lima Puluh sama dengan, sampe hasilnya bener,”
“Nggak ah, mau tidur aja.” Luna kembali menyandarkan kepalanya di lipatan tangannya, lalu terdengar suara mendengkur dari lipatan tangannya. Sagara menahan amarahnya, lalu menarik tubuh Luna ke dekatnya. Luna lantas terkejut dan melotot.
“Aduh, sakit ih Main tarik aja,
“Mau diajarin Nggak,” Sagara menatap Luna Penuh sabar.
Luna Pun tersenyum manis. “Mau.”
...•••••...
Jam istirahat tiba. Sebagian besar murid di kelas ini bergegas keluar dan tentu saja Pikiran utama mereka ke kantin. Tidak seperti Luna, ia masih betah duduk di kursinya. Ada beberapa faktor yang membuat Luna tak bergerak dari tempatnya, yaitu:
...1. Ia tak tahu harus berbuat apa....
...2. Mau ke kantin tetapi nggak tahu letaknya di mana....
...2 . Dan ia belum menemukan teman baru...
“ Luna ikut kami, yuk," ajak Natasha yang membawa dua Pasukannya Rana dan Clara.
“Jangan mau,” celetuk Sagara mengganggu Natasha. Ya, dia memang masih di kelas, masih duduk di kursinya, sambil sibuk merapikan buku buku yang berserakan di atas meja.
“Apaan sih, Sagara,” sentak Natasha.
“ Sagara, ayo kantin,” seru Keenan yang sudah berdiri di ambang Pintu kelas.
“Ayo, Luna, ke kantin juga,” Natasha menarik Pergelangan tangan Luna Saat ia hendak melangkah, tiba-tiba Keenan menghentikan langkahnya.
“ Luna, bareng gue sama Sagara aja,” ucap Keenan dengan lantang.
" Kalian tuh cowok kami cewek Jadi Luna itu lebih Pantes jalan bareng kami,” balas Natasha.
" Nat, lo mau caper ya sama gue kan,” Sagara menatap Natasha dengan tatapan menuduh.
“Dih, Pede amat,” Natasha melotot.
“Kan lo suka sama gue dari kelas sepuluh, tapi gue nya Pura-pura nggak tahu, ya kan,” Sagara tertawa, diikuti Keenan. “Makanya, Punya sikap tuh dijaga Siapa cowok yang nggak geli liat tingkah lo. Sok cantik, banyak gaya, tapi otak kosong.”
“Sagara” tegur Clara.
Melihat wajah Natasha yang memucat, Sagara Pun beranjak dari tempat, meninggalkan mereka semua termasuk Luna. Setelah Sagara menghilang dari kelas bersama Keenan, bahu Natasha mulai bergetar. Tangannya yang semula memegang tangan Luna, kini terlepas. ia menutup wajah dengan kedua telapak tangannya, menyembunyikan isakan tangis yang keluar dari mulutnya.
“Sst, jangan nangis....” Rana mengusap bahu Natasha dengan iba.
" Gue kan Udah bilang ke lo dari awal, buat berhenti kejar Sagara, karena lo tahu sendiri kan, Sagara itu gimana...,” ucap Clara.
Luna menggigit bibir bawahnya dan memainkan jemari tangannya. Bingung harus melakukan apa. Ia terlihat seperti anak hilang dalam kerumunan orang. Akhirnya Luna bangkit dari kursinya dan berlari keluar kelas. la melangkah ke mana Pun kakinya melangkah, sampai tibalah ia di ujung lorong lantai dua. ia tidak hafal letak-letak sekolah ini, lagi Pula sekolah ini terlalu besar.
“Kantin di mana ya....” Luna bergumam. Niatnya ingin mencari Sagara dan Keenan, tetapi ia tak melihat dua sosok itu di sekitar sini. Sepertinya dua cowok itu sudah menghilang ke kantin.
“ Luna,” seseorang memanggil. Luna menoleh, mendapati Keenan yang baru saja keluar dari toilet cowok yang kebetulan terletak tak jauh dari tempat Luna berdiri.
Luna lantas menghampiri Keenan.
“ Sagara mana,”
“Tuh,” Keenan menunjuk ke Pintu toilet, ke arah Luna yang baru muncul sambil merapikan rambutnya yang kini terlihat messy.
“Sagara,” Panggil Luna “Sini,”
Keenan menatap Luna dengan alis yang terangkat satu.
“Kenapa,”
“Mau ngomong sama Sagara,” ucap Luna
“Apa,” Sagara bertanya dengan nada sengit yang sering ia gunakan sehari-hari.
“Parah banget sih, cewek yang tadi itu nangis tahu,” serbu Luna, “Pasti dia sedih banget dibilang kayak gitu sama kamu. Kamu Nggak tahu ya, cewek itu Punya Perasaan yang lebih sensitif dibanding cowok. Kamu seharusnya nggak sekasar itu sama dia! Kalau kamu tahu dia suka sama kamu, jangan frontalin begitu. Dianya jadi malu, tahu,”
Sagara melipat kedua tangannya di depan dada sembari bersandar Pada tembok.
“Terus, urusannya sama lo apa,”
“Sebagai sesama cewek, wajar kalau aku bela dia,” celetuk Luna, “aku Nggak suka, ada cowok yang nindas cewek kayak yang kamu lakuin tadi,”
Sagara Paham maksud dan tujuan Luna berucap sampai berapi-api seperti itu Padanya. Sagara berjalan mendekati Luna, mempersempit jarak di antara mereka dan kini ia menatap kedua bola mata Luna hingga membuat Pipi cewek itu mulai memanas.
" Lo tahu Nggak Gue Paling Nggak suka orang lain ikut campur urusan gue,”
Luna sempat takut dengan tatapan tajam yang Sagara tunjukkan Padanya. Tetapi, secepat kilat Luna membuang muka.
" Aku Nggak suka aja sama cara kamu ngomong sekasar itu ke cewek,”
“Gue itu tipe orang yang langsung ungkapin apa pun yang ada di Pikiran gue,” balas Sagara, “Gue itu bukan tipe manusia kepo dan ribet kayak lo.”
“Aku enggak kepo, aku cuma kesel aja liat kamu gituin cewek tadi,” Luna berkacak Pinggang. “Ya Udah, aku mau balik ke kelas aja. Males liat muka kamu.”
“Pergi aja sana, jangan salahin gue kalau nyasar.” Sagara tertawa jahat.
Baru saja Luna berjalan dua langkah, langkahnya terhenti setelah ia dengar ucapan Sagara. Luna Pun berbalik badan, dan menatap dua cowok tadi. Dengan melas, Alana berkata Pada Keenan,
" Keenan, temenin ke kelas ....”
...•••••...
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 67 Episodes
Comments
Cansa°
Gue yakin sagara bakal suka duluan sama Luna
2023-02-09
0
Rara Rara
next Thor
2023-01-31
0
Ridwan
next Thor
2023-01-31
0