***
Zayn baru saja selesai dengan urusannya di ruang meeting. Saat ini ia sedang berada di ruangan miliknya. Bekerja seperti ini sudah menjadi bagian dari hidupnya. Selelah apapun dia, dia pasti akan selalu memaksakan dirinya.
Zayn melonggarkan dasi yang terikat di lehernya. Ia juga sudah melepas jas miliknya. Menyisakan kemeja putih saja.
Pikirannya kembali teringat ke kejadian malam tadi. Malam dimana ia memberikan perjakanya pada seorang gadis bernama Jenna. Tidak, dia bukan seorang gadis lagi. Dia sudah menjadi wanita.
Wanitanya. Mungkin.
Zayn ingat betul seperti apa kejadian semalam. Sungguh pengalaman yang luar biasa. Selama dua puluh delapan tahun ini ia menjaga keperjakaannya tapi semua itu lenyap dalam satu malam.
Ia tidak pernah menyesalinya. Justru ia merasa bangga karena ternyata lawan mainnya juga masih tersegel. Ia ingat saat gadis itu mencakar punggung dan bahu tangannya saat Zayn memaksa memasukan miliknya yang berukuran sangat besar. Wanita itu juga menangis saat Zayn berhasil menerobos masuk dan merobek selaput dara miliknya.
Milik wanita itu sangat bersih. Bahkan Zayn tidak sungkan untuk melakukan fore play dengan mulutnya. Cairan wanita itu juga sangat manis. Bibirnya, mata sayunya, bahkan wangi tubuhnya masih Zayn ingat sampai saat ini.
Sungguh sangat memabukan.
Selama ini Zayn tidak pernah melakukan hal itu. Baru malam tadi ia melakukannya. Akhirnya ia sama seperti teman temannya. Melakukan itu sebelum ia menikah.
Zayn menghela nafasnya. Entah mengapa ia sangat menginginkan wanita itu lagi. Sial! Kenapa ia jadi seperti hyper s*x?
Tiba tiba pintu ruangannya di ketuk. Masuklah Mathew, asistennya.
"Ini data wanita semalam yang anda minta tuan," ucap Mathew. Zayn menerimanya dan membuka isi map itu.
Disana terpampang jelas foto bahkan biodata wanita semalam yang tidur dengannya.
"Jennaira Adam Aracelli? Ternyata wanita ini bukan wanita main main," gumam Zayn.
"Dia baru lulus kuliah? Apa menurut mu dia akan bekerja pada perusahaan orang lain? Atau malah meneruskan perusahaan keluarganya?" Tanya Zayn.
"Dia pewarisnya tuan. Sudah pasti dia yang akan menjalankan tugas itu," ucap Math.
"Baiklah. Kau bisa kembali bekerja," ucap Zayn.
Math mengangguk dan pergi dari sana. Sedangkan Zayn kembali terfokus pada foto foto wanita itu. Sangat cantik.
"Dia cukup pintar, tapi mengapa semalam ia melakukan hal sebodoh itu? Bahkan dia sendiri yang menggoda ku," ucap Zayn.
"Apa pun niat mu, kamu sudah salah mencari lawan diatas ranjang. Kamu pikir aku menerima dijadikan pelac*r pria oleh mu? Tentu saja tidak nona. Tunggulah, aku akan segera menemui mu. Nona Jenay," ucap Zayn.
Ia menyimpan foto foto Jenna kembali ke dalam map kemudian menyimpannya di sebelah meja kerjanya. Ia mengambil laptopnya dan melihat sesuatu. Ternyata tidak sulit juga karena ia sudah mengenal keluarga wanita itu.
***
Jenna memang sengaja pergi dari rumahnya. Ia sudah muak sekali dengan drama yang dibuat oleh Yura. Saat ini ia sedang dalam perjalanan menuju ke rumah sahabatnya, Ale.
Ale sudah menerornya sejak tadi karena Jenna mengirimkan pesan singkat pada Ale jika dirinya sudah putus dengan Mario.
Tentu saja Ale senang. Karena akhirnya Jenna terlepas dari pria buaya itu. Jenna dan Ale berjanjian bertemu di salah satu cafe yang ada di kota mereka.
Jenna memarkirkan mobilnya saat sudah sampai di cafe tersebut. Dia keluar dari dalam mobil dan berjalan masuk ke dalam cafe.
"Wess, jomblo nih ye," sapa Ale saat sudah melihat Jenna duduk di depannya.
"Seneng banget kayaknya lo," ucap Jenna. Ia menyerobot minuman jeruk milik Ale.
"Oh jelas, akhirnya tuan putri melepaskan pelayannya," ucap Ale mendramatis.
Jenna hanya mendelik. Ia kemudian memanggil pelayan cafe untuk memesan cemilan. Karena tadi dia sudah makan di rumah. Meskipun sudah kenyang, Jenna tetap menghargai cafe tempatnya duduk. Yakali dia duduk disana tapi tidak memesan apa apa.
Memalukan yang ada. Mungkin dia akan di cap sebagai penumpang tidak tahu diri.
"Kok cuma cemilan nge? Emang lo udah makan?" Tanya Ale.
"Udah, tadi gue ke rumah mami dulu buat perbaikan gizi," ucap Jenna. Memang semenjak pulang dari Boston Jenna selalu berada di apartmentnya. Bahkan saat di Boston pun, Jenna memilih untuk tinggal sendiri meskipun disana ada rumah orang tuanya.
Ale tertawa mendengar ucapan sahabatnya. Ada ada saja.
"Tapi bener sih, pulang ke rumah itu bukan cuma perbaikan gizi tapi perbaikan hidup juga. Pas nyampe rumah orang tua serasa nyampe surga," ucap Ale.
"Lagak lo kayak yang udah ke surga aja," sindir Jenna.
"Ya itu kan istilah bangs*t. Gak ngerti banget sih lo," gerutu Ale.
Ale memang memiliki mulut yang toxic ketika mengungkapkan kata katanya. Dan Jenna pun sudah tertular virus toxic itu dari Ale, sahabatnya.
"Ngapain gue peka sama lo. Pasangan gue juga bukan. Sorry to say, gue masih suka batang. Apalagi yang gede," ucap Jenna.
"Ya gue juga lah," ucap Ale.
Tanpa sadar, Jenna kembali teringat kejadian semalam. Sial! Kenapa ia harus teringat kejadian itu lagi sih?! Mengenal pria itu saja tidak. Z, hanya itu yang Jenna ingat. Pria itu bernama Z. Tapi Jenna tidak tahu kepanjangannya.
"Heh, napa bengong? Ha, lo pasti lagi mikir yang iya iya kan? Ngaku lo," ucap Ale.
"Ga ya anjir. Ngapain juga mikirin hal yang udah pasti bakalan gue lakuin nanti sama suami gue," ucap Jenna.
"Selaku pengacara, alias pengangguran banyak acara kayak kita ini, emang ada cowok yang mau? Kerjaan kita kalo gak ngampus ya ngebo. Gitu aja terus," ucap Ale.
"Ya iya sih, hidup kita gak beda jauh. Ngampus, pulang, makan, ngebo. Gitu aja terus tiap harinya. Kayak gak ada kemajuan," ucap Jenna. Ia mulai memakan kentang goreng yang ia pesan. Kebetulan ketang itu sudah tiba di hadapannya.
"Ya elo mah ada kemajuan. Secara lo jadi mahasiswi cumlaude. Bersyukur lah nge," ucap Ale.
"Tapi, kita kan udah lulus nih. Lo ada niatan kerja?" Tanya Ale.
"Kayaknya gue bakalan disuruh masuk dunia bisnis langsung Le. Males sih, tapi ya mau gimana lagi," ucap Jenna.
"Gue juga. Gue harus kelola cafe sama restoran milik keluarga. Males banget tapi itu penghasilan keluarga gue," ucap Ale.
Dua pengacara ini sedang mengadu nasibnya. Yang satu meluncur ke dunia bisnis sedangkan yang satunya meluncur ke dunia kuliner.
"Ngerasa gak sih Jen, kalo kita itu masuk kuliah sesuai fashion keluarga kita? Lo bisnis karena orang tua lo kerja di ranah bisnis. Begitu juga gue, kuliah tata boga keluarga di ranah kuliner," ucap Ale.
Tbc.
Ramein guysss
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 251 Episodes
Comments