Hari pertama semester baru sekaligus penyambutan siswa baru menjadi hari yang sangat dinantikan oleh semua orang termasuk Charlotte yang sudah berpakaian rapi di kamar kostnya di mana dia tinggal sendirian.
Kamar berukuran 5 x 4 meter yang hanya ditinggali oleh dirinya seorang di sebuah kos kosan murah untuk anak sekolah.
Seragam sekolah terpasang di tubuh nya yang indah, warna biru tua dengan kemeja putih dan rok sepanjang lutut dengan garis putih biru , kaos kaki hitam panjang dan sepatu dochmart dengan pita di bagian lehernya sangat cocok dikenakan oleh Charlotte. Senyuman indah menghiasi gadis belia itu.
Kerja kerasnya mengikuti program belajar kilat membuahkan hasil, kejeniusannya ini dilirik oleh kepala Yayasan yang merekomendasikan dia masuk ke sekolah itu. Charlotte menatap dirinya di cermin, manis dan cantik untuk remaja seusianya yang baru masuk SMA.
“ Saatnya ke sekolah Van,” gumamnya sambil menepuk-nepuk pucuk kepalanya sendiri, hal yang sering dia lakukan untuk meningkatkan percaya dirinya.
Di panti asuhan tempat dia tinggal, dia kerap di sapa dengan nama belakangnya dan dia lebih nyaman begitu karena nama Charlotte cenderung asing di telinga orang orang.
Gadis itu beranjak dari kamarnya. Jika biasanya dia keluar kamar untuk bekerja paruh waktu maka kali ini setengah dari harinya dia sisihkan untuk belajar di sekolah dan sisanya untuk pekerjaan paruh waktunya.
Dengan mengayuh sepeda ontel kesayangannya, gadis itu melaju menuju Korean Internasional High School yang tak jauh dari tempat kosnya.
Gadis itu dengan senyuman gembira bersepeda menuju sekolah bergengsi yang dilirik oleh semua orang.
Hari yang sangat cerah untuk memulai awal baru bagi hidup Charlotte sebelum semuanya itu hancur di tangan anak anak konglomerat.
Gadis kecil itu tidak sadar kalau dia baru saja masuk ke lingkungan yang tidak seharusnya dia masuki, dia tidak sadar kalau seharusnya dia tidak bersentuhan dengan orang yang tidak seharusnya dia sentuh, dia baru saja menyinggung harga diri orang orang penting di sekolah itu.
Seminggu setelah kejadian pertama saat pengumuman nilai, Charlotte mulai merasakan teror aneh di sekitarnya.
Ada beberapa pasang mata yang menatap tajam ke arahnya, bahkan beberapa kali dia hampir mengalami kecelakaan, beruntung saja alam masih baik padanya.
Bagi Charlotte ini bukan hal besar, dia hanya menganggap dirinya kurang beruntung. Tetapi semua kejadian ini tak lepas dari pengaruh anak anak bangsawan yang merasa terluka setelah mengetahui siapa Charlotte sebenarnya.
Hari pertama Charlotte di sekolah itu berjalan dengan baik. Dia memiliki seorang teman baru yang membuat semua orang menatap iri dan dengki padanya.
Setelah pertemuan pertama dengan kelas dan wali kelas setiap siswa diberi waktu untuk beristirahat sebelum mengikuti kegiatan selanjutnya.
Charlotte yang wajahnya sudah tersebar ke seluruh media sebagai anak miskin yang mengalahkan para bangsawan duduk sendirian tak punya teman di sekolah yang besar itu.
Tetapi gadis itu terlalu polos, dia menganggap semuanya baik baik saja dan menikmati makan siangnya yang menyenangkan di kantin meski harus bertemankan tatapan sinis dan penuh dendam dari semua anak yang ada di sana.
Pengaruh masuknya Charlotte ke sekolah itu membuat semua orang menjadi gusar. Kabar itu tersampaikan pada orangtua mereka yang punya reputasi baik.
Charlotte dibandingkan dengan anak emas mereka dan disebut kalau anak dari kalangan bawah pasti bisa menjatuhkan anak anak yang lahir dengan sendok emas di mulutnya.
Si gadis dengan sendok kayu itu jadi saingan akademis dan non akademis anak anak mereka karena dia unggul dalam banyak hal. Semua orangtua yang tahu hal itu meminta anak mereka menjauhi Charlotte. Gadis itu tidak tahu bahaya apa yang sedang menghadangnya di sekolah itu.
Dia menikmati makan siang yang sangat lezat yang baru pertama kali dia rasakan. Tak cukup hanya wajah cantik yang dibutuhkan di sekolah itu, dia juga harus sempurna dalam harta, tahta dan status sosial di masyarakat.
Tak punya orang tua tak masalah selama kau punya warisan atau kakek kaya raya, yang terpenting di sini adalah uang.
Charlotte dengan tulus masuk ke sekolah bergengsi itu dengan program beasiswa khusus yang setiap tahunnya diberikan kepala Yayasan pada 10 anak berprestasi entah dari kalangan mana pun itu.
Dan hanya 5 siswa yang masuk jalur beasiswa itu pun peringkatnya 4 lainnya berada di 4 terendah dalam jajaran nilai. Dan Charlotte melampaui semua orang dengan nilai sempurna.
Sekolahnya mungkin tidak bermasalah, tetapi yang jadi masalah adalah keegoisan para manusia yang ada di dalamnya, kesombongan dan keangkuhan yang membuat mereka akan mendapatkan mimpi terburuk di hidup mereka.
Charlotte yang sedang duduk asyik di kantin, makan dan membaca kamus bahasa latin dikejutkan dengan kehadiran tiba tiba dari seorang pria yang tiba tiba saja meletakkan nampan makan siangnya di depan Charlotte.
Gadis itu menoleh dan menatap ke arah orang itu, “ umm? Kakak kelas yang kemarin? Halo.... senang bertemu denganmu,” sapa Charlotte dengan senyuman manis di wajahnya sambil menjulurkan tangannya .
Mark, pria dingin itu tidak disangka malah duduk di depan Charlotte.
Ibarat dua permata sekolah dipersatukan, Charlotte sebagai peringkat satu dari seluruh kelas 10 dan Mark di peringkat pertama di kelas 11. Dua permata indah sebagai penakluk ujian masuk dengan nilai sempurna.
Mark terkejut dengan kepribadian ceria yang ditunjukkan Charlotte, jelas sekali dia berbeda dengan para gadis yang langsung memuja nya bahkan ketika yang dia lakukan hanya bernafas.
Charlotte tampaknya tidak mengenalinya, dan tidak tahu dia siapa. Tatapan polos dan lugu itu membuat Mark tersenyum tipis di depan Charlotte.
Semua orang yang melihat itu dibuat menganga dengan wajah tampan Mark yang kini malah tersenyum hanya di depan seorang gadis yatim piatu miskin yang jelas berada di bawah mereka semua.
“ ya ampun, jal4ng licik itu pasti telah merayu Mark, berani sekali dia melakukan itu pada priaku...”
“ Sialan tidak bisa dibiarkan, jika begini dia akan merayu semua pria di sekolah ini,”
“ Dia itu rubah busuk, menjijikkan,dasar anak miskin tidak tahu diri!!"
Semua orang mengumpat dan bergunjing tentang Charlotte, termasuk Kath, Bianca, George, Sofia dan teman temannya yang lain, semuanya menatap kesal pada Charlotte.
“ Sialan, bagaimana bisa Mark berbicara dan tersenyum pada rubah licik itu!?” Kath mengamuk , dia mengamati mereka dari pantry di lantai dua, kesal dan marah bercampur menjadi satu saat melihat gebetannya malah dekat dengan orang lain.
“ Dia harus diberi pelajaran!!” ucap mereka.
Sementara mereka panas sendiri bak kompor yang meledak, Charlotte dan Mark tampak menikmati makan siang mereka dengan celoteh ria dari Charlotte yang sangat polos dan tidak tahu apa-apa.
“ Sekolah ini hebat ya, tempat sampahnya bisa buka sendiri, pintunya juga, tangganya jalan sendiri, belajarnya pakai internet, gurunya di Afrika muridnya di sini, keren banget, kakak sudah kelas berapa?” tanya Charlotte yang awalnya bercerita malah langsung berubah topik.
“ Hmm...” Mark tersenyum lagi, “ kelas 11, tapi aku lebih tua dari yang seharusnya, sempat berhenti sekolah selama 2 tahun” jelas Mark.
“ Umm begitu ya, aku baru 15 tahun, kalau dihitung usia kita beda 3 tahun dong!" ucapnya sambil menunjukkan tiga jarinya.
“ hmmm... baguslah, kau jauh di bawahku,” ucap Mark.
“ Hehehe... terimakasih mau menemani makan siangku,” ucapnya sambil tersenyum manis.
Tiba-tiba saja...
Byuuurrr.....
"Ehhh anak kampung, beraninya kau makan di kantin mahal ini!!!" Kath tanpa aba aba menyiram tubuh Charlotte dengan air minumnya.
"Ahrhhhh... apa ini!?? hujan es cokelat!??" ucap gadis itu saking terkejutnya.
Mark terkejut bukan main, dia tak menyangka kalau Kath akan mengganggu gadis itu secara terang-terangan.
"Apa yang kau lakukan!!!" kesal Mark sambil menarik nampan di depannya dan...
Brukkk....
"Kurang ajar!" teriak Mark kesal sambil mendorong Kath hingga terjatuh ke lantai.
" Jangan kau coba melakukan hal tercela seperti ini lagi di hadapanku, atau aku akan membunuhmu sialan!!!" Mark sangat marah.
Makan siangnya kacau, belum lagi melihat Charlotte yang jadi korban ke-rasisan siswa di sekolah itu.
Dia membuka jaketnya dan memasangnya pada Charlotte," kita pergi dari sini!" ucap Mark.
"Jika ada seorang saja dari kalian berani mengganggunya, maka lihat apa yang akan terjadi!!!" ucap Mark sebelum dia benar-benar pergi dari sana.
" Arkhhh sialan!!! sialan kalian semua, Mark kenapa kau bersama gadis miskin yatim piatu sialan itu arrkhhhhhh.... awas kau perempuan miskin!!!!" pekik Kath sekuat tenaganya.
.
.
.
Like, vote dan komen
(Mark Choi)
(Charlotte Anna Van)/ Before
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 56 Episodes
Comments
Er Ropah
bru mmpir,suka klo bca novel ad visualy,hdi meng halunya bsa optimal😂😂😂
2023-10-07
0
Yeni Yulieni
Cha eunwoo emmuachh 😘😘😘
2023-02-01
0