***
Seorang gadis cantik sedang berjalan santai masuk ke sebuah apartment. Ia baru saja keluar dari dalam lift dan hendak menuju salah satu unit yang berada di lantai tiga. Ia berjalan riang sembari bersenandung kecil.
"Mario tidak tahu jika hari ini aku berkunjung ke rumahnya. Aku sangat tidak sabar melihat wajah terkejutnya saat melihat ku kembali kesini," ucapnya.
Ia pun berdiri di depan pintu unit apartmenet Mario. Mario Satria adalah kekasihnya. Mereka sudah lama menjalin hubungan. Mungkin sekitar tiga tahun.
Bip.
Pintu apartment pun terbuka. Masuklah Jenna sembari membawa cake yang ia buat sendiri untuk Mario. Hari ini adalah hari anniversarry hubungan mereka yang ke tiga tahun.
Aneh. Kenapa apartment Mario sepi? Bukannya pria itu bilang tidak akan kemana mana hari ini? Apa mungkin dia masih tertidur?
Jenna pun melangkahkan kakinya mencari Mario di segala penjuru apartement. Mentang mentang Jenna tidak bilang jika ia sudah di Indonesia, Mario seenaknya saja pergi tanpa memberitahunya.
Di dapur dan ruang tv tidak ada jadi Jenna memutuskan untuk ke kamarnya saja. Ia berjalan santai seperti biasa. Namun dari jarak beberapa senti meter di depan pintu kamar Mario, Jenna seperti mendengar suara yang aneh. Ia pun berjalan lebih dekat ke arah pintu untuk memastikannya.
Sebuah geraman pria dewasa dengan desah*n manja seorang wanita terdengar di telinganya. Samar namun ia bisa menebak apa yang sedang terjadi di dalam sana.
Biadab!!
Jenna tidak salah dengar kan? Itu suara Mario,2 kekasihnya. Ia juga mendengar suara wanita di dalam sana.
Perasaan Jenna sudah tidak menentu. Ia takut membuka pintu ini, namun jika ia tidak membukanya mungkin ia akan menyesalinya seumur hidup.
Brakkk...
Pintu kamar pun terbuka dengan suara keras karena Jenna menendangnya.
Dua insan berbeda jenis tanpa sehelai benang pun terkejut melihat pintu itu dibuka dengan cukup keras. Sedangkan Jenna speechless. Ia tidak bisa berkata apa apa lagi. Kue yang ada di tangannya hampir saja jatuh.
"Jenna," lirih Mario.
Air mata Jenna sudah mengalir bebas di pipinya. Sungguh kejutan yang sangat indah. Sampai sampai ia menangis sampai dadanya terasa sakit.
Pandangannya menatap kecewa ke arah Mario. Ia tidak menyangka jika hal ini akan terjadi padanya. Mario, seorang pria yang sangat ia banggakan dan sangat ia cintai ternyata sudah mengkhianatinya.
"Jenna," panggil Mario. Ia bangun dari atas kasur namun Jenna mengangkat tangannya. Seolah bicara jika Mario tidak boleh mendekat ke arahnya.
Jenna dibuat terkeju lagi dengan lawan Mario diatas kasur. Dia, dia adalah Yura Karlina. Anak dari om dan tantenya.
"Wow, pemandangan yang sangat indah," ucap Jenna.
"Ini tidak seperti yang kamu pikirkan sayang, dengarkan-,"
"Terkutuklah mulut iblis mu itu karena memanggil nama ku dengan sebutan sayang," ucap Jenna. Ia berjalan mendekat ke arah ranjang.
"Sejak kapan?" Tanya Jenna.
"Jenna sayang-,"
"SEJAK KAPAN SEMUA INI TERJADI?!" ucap Jenna. Ia sudah tidak bisa menahannya lagi. Emosinya sangat ingin meledak saat ini.
"Wanita ular, jawab aku. Sejak kapan kau berani bermain dengan dia?" Tanya Jenna.
"Kak, ini salah kakak. Kakak gak pernah kasih apa yang Mario mau," ucap Yura.
"BODOH. AKU TIDAK BERTANYA ITU PELA*UR. AKU TANYA SEJAK KAPAN KALIAN SEPERTI INI?" tanya Jenna.
"JAWAB!!!!"
"Satu tahun yang lalu," ucap Mario pelan.
Jenna tertawa keras mendengar pernyataan Mario. Satu tahun? Bukan waktu yang sebentar.
"Berarti selama aku menyelesaikan pendidikan ku, kau sudah mengaliri sper*a ke lubang pipis wanita pela*ur ini? Luar biasa Mario bangSatria," ucap Jenna.
Ia pun melepar sepotong kue yang ada di tangannya ke arah kepala Yura dan sepotongnya lagi ke arah kepala Mario.
"Pesta perayaan, aku memberikan kalian potongan kue karena sudah berani mengkhianati aku. Bahkan aku sudah kecewa dengan manusia iblis seperti kalian," ucap Jenna.
"Jenna, aku mohon, dengarkan penjelasan ku dulu," ucap Mario.
"Untuk apa? Ini hari anniversarry hubungan kita yang ketiga tahun, tapi dihari anniversarry ini juga hubungan kita sudah berakhir," ucap Jenna.
"Jenna-,"
"Oh salah, bukan hari ini. Tapi sejak satu tahun yang lalu. Sia sia ternyata aku menjaga perasaan ku untuk mu pria bajing*n yang pernah aku kenal," ucap Jenna. Air matanya terus mengalir namun kata kata yang diucapkan dari bibir Jenna sama sekali tidak ada yang bergetar karena menangis.
Satu piring bekas kue tadi masih dipegang oleh Jenna. Ia beralih ke meja rias yang ada disana. Mengambil tissue dan mengelap sisa kue yang ada di tangannya.
Yura dan Mario hanya terdiam. Dan saat itu Jenna gunakan untuk melempar piring itu ke kepala Yura.
Dakkk...
Lemparan piring tepat mengenai jidat wanita itu. Jenna pun keluar meninggalkan Yura yang jidatnya sudah mengeluarkan darah.
***
Sesampainya di kamar, pria yang membawa Jenna menurunkan gadis itu diatas kasur. Pria itu juga segera bergerak ke atas tubuh Jenna.
Jenna yang dipengaruhi alkohol tidak tahu jika saat ini ia sedang dalam bahaya.
"Kau yakin?" Tanya pria itu.
"Sekali lagi kau bertanya, maka aku akan mencari pria lain saja," ancam Jenna.
"Calm down baby girl. Aku hanya memastikan saja," ucapnya. Jenna sepertinya tidak ingin melewatkan banyak waktu. Ia mencium pria di depannya ini dengan penuh nafsu. Sedangkan pria itu hanya mengikuti alurnya.
Jari lentik Jenna mulai melepas kancing kemeja pria ini. Kebetulan jas yang dipakai olehnya tadi sudah ia buka.
Dalam satu kali tarikan, Jenna berhasil membuka baju bagian atas pria ini. Terlihat otot bisep yang sangat keras juga otot otot perut yang sudah seperti roti sobek yang sering dimakan oleh Jenna terpampang di depan matanya.
Sedangkan sang pria tidak mau kalah. Setelah baju bagian atasnya terbuka. Ia membuka seluruh pakaiannya. Ia juga membuka dress yang digunakan wanita ini.
Kedua manusia itu sudah sama sama polos. Pria itu kembali mencium gadis di bawahnya dan bersiap melakukan kegiatan intinya.
"Sebut nama ku ketika aku melakukan itu pada mu," ucapnya.
"Aku bahkan tidak tahu nama mu," ucap Jenna.
"Zayn. Dan siapa nama mu?" Tanya Zayn.
"Jenna."
Perkenalan singkat yang akan Jenna sesali sedang berlangsung. Saat Zayn memasukan miliknya Jenna memekik kesakitan bahkan kuku kukunya sudah menancap di bahu tangan Zayn.
Zayn berusaha memasukan miliknya, namun ia cukup kesusahan. Jenna tidak bisa berkata apa apa. Hanya air mata yang keluar.
Akhirnya setelah mencoba beberapa kali, Zayn berhasil menyatukan miliknya. Terlihat aliran bening keluar dari mata wanita ini.
"Aku akan bermain pelan, Jenna."
Tbc.
ramein guyss
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 251 Episodes
Comments