadaan Hasegawa Yuuto merasa lega, dan terukir senyuman dingin di wajahnya yang pucat. "Aku tidak akan membiarkan hasegawa yuuto mati, sebelum dia membalas dendamnya." Sosok itu terlihat sangat menyeramkan saat mengatakan dendam. "Aku sangat yakin, melalui hasegawa yuuto, kau juga bisa membalaskan dendamku pada mereka semua." Ia tidak sabar lagi ingin membuat kontrak perjanjian dengan Hasegawa Yuuto.

Hasrat dendam yang ada di dalam dirinya pada saat itu memanglah sangat besar, dan itu tidak bisa ia tahan lagi, meskipun ia adalah arwah gentayangan.

Flashback off.

Itulah yang terjadi pada Yuuto, dan saat itu sosok itu lah yang telah membantu Yuuto. Apakah benar?. Adanya kontrak perjanjian antara manusia dengan hantu?. Simak terus ceritanya.

...***...

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!