Varo seketika membulatkan bola matanya. Dia sama sekali tidak menyangka bahwa gadis bernama Iris itu akan mengatakan hal yang benar-benar di luar dugaan. Apa telinganya tidak salah dengar? Gadis ini mengatakan bahwa dia bukan wanita normal dengan penuh percaya diri?
Waah! Hal itu benar-benar sulit di percaya. Apakah gadis ini hanya berpura-pura, sama seperti dirinya? Atau, hal itu memang benar adanya? Bulu kuduk Varo seketika berdiri tegak. Dia pun memikirkan alasan, bagaimana caranya agar wanita ini mau membatalkan perjodohan itu.
"Gimana? Kita sama-sama gak akan rugi 'kan? Setelah kita menikah nanti, kita hanya perlu berpura-pura bahagia di depan orang tua kita. Setelah itu kita jalani kehidupan kita masing-masing di belakang mereka. Kamu bebas melakukan apapun dan aku pun akan melakukan hal yang sama nanti. Kamu juga boleh membawa pacar laki-laki kamu itu ke rumah kita nantinya.''
"Uhuk ... Kamu bilang apa tadi?" Varo yang saat ini sedang meneguk gelas berisi air putih pun seketika tersedak.
'Gadis ini benar-benar gila,' (batin Varo)
"Kenapa terkejut seperti itu? Kamu pasti punya pacar juga 'kan? Yang sejenis juga pastinya."
Bulu kuduk Varo semakin merinding disko. Hanya dengan membayangkannya saja membuatnya bergidik ngeri. Dia pun mengusap tengkuknya kemudian, gadis ini sepertinya sulit untuk dia taklukan.
"Kamu benar-benar wanita gila. Bagaimana mungkin kamu bisa mengatakan hal itu dengan begitu lantang? Astaga, lebih baik kita sudahi pertemuan ini sebelum saya benar-benar ketularan gilanya juga," ketus Varo berdiri dan hendak pergi.
"Apa kamu tahu tujuan sebenarnya dari perjodohan ini?"
Varo seketika menghentikan langkah kakinya lalu menoleh dan menatap wajah Iris kemudian.
"Apa maksud kamu?"
"Apa kamu tahu kalau perusahaan ayahmu itu diambang kebangkrutan? Jika kita tidak menikah, maka perusahaan ayah kamu akan benar-benar gulung tikar."
Varo seketika membulatkan bola matanya merasa terkejut tentu saja. Perusahaan besar sahabatnya yang selama ini terlihat baik-baik saja bahkan semakin berkembang, kini terancam bangkrut?
"Kamu pasti bercanda 'kan? Mana mungkin perusahan Kai, eu ... Maksudku mana mungkin perusahan Daddy aku itu terancam gulung tikar?" Varo akhirnya kembali duduk juga merasa penasaran apa yang sebenarnya terjadi.
"Jadi kamu sama sekali tidak tahu tentang hal itu? Bukannya kamu adalah salah satu Direktur juga di sana? Bahkan kamu calon Presiden Direktur menggantikan ayah kamu nantinya?"
Varo semakin merasa gugup tentu saja. Wajahnya terlihat pucat pasi tidak tahu harus berkata apa lagi. Apakah dia harus berkata jujur saja, bahwa sebenarnya dirinya bukanlah Kai, laki-laki yang akan dijodohkan dengan Iris? Varo seketika merasa dilema.
"Eu ... Saya hanya--" Varo terbata-bata benar-benar tidak tahu harus berkata apa.
"Sudahlah, lebih baik kamu terima saja perjodohan ini. Aku hanya berniat membantu ko."
Varo lagi-lagi terdiam tidak mengatakan apapun. Saat ini, otaknya hanya memikrkan satu hal. Kenapa Kai sama sekali tidak pernah bercerita tentang hal ini? Tidak mungkin kalau Kai sama sekali tidak tahu bahwa perusahaan miliknya itu sedang berada di ambang kehancuran.
"Hey! Malah bengong lagi,'' ketus Iris seketika membuyarkan lamunan Varo.
"Hah? Eu ... Sepertinya kita lanjutkan obrolan kita ini nanti. Maaf Iris saya harus pergi ke suatu tempat," jawab Varo, seketika bangkit lalu berlari meninggalkan Restoran.
Iris hanya tersenyum penuh kemenangan. Sepertinya Kai(Varo) adalah laki-laki yang sangat mudah untuk ditaklukan. Pemuda itu bahkan percaya begitu saja dengan apa yang baru saja dia ucapkan.
Sepertinya, gosip yang beredar di luaran sana itu sama sekali tidak benar, bahwa putra tunggal dari pemilik perusahaan terbesar di negaranya itu adalah laki-laki yang arogan dan sulit untuk dikendalikan. Buktinya, Kai(Varo) terlihat panik saat dia mengucapkan semua kebohongan itu.
"Kena kau laki-laki angkuh. Kamu pasti panik 'kan? Kita lihat saja, dalam waktu satu hari, kamu pasti akan menghubungi aku kembali, hahahaha!" tawa Iris begitu puas.
* * *
Sementara Iris merasa sangat puas karena telah mengelabui laki-laki yang dia kira adalah Kai, padahal sebenarnya adalah Varo. Pemuda itu terlihat kelabakan mencari keberadaan Kai sang sahabat. Dia berkali-kali menghubungi sahabatnya hanya untuk memastikan satu hal yaitu, apakah benar perusahaan miliknya itu berada di ambang kehancuran? Jika memang benar, kenapa dia sama sekali tidak pernah menceritakan hal itu kepadanya?
Setelah mencari kesana-kemari, bahkan menelponnya secara berkali-kali. Akhirnya dia pun tahu dimana Kai berada saat ini. Dia masih berada di kantornya. Dengan tergesa-gesa, Varo pun segera mendatangi kantor sang sahabat.
Ceklek!
Pintu ruangan pun di buka begitu saja. Varo masuk ke dalam ruangan dengan wajah masam. Dia bahkan berdiri tepat di depan meja dengan menatap wajah Kai yang saat ini masih sibuk bergelut dengan pekerjaannya.
"Astaga, Varo. Kalau masuk ruangan itu ketuk pintu dulu kita memang bersahabat, tapi di kantor aku tetap atasan kamu, gimana sih? Gak sopan banget,'' ketus Kai tersenyum kecil.
"Kenapa kamu gak pernah bercerita tentang hal ini?"
"Hal apa?''
"Kamu anggap apa persahabatan kita ini, hah? Kamu benar-benar keterlaluan."
"Tunggu! Ada apa? Kenapa datang-datang langsung marah kayak gini? Bukannya kamu lagi ketemuan sama si Iris? Cepet banget baliknya. Apa jangan-jangan kamu berhasil menggagalkan perjodohan itu?'' Kai tersenyum penuh rasa bangga.
"Kenapa kamu gak bilang kalau perusahan kamu ini sedang berada di ambang kebangkrutan, hah?"
BERSAMBUNG
* * * *
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 40 Episodes
Comments
ᶥⁱᵒⁿ⚔️⃠Hana Nurul Azizah🍩ᴬ∙ᴴ࿐
Pinter sekali nih Iris Dramanya 🤣🤣.. Udh Salah orang ngga syok tuh 🤭.... Kai juga Kali ini juga gelagepan 🤣🤣🤣
2023-02-05
1
uhuk2... byur nyemprot wajah 🤣
2023-02-05
1