KANTIN

Bel sekolah berbunyi pertanda waktu untuk istirahat , siswa maupun siswi keluar berhamburan dari kelas, jam jam bebas setelah penat berperang dengan mata pelajaran, Aira dan Gwen berjalan beriringan di koridor menuju kantin. kantin terlihat sangat ramai, tempat duduk bahkan tertinggal beberapa saja yang masih kosong. semua siswa maupun siswi berebut tempat duduk, menyantap nikmat makanan masing masing di sertai canda dan tawa.

Aira mengedarkan pandangan di sekeliling kantin untuk menemukan tempat kosong yang cocok di duduki sembari menikmati makanan

"Gwen lo duduk aja di sana, gue yang pesen." Aira menunjuk meja kosong di samping kanan dekat jendela. Gwen mengikuti arah telunjuk Aira lalu mengangguk.

"mie ayam atau bakso?"

"mie ayam aja, minumnya ngikut lo." jawab Gwen.

Aira pun lantas menuju penjual mie ayam dan bakso sesuai keinginan Gwen.

Gwen menatap punggung Aira yang berjalan menjauh menuju gerobak mie ayam, ia keluarkan ponselnya saat ada getaran menandakan ada pesan masuk.

"pak,mie ayam dua yang satu tambah bakso yang gede satunya lagi tambah bakso yang kecil kecil, jangan lupa es teh sama jus mangga ya pak." ucap Aira yang di angguki penjual mie ayam.

"nih neng minumnya dulu, ntar mie ayam nya biar jajang yang nganterin." pria paruh baya itu memberikan nampan berisi dua minuman kepada Aira.

Aira tersenyum dan mengangguk sekilas sebagai jawaban.

bruk... pyaar

saat berbalik dan baru satu langkah seseorang menabrak tubuhnya sehingga minuman yang dibawa terjatuh dan pecah.

"PUNYA MATA DI PAKE! KALAU NGGAK GUNA BILANG, BIAR GUE BANTU COLOK MATA LO PAKE PISAU." bentakan dari Angga anggota Scorpio menggema di kantin.

yang menabrak adalah Angga.

Aira menggigit bibir bawah dengan gugup, sekarang ia memiliki masalah.

seketika kantin hening semua orang memusatkan perhatian pada Aira yang sudah duduk bertumpu dan meminta maaf berkali kali.

"HEH! KALAU DI AJAK NGOMONG LIAT ORANGNYA!" ucap Angga, mau tak mau Aira dengan paksa mendongakkan kepala.

mata keduanya bertubrukan dengan cepat Aira menunduk. mata lelaki itu sangat tajam, memandang dirinya seolah ingin menusuk berkali kali.

"LO LIAT SEPATU GUE BASAH GARA GARA LO!" Angga menoyor kasar kepala Aira.

sedangkan gadis itu bergetar ketakutan, matanya memerah dan berkaca kaca detik selanjutnya gadis itu menangis.

"maaf, nggak sengaja." dengan terbata bata Aira meminta maaf, kedua tangannya menangkup di depan dada. gadis itu menangis tak berani menampakkan wajahnya.

"MAAF-MAAF, RUSAK SEPATU GUE YANG MAHAL INI! BERSIHIN CEPET."

Aira langsung berdiri lalu mengambil tisu di meja.sebelum tisu menyentuh sepatu Angga rambutnya di tarik paksa agar berdiri.

"GUE NGGAK NYURUH PAKE TISU! JILAT SEPATU GUE SAMPE BERSIH."

tak ada yang berani bersuara, semuanya terdiam dua teman Angga juga diam menonton pertunjukan yang dilakukan Angga.

tidak ada yang berani membela gadis itu, semua takut. semua tau seberapa tempramental nya seorang angga.

"GUE BIL..."

BUGH...

belum selesai berbicara

satu bogeman metah mendarat di pipi kanan Angga, semua orang terkejut. kejadian begitu cepat.

"siapa lo ngatur ngatur kaya gitu? merasa paling bos lo!" Gwen bersedekap dada berdiri di depan Aira.

angga menyeka darah yang keluar dari sudut bibir nya, bogeman yang ia dapatkan sangat kuat bahkan hanya satu kali mampu membuat sudut bibirnya sobek.

"Siapa lo berani banget mukul gue?" dengan nafas memburu menahan emosi, angga menatap nyalang gadis yang baru saja dengan berani membogem wajah nya.

Gwen tersenyum miring, matanya menatap remeh orang di depannya.

"nggak penting siapa gue? mentang mentang bokap lo donatur di sekolah ini lo merasa paling raja, iya?" ternyata benar info yang didapat anak donatur di sekolah ini selalu bersikap layaknya seorang bos.

tak terkecuali dengan orang di depannya.

Bram bersedekap dada, menatap minat pada gadis yang baru saja memukul temannya. untuk pertama kalinya selama ia sekolah di SMA BINARTA ada orang yang berani melawan Angga selain anggota Scorpio. bahkan tidak banyak yang berani tapi lihat lah gadis itu dengan angkuh berdiri di depan Angga tanpa rasa takut.

Dodi merangkul Bram dari samping, "siapa tu cewek? nyalinya gede juga." tanya Dodi matanya masih menatap Gwen,

Bram mengedikan bahunya ia juga baru melihat.

"kalau gue raja di sini emang lo mau apa? masalah buat lo."Angga menatap remeh pada Gwen.

sedangkan yang di tatap dengan santai menatap balik Angga. "iya masalah buat gue, kalau lo mau jadi raja di hutan jangan di sini."

"maksud lo apaan?"

"masih belum paham? gue bilang kalau mau jadi raja di hutan jangan di sini."

"LO!" Angga melayangkan satu pukulan, refleks yang baik membuat Gwen dapat menghindar serangan dari Angga.

"Katanya Raja mukul cewek aja nggak bisa." tawa remeh terdengar di telinga siswa maupun siswi sekitar. Gwen lagi lagi menatap rendah Angga tanpa rasa takut sama sekali.

Angga mengepalkan tangannya erat, urat di wajah maupun leher terlihat jelas menandakan bahwa lelaki itu benar benar emosi.

tanpa aba aba satu tendangan dari Angga mengenai perut Gwen, suara histeris para siswi membuat suasana kantin semakin ramai.

Gwen memegang perutnya dengan tersenyum miring. "segitu doang tendangan lo?" kembali bersedekap dada memandang remeh Angga. tendangan yang ia dapatkan tak cukup membuat ia melemah ia pernah mendapatkan tendangan yang lebih kuat dari tendangan tadi.

"lo bener pengen gue bunuh hah! ucap Angga mencekik leher Gwen. gerakan sangat cepat cukup membuat gwen tersentak kaget.

Aira yang melihat menangis histeris tanpa mampu berbuat apa apa. ia takut tapi juga ingin membantu temannya.

"jangan sentuh gue." Gwen berkata dengan pelan, memperingati agar Angga tak menyentuh dirinya.

seakan tuli dan tak peduli peringatan dari Geen,

satu tangan Angga mengelus pipi Gwen dengan pelan dan lembut "lo cantik juga ternyata, sebelum gue bunuh gimana kalau kita main sebentar?"

Gwen yang mendengar geram dan langsung naik pitam dengan kasar melepas cekikan tangan Angga lalu memberikan dua bogeman langsung di wajah Angga serta tendangan di perut lelaki itu sampai Angga tersungkur di lantai.

belum selesai ia memelintir tangan Angga sampai lelaki itu menjerit kesakitan "itu balasan buat tangan kotor lo nyentuh gue." melepaskan tangan yang menekan tangan Angan ke belakang Gwen berjalan meninggalkan kantin tanpa memedulikan siswa maupun siswi yang menatapnya.

Aira menghapus air matanya lalu berlari kecil mengikuti Gwen yang berjalan keluar area kantin.

Angga merintih memegang pundaknya yang cukup nyeri dengan menatap tajam punggung Gwen mata nya mengisyaratkan akan kemarahan, gadis itu baru saja mengibarkan bendera perang pada dirinya.

TO BE CONTINUED.....

Terpopuler

Comments

Samename

Samename

Seru banget. Suka kalau karakter cewek utamanya kayak Gwen, ga lemah

2023-05-06

0

anggita

anggita

Aira,,, Gwen...

2023-05-06

0

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!