Arkha, pria muda itu sangat disayangkan harus terpengaruh dengan gaya hidup bebas ketika di luar sana. Hal itu yang membuatnya tidak mau tinggal satu rumah dengan orangtuanya. Karena ia tidak bisa melakukan apa yang dia mau jika tinggal serumah.
Seperti malam biasanya jika tidak ada pekerjaan atau janjian dengan keluarganya, Arkha mendatangi sebuah tempat hiburan malam. Lampu kerlap kerlip dan musik jedag jedug sangat membuat pekak telinga. Tapi, ia sangat menyukainya.
''Hai bro.'' sapa teman Arkha yang sudah berada disana lebih dulu. Arkha pun menyambutnya. Mereka dulu sama-sama menempuh pendidikan di luar negeri, dan kebetulan sekarang sama-sama kembali ke tanah air.
Mereka saling tos dengan akrab. Arkha langsung duduk di kursi yang berada di depan meja bar. Alunan musik DJ membuat kepala-kepala menggeleng ke kanan dan ke kiri menikmati suara. Ditambah dengan alkohol yang ditenggaknya, semakin malam semakin tidak terkontrol.
Arkha sudah berpindah tempat, ia di dampingi seorang wanita cantik dan berpakaian mini untuk berjoged ria. Teman-teman lainnya pun juga sudah asik sendiri-sendiri.
''Wohooo.'' seru Arkha sangat menikmati malamnya. Kesadarannya sudah terpengaruh oleh alkohol.
Wanita yang hanya berstatus sebagai teman kencan sesaatnya itu terus bergoyang dibawah cahaya remang dan alunan musik DJ bersama Arkha.
''Sudah, cukup!'' seru Arkha yang langsung menghentikan gerakan wanita itu. Bahkan Arkha juga melepaskan tangannya dan memberi tanda agar wanita itu jangan menyentuhnya.
Wanita itu pun langsung mengernyit heran kenapa tiba-tiba Arkha memintanya berhenti.
''Maksudnya?'' tanya wanita itu sedikit berteriak agar Arkha mendengarkan suaranya.
''Pulanglah!'' Arkha memijat pelipisnya yang terasa pusing.
Wanita itu semakin dibuat tak mengerti oleh sikap Arkha. Karena perjanjiannya tidak sebatas ini, Arkha memintanya untuk menemaninya dan memuaskannya malam ini.
Tak jarang, Arkha memanggil seorang wanita ke dalam apartemennya untuk menemani dan memuaskannya. Kedua orangtuanya tidak ada yang mengetahui hal itu karena Arkha sangat pandai bersikap manis di depan kedua orangtuanya, sehingga ia terkesan anak manja. Ia juga merupakan anak yang cukup berprestasi. Saat masih mengenyam pendidikan, Arkha tidak hanya berstatus sebagai mahasiswa, ia juga bekerja secara mandiri. Hal itu membuat kedua orangtuanya sangat mempercayainya dan selalu bangga padanya.
Dibalik rasa bangga kedua orangtuanya memiliki sosok Arkha, ada hal yang tidak diketahui oleh mereka, yaitu hidup bebas yang kelewat batas.
''Sudah jangan banyak tanya! ini bayaranmu!'' Arkha menyerahkan sejumlah uang untuk wanita bayarannya itu.
Wanita itu tidak berani banyak bicara lagi. Meskipun ia penasaran kenapa hanya berhenti sampai disini. Seharusnya bayaran ini untuk perjanjian yang lebih lagi. Ntahlah, ia tidak mau memikirkan urusan orang lain, yang penting ia sudah mendapatkan uang.
''Gue duluan.'' seru Arkha menepuk pundak temannya.
''Woy buru-buru banget? mau kemana?!'' balas teman Arkha tak kalah seru.
''Baru ingat ada urusan mendadak.'' jawab Arkha sembari berlalu.
Arkha berlalu begitu saja meninggalkan teman-temannya yang masih seru menikmati malamnya. Pengaruh alkohol yang sudah masuk ke dalam tubuh Arkha kembali kalah dengan bayangan yang tiba-tiba muncul. Ia masih mampu mengontrol dirinya. Arkha pun mengendarai mobilnya sendiri sampai ke apartemen dengan aman.
Begitu meninggalkan lokasi club malam, Arkha langsung kembali ke apartemennya.
Arrrrggghhhhh
Arkha mengacak-acak rambutnya hingga berantakan.
Rencananya ingin bersenang-senang malam ini dan sudah memesan wanita. Tiba-tiba bayangan polos Mikhael bersama Vina memenuhi ruang pikirannya. Dan seketika membuatnya untuk tidak tega melanjutkan kegilaannya itu. Tiba-tiba ia menjadi lebih terkontrol.
Arkha mengambil botol alkoholnya yang ia simpan khusus untuk ia ketika di apartemen. Menenggaknya kembali seorang diri tanpa teman wanita apalagi alunan musik. Arkha yang kecewa dengan dirinya sendiri memilih mabuk agar tidak memikirkan yang macam-macam.
''Haduh!! pusing banget nih kepala!!'' Arkha teriak sekencangnya.
Kepalanya terasa berat, Arkha langsung menjatuhkan tubuhnya di atas sofa. Badannya telentang dengan satu kaki disangkutkan pada sandaran sofa tersebut.
Arkha sudah seperti manusia yang tak memiliki kesadaran apapun. Pengaruh alkoholnya kali ini sudah membuatnya tak sadar. Terkapar diatas sofa seorang diri.
--
Keesokan paginya
Arkha membuka matanya yang terasa berat itu secara perlahan. Ia duduk dengan hati-hati sembari memijat pelipisnya yang masih terasa pusing.
Beruntung sekarang adalah akhir pekan sehingga tidak memikirkan bagaimana cara untuk pergi ke kantor. Jika dengan kondisi seperti ini, bisa-bisa ia akan di curigai.
''Astaga! masih pusing banget nih kepala!'' gerutu Arkha dengan memukul-mukul pelan kepalanya sendiri.
Arkha berjalan sedikit sempoyongan menuju kamarnya. Hampir saja tubuhnya menabrak rak pajangan yang berada di dekat kamarnya.
''Rak sialan!'' seru Arkha mengomel. Padahal dirinya yang sedang oleng.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 58 Episodes
Comments