Iris dan Varo benar-benar menghabiskan malam bersama. Keduanya duduk santai di sebuah bar seraya menikmati segelas jus jeruk. Alunan musik selow pun menemani malam mereka. Tanpa sadar keduanya begitu menikmati kebersamaan malam ini dengan perasaan nyaman.
''Kamu gak minum anggur?'' tanya Iris menatap wajah Varo dan masih menganggap laki-laki itu adalah Kai, laki-laki yang akan dia nikahi kelak.
''Saya tidak terlalu suka minuman yang memabukkan itu, merokok pun gak pernah. Teman-teman saya banyak yang menyebut saya cemen karena tidak jantan katanya,'' jawab Varo meneguk jus jeruk minuman yang dia pesan.
''Hmm ... Memang iya sih? Laki-laki yang tidak merokok dan tidak pernah merasakan manisnya anggur itu terlihat cemen, tapi aku justru suka laki-laki yang seperti itu,'' ucap Iris tersenyum kecil.
"Bukannya kamu gak suka laki-laki ya?''
'Ups ... kenapa aku sampai keceplosan kayak gini,' (batin Iris.)
"Ya, memang seperti itu. Aku memang penyuka sesama jenis, tapi--" Iris tidak meneruskan ucapannya tidak tahu harus berkata apa.
"Tapi apa?"
"Tapi, teman-temanku bilang kalau laki-laki yang merokok itu lebih terlihat macho, tapi Bagiku tidak. Laki-laki seperti kamu yang terlihat lebih keren. Tidak minum anggur dan tidak merokok kelihatannya lebih gimana gitu. Lagi pula, merokok itu tidak baik untuk kesehatan lho,'' jelas Iris panjang lebar.
''Hmm ... Begitu rupanya.''
''Udah malam, Kai. Bagaimana kalau kita pulang sekarang?'' ajak Iris kemudian.
''Benar juga, besok pagi saya juga harus ke kantor,'' jawab Varo kemudian.
Keduanya pun bangkit lalu berdiri menyudahi kebersamaan mereka untuk malam ini. Mereka berjalan secara beriringan keluar dari dalam bar tersebut. Entah mengapa, Iris merasa bahwa Kai(Varo) adalah Laki-laki yang spesial. Dia pun tidak yakin bahwa dirinya tidak akan jatuh cinta kepada laki-laki itu nantinya.
Mereka berdua pun sampai di depan bar dimana mobil Varo di parkir saat ini. Pemuda itu pun membuka pintu mobil dan mempersilahkan Iris masuk ke dalamnya, dia bahkan menggunakan telapak tangannya untuk melindungi kepala gadis itu agar tidak terbentur.
Setelah memastikan Iris duduk dengan nyaman di dalam mobil, Varo pun segera berlari ke arah samping lalu masuk ke dalam mobil dan duduk di kursi supir. Dia pun siap untuk menyetir kini. Mesin pun dinyalakan dan mobil seketika melesat meninggalkan parkiran.
Selama perjalanan keduanya pun tidak mengatakan sepatah katapun kini. Keheningan pun benar-benar tercipta menemani perjalanan mereka. Hujan deras tiba-tiba saja mengguyur kota membuat rasa dingin itu seketika terasa.
Ckiiit!
Mobil yang dikendarai Varo tiba-tiba saja berhenti. Sontak, kepala Iris hampir saja membentur kaca jendela depan jika saja Varo tidak mengulurkan pergelangan tangannya dan menggunakan telapak tangan untuk melindungi kepala gadis itu.
''Ada apa? Kenapa tiba-tiba saja berhenti?'' tanya Iris kemudian.
''Saya juga gak tau. Sepertinya ban mobilnya kempes,'' jawab Varo mengerutkan kening.
''Terus gimana? Mana di luar hujan lagi. Kenapa hujan harus datang di waktu yang gak tepat sih?'' decak Iris seketika merasa kesal.
''Hus, gak boleh bilang kayak gitu. Walau bagaimanapun hujan itu anugerah lho. Turunnya hujan dinantikan banyak makhluk di muka bumi ini,'' jawab Varo kemudian.
Iris tersenyum kecil mendengar apa yang baru saja di ucapkan oleh Kai(Varo) yang terdengar seperti sedang bersabda. Namun, entah mengapa dia merasa tenang mendengar semua ucapan pemuda itu. Andai saja Kai(Varo) ini adalah laki-laki normal, mungkin dia sudah benar-benar jatuh cinta kepadanya saat itu juga.
''Apa yang akan kita lakukan sekarang? Apa kita mau di dalam mobil seperti ini sampai pagi?'' tanya Iris kemudian.
''Di luar hujan. Tak ada Taksi yang melintas juga,'' jawab Varo menatap sekeliling.
''Hmm ... Gimana kalau kita beristirahat di hotel saja. Kita 'kan sama-sama gak normal, jadi gak mungkin terjadi sesuatu juga di antara kita nantinya.''
Varo diam seraya berfikir. Tidak jauh dari mobilnya berhenti saat itu memang terdapat hotel dan mereka bisa saja beristirahat di sana seraya menunggu hujan reda. Namun, hal lain tiba-tiba mengusik hatinya kini.
Wanita ini memang bukan wanita yang normal, tapi tidak dengan dirinya. Apakah dia yakin bahwa dirinya tidak akan goyah nantinya? Berada hanya berdua di dalam kamar hotel bersama seorang wanita adalah satu hal yang belum pernah dia lakukan sebelumnya.
''Kai? Kenapa bengong kayak gitu sih?'' tanya Iris seketika membuyarkan lamunan panjang seorang Varo.
''Hah? Eu ... Nggak ko, saya gak apa-apa,'' jawab Varo tersenyum cengengesan.
''Ya udah, kita ke hotel saja sekarang. Aku lelah banget sumpah, mana ngantuk lagi.''
''Hujan-hujanan?''
''Kamu gak punya payung?''
Varo menggelengkan kepalanya.
''Astaga, seharusnya kamu selalu sedia payung di dalam mobil lho.''
''Saya lupa, hehehehe!''
''Ya udah, gunakan jaket aku ini untuk menutupi tubuh kita dari air hujan,'' ucap Iris tiba-tiba membhka jaket kulit yang dikenakannya.
Sontak, Varo seketika menelan ludahnya kasar. Gadis itu lebih berani dari yang dia bayangkan. Tubuh Iris benar-benar terlihat se*si dengan hanya mengenakan tangtop berwarna hitam.
BERSAMBUNG
...****************...
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 40 Episodes
Comments
ᶥⁱᵒⁿ⚔️⃠Hana Nurul Azizah🍩ᴬ∙ᴴ࿐
Dikiranya Varo ngga normal toh... Makanya kamu bilang seeprti itu di awal Pertemuan 🤣🤣🤣....
2023-02-05
1