...***...
Yuuto tidak mengerti apa yang terjadi, namun saat itu ia merasa berada di tempat yang sangat aneh. "Mungkin itu hanya firasatku saja." Dalam hatinya mencoba meyakinkan kembali, bahwa tadi itu ia sedang berhalusinasi.
Setelah mengenakan pakaian yang diberikan oleh Hase Sensei, Yuuto menuju kelas, namun tanpa di sadari ada sosok tak kasat mata sedang mengekor di belakang Yuuto. Tatapannya begitu dingin dan menusuk, samar-samar Yuuto merasakan aura itu namun Yuuto mencoba mengabaikannya.
"Yuuto. Aku sudah menunggu kesempatan ini, ayo kita balas semua perbuatan mereka padamu, juga padaku." Itulah yang ada dibenak sosok itu. Pikirannya yang dipenuhi oleh balas dendam yang begitu pekat telah menyelimuti hatinya saat ini.
Sosok itu tersenyum kaku dengan wajah pucat pasi, ia mengenakan seragam sekolah, sosok itu keluar dari tubuh Yuuto, sosok itu seakan perwujudan dari rasa sakit yang terlalu lama dipendam oleh Yuuto.
Siapakah dia?.
Apakah sosok itu akan membahayakan? Apa yang akan terjadi pada Yuuto?.
...***...
Lanjut baca ceritanya.
Saat di kelas, siswa lainnya berbisik-bisik tentang Yuuto yang terlihat berbeda. Entah kenapa seperti itu yang terlihat pada dirinya, auranya bertambah suram dari yang biasanya.
"Baiklah!. Nanti saja bercerita-nya ya?." Ia mencoba untuk memulainya. "Apa yang terjadi pada mereka sebenarnya?." Ia merasakan ada intimidasi di kelas. "Baiklah. Nama saya hase mikami, saya baru saja ditugaskan di sekolah ini." Ia mencoba mengabaikan itu. "Saya sebagai wali kelas kalian." Ia mengamati mereka semua, termasuk Hasegawa Yuuto.
Namun saat itu ia hanya melihat mereka semua sebagai siswa yang sangat penurut, seakan-akan tidak pernah terjadi apa-apa pada mereka semua. Sebagai seorang guru ia mencoba mengamati itu untuk pertama kalinya.
"Meski guru BK setidaknya ada beberapa mata pelajaran yang bisa saya kuasai. Seperti bahasa inggris sedikit, olahraga sedikit, musik juga lumayan, sejarah saya juga menguasainya sedikit. Jadi jangan sungkan untuk bertanya ya." Hase Sensei memperkenalkan dirinya dihadapan siswanya. Suaranya jelas dan lantang, membuat siswa memperhatikan dirinya dengan seksama sosok wali kelas baru mereka muda dan tampan. Akan tetapi bagaimana dengan tanggapan mereka semua pada saat itu?.
"Sensei, kalau sedikit sama saja bohong."
"Benar itu sensei. Kalau sedikit-sedikit sih kami juga bisa jadi guru dong?!."
"Ahaha!. Benar itu."
Mereka malah menertawakan Hase Sensei yang berkata seperti itu pada mereka?. Seolah-olah mereka memang menguasainya?. Bukan hanya itu saja, bahkan mereka berbisik sesama teman terdekat mereka.
"Gurunya kocak coy!."
"Mungkin baru jadi guru kali ya?."
"Ahaha!. Aku rasa juga seperti itu."
"Ahaha!. Pantesan lah?!."
Hingga suasana di kelas itu cukup ribut karena gunjingan mereka mengenai guru baru tersebut. Mereka tidak dapat menahan diri untuk tidak memberikan komentar yang pedas mengenai Hase Sensei.
"Bentar, bentar." Hase Sensei mengetuk-ngetuk mejanya dengan jarinya untuk mengurangi suasana yang mendadak ribut. "Apakah kalian tidak pernah mendengar pepatah yang mengatakan?. Jika sedikit demi sedikit lama-lama jadi bukit, jouichi-kun?. Apakah kau pernah mendengarkan kata pepatah itu?." Hase Sensei membalas canda siswanya itu dengan sebuah nasihat yang ia pelajari selama di bangku kuliah.
"He?. Sensei sudah tahu namaku ya?." Ucapnya dengan nada kecewa, membuat yang lainnya makin tertawa.
"Tentu aja dong. Saya kan wali kelasmu, ya taulah?." Hase Sensei tertawa geli melihat tingkah siswanya yang kecewa. Ia telah mempelajari sedikit tentang mereka.
Suasana kelas begitu adem dan bersahabat, namun berbeda dengan Yuuto. Ia hanya diam, hanya sesekali menanggapi ucapan Hase Sensei. Ia tidak begitu terlalu akrab dengan Gurunya terutama wali kelasnya.
"Oh ia, saya mau bertanya masalah tadi pagi. Kenapa kalian mengerjai teman kalian sampai seperti itu?." Hase Sensei langsung bertanya. Karena ia ingin melihat reaksi siswanya ini. Mereka semua hanya diam?. Apa karena guru baru, jadi Hase Sensei tidak bisa membaca suasana?. Umm mungkin saja begitu.
"Dengar ya?. Mengerjai teman sekelas itu tidak baik loh?. Itu sama saja dengan membully teman kalian sendiri, dan itu tidak lah baik." Hase Sensei memperingatkan mereka agar tidak melakukan kesalahan fatal untuk kedepannya. "Untung saja dia tidak apa-apa, kalau kena matanya?. Gimana?." Lanjut Hase Sensei sambil melihat ke arah Hasegawa Yuuto yang hanya diam menunduk. Namun belum ada reaksi dari siswa lainnya. "Apa kalian mendengarkan apa yang saya katakan?." Tanya Hase Sensei karena mereka hanya diam saja.
"Baik sensei." Koor mereka bersamaan dengan terpaksa, mereka hanya nurut saat ini juga, toh Hase Sensei pada akhirnya juga akan membenci Hasegawa Yuuto nantinya. Lihat saja kedepannya bagaimana, apakah gurunya itu akan berubah pikiran?.
"Yosh!!!. Ayo kita mulai pelajarannya."
Hase Sensei menerangkan pelajarannya dengan tenang. Ia menjelaskan secara detail pelajarannya, membuat mereka mengerti apa yang dijelaskan.
"Hase Kun bagaimana kalau kau jawab pertanyaan ini?." Ucap Hase Sensei sambil melihat ke arah Yuuto.
"Hase kun?. Bukan kah itu nama sensei?." Marina siswi yang di bangku paling depan tepat di depan Hase Sensei merasa aneh, masa menyebut dirinya?. Tentunya ucapan Marina membuat seisi kelas tertawa terbahak-bahak. Ini Sensei kenapa ya?. Setidaknya begitu yang ada dipikiran mereka?.
"Ya tidaklah. Saya memanggil hasegawa yuuto, karena nama kami sama. Jadi saya memanggilnya hase." Balas Hase Sensei dengan santainya. Ia belum mengerti situasi kelas yang sebenarnya. Siswa yang mendengarkan itu terdiam sejenak, jadi nama panggilan itu untuk hasegawa yuuto ya?.
Yuuto melihat sekelilingnya, mata mereka mengintimidasi dirinya, rasanya tidak nyaman, namun didalam dirinya ada sebuah dorongan kecil untuk menentang mereka.
"Yuuto, kau jangan takut, aku bersamamu." Tanpa disadari sosok yang membuntuti Yuuto berdiri di pojokan kelas, ia memperhatikan bagaimana Yuuto diperlakukan di kelasnya. Ada niatan kebencian di dalam hatinya, kenapa harus seperti ini?. Kenapa mereka begitu membenci kehadirannya juga kehadiran Yuuto?. Sedangkan Yuuto, ia berusaha bersikap tabah, Apa salah dirinya mencoba akrab dengan wali kelasnya?. "Bukankah kau sudah terbiasa diperlukan seperti itu hasegawa yuuto?." Dalam hatinya mencoba menguatkan dirinya. Rasanya sangat menyakitkan, dan sakit itu juga dirasakan oleh sosok yang memperhatikan Yuuto.
"Baiklah?!. Silahkan hase-kun." Perintah Hase Sensei.
Bukannya tidak merasakan apa yang terjadi di kelas, ia hanya mencoba mengamatinya terlebih dahulu. Hase Sensei hanya ingin tahu, kenapa yang tadi itu terjadi, dan mereka malah menertawakan Hasegawa Yuuto?. "Apa yang mereka lakukan sebenarnya pada yuuto?." Dalam hatinya merasa bingung dengan sikap mereka.
"Haik!. Hase sensei." Balasnya dengan suara pelan. Ia hanya menunduk karena takut dengan tatapan tajam dari mereka yang membenci dirinya. Hasegawa Yuuto menjawab dengan benar jawaban dari Hase Sensei.
"Kau sangat pintar sekalo, yuuto. Sama seperti dirinya." Batin Hase merasa puas, dengan jawaban yang ditulis oleh Yuuto, ia melihat kemiripan Hase pada dirinya, membuatnya semakin merindukan sosok itu. "Yap!. Jawabannya benar sekali." Hase Sensei memuji apa yang dikerjakan oleh Yuuto, kemudian ia kembali memilih siswa lainnya untuk menjawab pertanyaan berikutnya.
"Bagus yuuto, kau sangat pintar sekali." Sosok itu tersenyum kaku melihat Yuuto. Dengan wajahnya yang datar, ia akan mengawasi Yuuto hingga kehadirannya disadari oleh Yuuto.
Siapakah sosok itu sebenarnya?. Apakah yang akan ia lakukan pada Yuuto?. Simak terus ceritanya.
...***...
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 56 Episodes
Comments