Kesibukan para orang tua yang berkarir di berbagai macam profesi sehingga membuat anak-anak lebih dekat dengan para baby sitter. Vina pun merasakan hal tersebut, oma ataupun keluarga dari mamanya Mikha memiliki waktu yang sedikit untuk bermain bersama dengan sang cucu.
Tapi, pekerjaan ini adalah tanggung jawabnya. Vina selalu menekankan kepada Mikha untuk selalu menyayangi seluruh keluarganya tanpa harus membanding-bandingkan dan juga tanpa mengeluh kenapa mereka kerap di luar rumah. Karena, kesibukan yang dijalankan oleh keluarga besarnya, tentu saja demi masa depannya.
Aktivitas sekolah Mikhael berjalan dengan lancar seperti biasanya. Sekarang waktunya jam pulang sekolah.
Pak Yanto sudah datang untuk menjemput Mikha dan juga Vina. Pria yang asli penduduk lokal itu sudah lama bekerja dengan keluarga Leonardo. Sehingga ia mendapatkan kepercayaan dari bosnya.
''Om Arkha mana?'' tanya Mikha celingukan mencari keberadaan omnya dengan kedua tangannya menarik tas gendong di punggungnya.
Vina berusaha tersenyum.
''Om Arkhanya lagi bekerja, jadi belum waktunya boleh pulang ya.'' jelas Vina.
''Om Arkha 'kan bekerja tempat opa, memangnya sama opa tidak dibolehkan jemput Mikha sebentar saja?'' tanya Mikhael masih berusaha mencari jawaban yang tepat untuk ia terima.
Vina mengusap lembut rambut Mikha.
''Sama halnya kalau Mikha sedang sekolah, nggak boleh 'kan pulang duluan sebelum waktunya pulang? kecuali kalau ada keperluan yang sangat mendesak, baru deh boleh izin.'' Vina mencoba memberikan pengertian kepada Mikha agar tidak marah.
''Nanti kalau banyak izinnya, om Arkha bisa dikeluarkan dari kantor, dan bisa juga di potong gajinya sama opa. Nanti tabungannya nggak cepat-cepat banyak loh. Dan opa juga sudah membayar pak Yanto untuk menjemput dan mengantar Mikha kita.'' tambah Vina.
Sepertinya Mikhael mulai paham, bekerja juga seperti sekolah, tidak boleh membolos.
''Iya Mbak Ina, om Arkha sedang sibuk bekerja, biar jadi orang kaya. Pak Yanto juga biar cepat kaya.'' cetus Mikha dengan polosnya.
''Haha iya, betul betul.'' balas Vina mengusap lembut rambut Mikha.
''Kalian sudah jadi horang kayah.'' bathin Vina.
Pak Yanto pun ikut terkekeh mendengar suara Mikha yang polos.
Mikha akhirnya mengerti dan tidak mencari keberadaan om Arkhanya lagi untuk menjemputnya.
Mikha sangat senang menceritakan kegiatannya selama menjalani belajar dan bermain bersama teman-temannya. Ia sangat antusias mengikuti apa yang diajarkan oleh para guru yang katanya cantik.
''Dasar Mikha, kecil-kecil sudah genit.'' bathin Vina terkekeh gemas.
''Bu guru sama mbak Vina cantikan siapa ya?'' goda pak Yanto dengan menoleh sekilas ke belakang.
''Cantik mbak Ina-nya Mikha doong.'' jawab Mikha dengan semangat dan memeluk mbaknya dengan manja.
Mikha membuka tasnya dan mengambil susu kotak yang ia bawa dan belum di minum.
Sesampainya dirumah, Mikha semangat turun dari mobil itu. Seperti biasa, opa dan omanya tidak ada dirumah. Mereka selalu sibuk sepanjang hari. Meski begitu, opa dan omanya sangat perhatian dengan meluangkan waktu untuk bermain dengan cucunya ketika sudah dirumah.
''Sini Mikha, lepas dulu bajunya, ganti baju.'' ujar Vina.
''Iya Mbak Ina.'' jawab Mikha nurut.
Mikha menurut, ia mendekati Vina dengan keadaan sudah melepaskan baju seragamnya.
Vina senang melihat Mikha yang semakin bisa mandiri melakukan beberapa hal. Vina langsung menitah Mikha untuk ke kamar mandi. Vina mencuci tangan dan kaki Mikha hingga bersih. Setelah itu baru dipakaikan baju ganti untuk harian.
''Mbak Ina mau siapkan makan buat Mikha dulu ya.''
''Iya Mbak Ina.'' jawab Mikhael.
Mikha sedang berada di ruang bermainnya yang berukuran lebar itu. Ruangan khusus yang berisi banyak mainan dengan berbagai macam jenis. Dari robot hingga prosotan versi mini. Disana juga terdapat televisi yang isinya khusus untuk tontonan anak-anak.
Ruangan itu berdampingan dengan kamar Mikha. Agar tidak perlu berjauhan jika memerlukan sesuatu yang berada dikamar maupun di ruang mainan itu.
Tak lama kemudian, Vina kembali dengan membawa mangkuk berisi makanan khusus untuk Mikha. Vina menyiapkan meja dan kursi yang biasa digunakan Mikha untuk makan di ruangan tersebut.
''Ayo sini makan dulu, nanti main lagi ya.''
Mikha langsung menghentikan jari-jarinya yang sedang merakit mainan. Ia sudah diajarkan untuk makan sendiri oleh Vina. Namun, tetap dengan pengawasan agar tidak berlarian kemana-mana.
Setelah berdo'a, Mikha mulai menyendok makanan di hadapannya. Meskipun masih terlihat kaku, beberapa nasi pun tampak berjatuhan, tetapi Mikha senang melanjutkan makan sendiri. Vina pun senang melihat Mikha yang mudah dituntun.
"Minum air putih yang banyak, biar sehat ya, Mikha." ujar Vina ketika Mikhael sudah selesai menghabiskan makanannya.
"Iya Mbak Ina." jawab Mikha.
Mikha juga menghabiskan air mineral yang disiapkan. Setelah itu ia melanjutkan bermainnya dan Vina membereskan sisa-sisa makanan yang berjatuhan di lantai, lalu membawanya ke dapur untuk langsung dibersihkan.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 58 Episodes
Comments