merasa takut

Naina pun memutuskan untuk keluar kamar karena suaminya tak ada di kamar.

Dia pun kaget saat keluar kamar, karena melihat dua pria berdiri di depan pintu.

"Aduh... kalian kenapa di sana? buat orang kaget!"

"Maaf nyonya muda, Romo bilang jika nyonya tak di izinkan meninggalkan kamar," jawab salah satu pria.

"Kenapa, kalau begitu minta seseorang untuk membuatkan nasi goreng ya, tapi kalau boleh tau Romo di mana?" tanya Naina.

"Romo sedang ada di lapangan utama nyonya, dan kami adalah pengawal khusus untuk menjaga anda, jadi silahkan masuk," jawab salah satu pria lain yang berbadan lebih gelap

"Baiklah, tapi kalian berdua siapa? biar enak saja jika saling kenal," tanya Naina.

"Saya Agus dan ini Joyo, jadi silahkan masuk kembali nyonya," kata Agus.

Karena tak mau menyulitkan, jadi Naina memutuskan kembali kedalam kamarnya.

Di sana dia menghela nafas, karena dia seperti di jadikan pelacur pribadi oleh pria yang menikahinya itu.

Bagaimana tidak, dia tak di izinkan keluar sama sekali, dan suaminya itu akan datang dan menikmati tubuhnya terus menerus.

Agus meminta Joyo untuk menyampaikan keinginan Naina, dan mbok Siti yang langsung membuatkan di awasi oleh Joyo.

Setelah itu baru mbok Siti di antar ke kamar utama milik Romo Jalal, Agus mengetuk pintu perlahan.

"Nyonya, pesanan anda," panggilnya.

"Iya..."

Naina membuka pintu, dan kaget melihat sosok mbok Siti yang terlihat begitu cantik.

Naina mengambil nampan itu, "silahkan pergi mbok," jawab Naina.

"Iya nyonya, saya permisi," jawab wanita berkebaya dan memakai kain jarik itu.

"Agus, apa di sini semua memakai kebaya dan jarik," tanya Naina heran karna ini sudah sangat modern.

"Hanya para pekerja bagian dapur dan bersih-bersih nyonya, yang lainnya berpakaian biasa," jawab Agus sopan.

Naina pun mengangguk dan memutuskan untuk masuk kedalam kamar.

Sebenarnya terus di dalam seperti ini, membuatnya sesak tapi dia tak bisa berbuat apapun.

Di tempat lain, Romo Jalal masih di tempat nyonya sepuh alias istri pertama pria itu.

"Kenapa kamu membunuh Ningsih, kamu tau jika aku bekerja selama ini di bantu olehnya," kata Romo Jalal.

"Karena dia tak berguna, jadi lebih baik dia mati." jawab Bu Lastri.

"Kalau begitu bukankah kamu lebih baik mati duluan," jawab Romo Jalal.

Mendengar ucapan suaminya itu membuat Bu Lastri kaget, "kamu biadab Jalal, kenapa kamu terus ingin menyiksaku, dulu Ningsih dan sekarang wanita muda itu, kamu tak takut jika aku membunuhnya, karena sampai kapan pun kamu tak akan pernah punya anak," kata Bu Lastri yang mulai meracau.

Romo Jalal marah dan menjambak rambut istri pertamanya itu dan membuatnya mendongak karena kesakitan.

"Kita lihat saja nanti, dan jika kamu berani menyentuh Naina seujung rambut saja, maka aku pastikan akan ku buat kamu sengsara seumur hidup mu, ingat itu wanita tak tau di Untung..." kata Romo Jalal.

Bu Lastri menatap suaminya itu dengan marah, bukan dia tak mencintai Romo Jalal, tapi sejak dia di vonis tidak akan punya anak, dia seakan di campakkan oleh Romo Jalal.

Dan dengan kejam Romo Jalal menikahi Ningsih yang notabene masih saudara jauh dari Bu Lastri karena kecantikannya.

Naina sudah menyelesaikan semua kegiatannya dan sekarang hanya bisa duduk di depan tv.

Tiba-tiba suara pintu terbuka Naina pun menoleh dan melihat sosok suaminya yang baru masuk.

"Kang mas dari mana?" tanya Naina yang penasaran karena pria itu pergi tanpa bilang tadi.

"Dari sayap kanan, kenapa kamu murung Hem..." tanya Romo Jalal.

"Tidak ada," jawab Naina menahan tangan suaminya yang sedang menyentuh pipinya.

"Kamu marah karena tak di izinkan keluar?"

Naina merasa aneh kenapa suaminya bisa tau hal itu, "kenapa kaget, tadi Agus bilang jika kamu ingin keluar,"

"Aku bosan, aku merasa jadi wanita penghibur bukan istri Romo, kenapa aku tak di izinkan keluar," jawab Naina.

"Berhenti memanggilku Romo, panggil aku kang mas," kata Romo Jalal mencengkram erat dagu Naina.

"Maaf kang mas,"

"Bukan kamu tak boleh keluar, tapi kemarin ada kejadian buruk jadi untuk sementara kamu di kamar dulu, kamu boleh keluar kamar tapi tak boleh keluar rumah," kata Romo Jalal.

"Tapi aku ingin menyapa kedua istri tertua kang mas, kan tak baik jika aku selalu di sini, dan tak menyapa mereka," jawab Naina.

"Bukan tak boleh, tapi Ningsih sudah meninggal dunia semalam, dan untuk Lastri dia sedang berada di luar kota, jadi kamu tak perlu menyapa," jawab Romo Jalal.

Mendengar itu Naina kaget, bagaimana bisa terjadi hal seperti itu,bahkan di tak di beritahu tentang lebar buruk itu.

"Tapi kenapa Kang mas tidak bilang?"

"Di adat rumah ku, saat istri meninggal istri yang lain tidak boleh keluar, jadi sekarang kamu mengerti,dan besok Siti dan Ijah, akan jadi pelayan yang akan membantu dirimu, ingat hanya bisa mereka, jika ada pelayan lain yang ingin mendekati mu, jangan pedulikan,"

"Iya kang mas," jawab Naina.

Karena dia sudah bisa keluar dari kamar, sekarang Naina bisa berkeliling dan melihat semua rumah suaminya.

Tapi dia memang tidak di izinkan untuk ke rumah bagian kanan tempat bu Lastri.

Kini Naina di temani orang-orang yang di tugaskan oleh suaminya sedang duduk di sebuah kursi teras yang menghadap ke aula utama yang biasa di gunakan jika ada warga yang bermasalah.

"Mbok Siti, selama ini siapa yang membantu Romo dalam bekerja membangun desa?" tanya Naina.

"Nyonya Ningsih, nyonya muda,"

"Mbok Ijah selama ini siapa yang mengurus rumah dan kang mas saat di rumah?" tanya Naina lagi.

"Nyonya Ningsih, nyonya," jawab wanita itu.

"Agus dan Joyo,siapa yang selalu menyiapkan semua kebutuhan baju dan makanan Romo saat akan berpergian?" tanya Naina lagi.

"Nyonya Ningsih, nyonya," jawab keduanya.

Naina pun bisa menyimpulkan bahwa Ningsih adalah istri yang sangat baik dan begitu berbakti kepada suami.

"Kamu kurang satu pertanyaan, dengan siapa kang mas mu ini tidur," kata Romo Jalal yang tak sengaja mendengar ucapan Naina.

"Kang mas...."

"Kenapa, kamu tak penasaran, coba tanyakan pada mereka berempat,"

"Tidak kang mas, itu adalah urusan privasi kang mas," jawab Naina yang tak mau mendengar hal aneh seperti itu.

"Memang Ningsih sangat membantu dalam kehidupan ku sehari-hari, tapi Lastri juga Tek lelah darinya, karena Lastri yang mengurus semua usahaku yang ada di luar, seperti warung kopi dan juga beberapa usaha lainnya," jawab Romo Jalal.

Naina duduk di lantai dan menaruh dagunya di lutut suaminya yang sedang duduk di kursi.

Melihat itu, Romo Jalal meminta Naina bangun dan kemudian memintanya duduk di kursi kecil di sampingnya.

"Tempat mu di sisiku, bukan di kaki ku," katanya dengan senyum ramah.

Terpopuler

Comments

Aira Zaskia

Aira Zaskia

Cerita nya seru bnget, baru baca udh langsung suka

2023-03-25

1

Yeni Rahmah

Yeni Rahmah

masih meresapi alurnya thor.. semngay truss

2023-02-27

1

lihat semua
Episodes

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!