***
Kedatangan tamu
Setelah sambungan telepon terputus. Jenna pun segera bersiap untuk pergi ke rumah orang tuanya. Ia mengganti pakaiannya. Ia menggunakan celana kulot levis dan kemeja crop top berwarna hitam. Ia menggerai rambutnya. Setelah siap ia pun turun dari unitnya dan pergi dari sana menuju ke rumah kedua orang tuanya.
Hanya membutuhkan waktu sekitar tiga puluh menit akhirnya Jenna sampai di kediaman orang tuanya. Jenna keluar dari dalam mobilnya dan berjalan masuk ke dalam rumah. Di dalam rumah masih sepi, sepertinya keluarganya belum sampai.
"Mami, papi," panggil Jenna. Ia langsung memeluk keduanya.
Jeni melirik Adam, suaminya. Ia terheran dengan tingkah anak semata wayangnya ini. Tumben sekali anak bar bar ini kalem.
"Kenapa hm?" Tanya Adam.
"Mi, pi, jangan tinggalin Jenna ya? Apapun yang terjadi pokoknya jangan tinggalin Jenna. Jenna sayang sama kalian," ucap Jenna.
"Kamu kenapa sayang? Ada yang terjadi sama kamu?" Tanya Jeni.
Jenna tidak menjawabnya dan kembali memeluk keduanya.
"Pokoknya iya-in aja mami, papi. Yah?"
"Iya sayang iya. Kamu kenapa jadi kayak gini sih, udah sana makan dulu. Mami tahu kamu belum makan kan?" Tanya Jeni. Jenna menganggukan kepalanya.
"Tapi sebelum itu, ada hal yang mau Jenna sampaikan sama kalian," ucap Jenna. Adam dan Jeni pun mengangguk. Mereka duduk di kursi ruang tv untuk mendengarkan putri mereka.
***
Rumah Jenna sudah didatangi oleh kakek, nenek, om dan tantenya juga beberapa sepupunya.
Mama Jeni menyambut mereka dengan hangat sedangkan Adam, pria itu sejak tadi hanya tersenyum tipis sesekali.
Adam melirik ke arah Yura. Kepala gadis itu dibalut perban. Begitu juga Jeni, wanita itu juga melirik ke arah Yura. Sedangkab Yura yang di tatap hanya diam saja.
"Kedatangan ku kesini bukan untuk merayakan keberhasilan anak mu kak, tapi untuk meminta pertanggung jawaban pada anak mu. Kau lihat anak ku, kepalanya terluka akibat ulah anak mu," ucap Hendri Wicaksono. Adik dari Adam.
"Kenapa wajah mu seperti sedang menahan amarah Hendri? Ada apa?" Tanya Malik. Ayah dari Adam dan Hendri.
"Ayah, anak kak Adam yang sudah membuat kepala anak ku terluka. Bahkan lukanya besar," ucap Hendri.
"Memangnya apa yang dilakukan Jenna?" Tanya Mira. Istri dari Malik. Ibu Adam dan Hendri.
"Yura bilang, Jenna emosi karena Mario, pacarnya Jenna lebih memilih Yura dibandingkan dengan Jenna. Jenna melempar sesuatu sampai kepala Yura seperti itu," ucap Hendri.
"Apa itu benar Yura?" Tanya Malik.
"B-benar kek. Kak Jenna tidak terima jika Mario lebih memilih ku," ucap Yura.
"Aku tidak mau tahu, Jenna harus menerima yang sama seperti apa yang diterima anak ku mbak. Jenna harus di hukum," ucap Heni. Ibu dari Yura.
"Hukuman? Sebelum menghukum anak ku, apa Yura bisa membuktikan jika Mario memilihnya?" Tanya Adam.
"Bisa. Yura bisa menelepon Mario," ucap Heni.
"Kenapa harus telepon? Kenapa tidak disuruh kesini saja," ucap Jeni.
"Untuk apa? Bahkan Jenna saja tidak ada disini. Jelas jelas kami datang untuk meminta pertanggung jawabannya," ucap Heni.
Adam tersenyum miring. Ia sudah tahu bahkan sebelum putrinya menjelaskan semua masalahnya. Adam memang selalu meminta seseorang untuk mengikuti kemana pun Jenna pergi.
"Jenna ada disini," ucap Jeni.
"Dimana dia? Aku ingin menghukumnya," ucap Heni. Ia terlihat seperti menahan emosinya.
"Aku meminta penjelasannya dulu. Sekarang hubungi Mario dulu untuk memastikannya," ucap Adam.
"Untuk apa meminta penjelasan Mario. Jelas jelas dia menolak anak mu kak," ucap Hendri.
"Kenapa memangnya? Apa tidak boleh? Atau karena Mario pergi dan tidak bisa ditemukan oleh kalian?" Tanya Adam. Hendri terdiam. Ia cukup bingung bagaimana bisa kakaknya tahu jika pria itu pergi sejak kemarin? Bahkan Mario tidak bisa dihubungi.
"Apa ucapan papi ku benar paman?" Tanya Jenna. Ia turun dari tangga. Matanya menatap tajam ke arah Yura.
Jenna tidak bodoh. Dalam waktu dua jam ia sudah mendapatkan bukti perselingkuhan Yura dan Mario.
Jenna berjalan mendekat ke arah perkumpulan keluarganya. Mira dengan senang menyambut cucu kesayangannya dan memeluknya. Begitu juga dengan Malik.
"Bagus kamu muncul, sekarang kamu harus mempertanggung jawabkan apa yang sudah kamu perbuat pada anak ku," ucap Hendri.
"Memangnya dia ngadu apa?" Tanya Jenna santai. Jeni dan Adam hanya diam saja. Mereka akan membiarkan putrinya menangani masalahnya sendiri. Namun jika Hendri sudah kelewatan, maka Adam yang akan turun tangan.
"Kenapa lo tega sama gue kak? Mario lebih pilih gue, seharusnya lo intropeksi diri kenapa Mario sampe selingkuh sama gue. Mungkin lo-nya yang enggak cantik," ucap Yura.
Jenna tersenyum meremehkan. Kurang cantik? Hei, bahkan cicak pun tahu siapa yang paling cantik diantara Jenna dan Yura. Tapi sayangnya ini bukan kontes kecantikan.
"Kenapa harus gue yang intropeksi diri? Kan yang selingkuh Mario. Berarti yang punya masalah ya Mario, bukan gue," ucap Jenna.
"Masalahnya di elo kak, bukan Mario atau pun gue. Jelas jelas lo yang salah," ucap Yura.
Jeni sebagai ibu dari Jenna tidak terima jika anaknya dipojokan seperti itu. Ia hendak berbicara namun Jenna menahannya.
"Awalnya gue pengen nangis banget pas tahu Mario selingkuh. Gue pikir emang ada yang salah dari gue atau mungkin gue kurang cantik yang tadi lo katakan. Tapi setelah gue tahu siapa yang jadi selingkuhannya, gue gak jadi nangis malah ketawa ngakak. Waktu kemarin gue pergokin lo, lo lihat ada air mata gak? Gak ada kan?" Tanya Jenna
"Dan bodohnya Mario, kalo cari selingkuhan itu kenapa gak yang bervalue lebih tinggi dari gue? Yang tadinya mau nangis malah jadi bersyukur karena gue putus sama cowok bajing*n kayak dia," sambungnya.
"Maksud kamu apa? Kamu rendahain anak tante?" Tanya Heni.
"Gak perlu Jenna rendahin juga anak tante udah rendahan," ucap Jenna santai.
"Dasar mulut pelac*r! Beraninya kamu mengatai anak tante seperti itu?!" Ucap Heni.
"Anda juga sudah mengata-ngatai anak saya," ucap Adam.
"Jenna berbicara fakta. Sebentar lagi kalian akan punya cucu," ucap Jenna. Ia menyodorkan sebuah map ke atas meja.
"Mi, pi, opa, oma, Jenna keluar dulu ya? Mau nyari yang dingin dingin. Nanti Jenna balik lagi kalo udah sepi. Opa sama oma nginep disini, gak boleh bantah," ucap Jenna. Ia pun pergi dari sana meninggalkan semua orang.
Heni yang langsung melihat isi map itu terkejut melihat apa yang ada di dalamnya. Sedangkan Yura sudah ketakutan. Ia takut jika orang tuanya akan memarahinya dan parahnya ia akan diusir.
Sedangkan Adam dan yang lainnya terdiam menyaksikan drama keluarga Hendri.
Tbc.
Rameinnnnn guysss
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 251 Episodes
Comments