CHAPTER 3

...***...

Bel istirahat berbunyi dengan nyaringnya, membuat Siswa bersorak bahagia karena otak mereka merasa lelah berpikir. (Jangan contohin ya.)

"Baiklah, ingat yaa. Pelajari di rumah, pertemuan berikutnya sensei akan memberikan kuis, jadi jangan lupa untuk belajar ya." Pesan Hase Sensei sebelum meninggalkan kelas, tak lupa senyuman ramahnya.

"Haik Sensei." Jawab mereka dengan suara lemah, mereka jadi tidak bersemangat jika ada kuis pada pertemuan berikutnya.

Setelah Hase Sensei pergi meninggalkan kelas, ada beberapa siswa yang mendekati meja Yuuto. Mereka pastinya akan kembali melakukan hal yang sangat tidak pantas pada Yuuto.

"Ha-se-kun?." Pelan tapi begitu menusuk, membuat Yuuto takut, dan ia semakin menundukkan kepalanya. Ia memang tidak berani untuk melawan siapapun di kelas.

"Jangan takut yuuto, hadapi mereka." Sosok itu masih mengamati Yuuto, ia merasa kesal karena Yuuto belum juga menyadari kehadirannya.

"Hei, hase kun?. Itu nama pemberian hase sensei ya?." Ryoutaro siswa yang paling disegani dikelas, ia memainkan rambut belakang Yuuto, seakan ia hendak menjambak rambut Yuuto.

Namun, Yuuto hanya diam, ia tidak tahu kenapa Hase Sensei memanggilnya seperti itu. Jadi jangan tanyakan dirinya, tanyakan pada Hase Sensei, kenapa dirinya yang diadili disini?.

"Tenang saja yuuto, biarkan mereka berbuat jahat untuk terakhir kalinya padamu. Namun tidak ada yang berikutnya lagi, jadi bersabarlah

yuuto." Sosok itu mencoba untuk tenang, ia hanya butuh waktu agar Yuuto menyadari kehadirannya, yaa sabar saja. "Aku akan membalaskan semua dendam dan sakit hati yang kau rasakan." Soso itu kembali menguatkan dirinya?. Atau menguatkan Yuuto?.

"Sepertinya anak haram ini mendapat nama baru." Kimiko siswi kedua yang disegani di kelas 3B ini.

Deg!!!

Sosok yang mengawasi Yuuto itu terkejut mendengar ucapan kejam itu. "Anak haram, dia bilang?." Kata itu begitu menusuk dirinya, ia mengingat masa-masa sakit yang ia rasakan ketika hidup. Anak haram?. Hatinya memanas kembali hanya kata itu?. Ya, ia juga mengalami hal yang serupa denga Yuuto. Tanpa disadari matanya memerah karena menahan amarah.

"Yuuto." Ucapnya lagi dengan suar sedih bercampur marah. Ia merasakan kesedihan dan rasa sakit yang dirasakan oleh Yuuto saat ini, serta amarah yang membuncah. Tanpa sadar air matanya menetes, kesedihan yang ia rasakan bercampur dengan perasaan iba pada Yuuto.

"Kalian dengar?. Namanya sekarang adalah hase anak haram. Jadi kita hargai hase sensei yang telah memberikan nama baru padanya." Daiki teman dekat Ryoutaro mengeraskan suaranya sambil menekan kuat kepala Yuuto hingga membuat tubuh Yuuto terdorong ke depan dan hampir saja kepalanya terantuk meja. Mereka malah tertawa, entah apa yang lucu dari ucapan Daiki, yang pasti mereka mengejek habis-habisan Yuuto.

"Yuuto. Pasti sakit sekali kau diperlakukan seperti itu." Sosok itu begitu merasakan sedih yang mendalam. Ia hampir saja menangis terisak karena merasakan perasaan sedih Yuuto seakan mereka berbagi perasaan tanpa disadari. Ia ingin membantu, namun dengan kondisinya yang sekarang ia tidak bisa melakukannya. Itu terasa menyakitkan, rasanya sangat sesak, hingga napasnya naik turun karena menahan emosi yang berkumpul dalam dirinya.

"Hiks, hiks hiks yuuto." Ucapnya dengan suara lirih, air matanya jatuh berlinang, dan tidak ada satupun yang menyadari kehadirannya. Itu membuatnya semakin ingin menderita karena perasaan sakit itu. "Hwa!." Ia berteriak keras untuk melepaskan rasa sakit yang menghimpit dadanya, hingga menimbulkan efek gaib, kaca di bagian paling belakang pecah mendadak membuat seisi kelas terkejut.

Mereka kebingungan dengan apa yang terjadi, untung saja tidak ada korban dari efek pecahan kaca jendela. Itu hanyalah luapan emosi sosok gaib itu.

"Yuuto!. Sadarilah kehadiranku!. Aku akan membantumu!." Mata kosong itu berubah menjadi tajam, marah dan kecewa bercampur menjadi satu.

Ya, yang ia butuhkan adalah Yuuto menyadari kehadirannya agar ia dapat membantu Yuuto untuk mengeluarkan emosional yang menumpuk di dalam dirinya. Apa yang terjadi sebenarnya?. Siapa sosok yang mengawasi Yuuto?. Kenapa ia begitu emosi?. Sedangkan mereka yang berada di kelas tidak mengerti sama sekali apa yang terjadi sebenarnya. Sehingga mereka semua tidak menyadari apa yang menyebabkan itu semua terjadi.

"Hei?!. Apakah kalian mengetahui apa yang terjadi?."

"Aku tidak tahu apa yang terjadi."

"Tapi tadi itu seram tidak sih?. Apakah kelas kita ada sesuatu yang aneh?."

"Kita lapor ke wali kelas aja?."

"Sepertinya jangan deh!."

Mereka semua merasa kebingungan dengan apa yang telah terjadi. Mereka sama sekali tidak melihat benda jatuh dengan suara yang sangat keras. 

...***...

Saat pulang sekolah, Yuuto kembali merasakan rasa takut yang luar biasa karena Yuko, Ryuto, Daiki, dan Kimiko mengurungnya di kamar mandi sekolah.

Gelap, dan pengap membuat Yuuto merasa sesak, apalagi seragamnya juga basah.

"Apa yang terjadi padaku?!."

Kenapa ia bisa berada di sini?. Itu karena Marina teman sekelasnya yang mengatakan ada orang yang mau menemui Yuuto di belakang. Namun siapa sangka ia malah jadi korban keisengan temannya?.

"Tolong aku!. Lepaskan aku!." Suara Yuuto bergetar ketakutan. Kepalanya terasa pusing dan sakit, ia tidak tahan lagi. Tangannya sampai bergetar ketakutan sehingga ia tidak bisa lagi mendobrak pintu untuk meminta bantuan pada seseorang. Kenapa selalu saja ada orang yang mau menyiksa dirinya?. Padahal ia tidak pernah mengganggu siapapun?. Tidak ada satupun orang yang mau menolong dirinya?. Lalu kepada siapa ia akan meminta tolong dalam kondisi seperti ini?.

Kenapa?.

"Tenanglah. Aku selalu berada di sampingmu. Tenanglah!."

Entah kenapa Yuuto merasa ada seseorang yang berdiri di belakangnya. Ia menoleh dan melihat seseorang berdiri tepat dihadapannya. Yuuto tidak mengerti bagaimana sosok itu bisa berdiri dibelakangnya?. Padahal kamar mandi ini terisi air, juga terkunci?.

"Daijobu, kau tidak sendirian yuuto." Suara lemah nan parau, tapi membuat Yuuto merasa tenang, kata-kata itu seakan menguatkan dirinya, dan mengatakan tenang saja, semuanya akan baik-baik saja.

Tapi apakah itu benar bahwa dirinya akan baik-baik saja?. Mungkin ia hanya sedang berkhayal saat ini karena memikirkan seseorang yang mau menyelamatkan dirinya dari kondisi yang seperti ingin membunuhnya.

Namun, Setelah itu Yuuto seperti kehilangan kesadarannya. Ia tidak tau apa yang terjadi setelah itu, ia sudah tidak sanggup lagi menahan siksaan ini, rasanya sudah mati rasa. Entah itu hatinya, pikirannya, fisiknya, semuanya sudah tidak dibendung lagi.

Yang kini hanya pasrah menunggu ajal kematiannya, mungkin itu akan membawa kabar gembira bagi orang-orang yang menginginkan kematian dirinya. Toh ia juga senang bisa lepas dari siksaan yang tiada hentinya, mungkin Tuhan sayang padanya, makanya ia mati pada hari ini agar hari esok ia tidak merasakan rasa sakit lagi.

...***...

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!