Episode 2

Prof Helmi memasuki ruang otopsi. Dengan segera ia memerintahkan untuk menyiapkan peralatan. Beliau duduk di sofa dan membaca dokumen atas nama Seruni

Tidak berapa lama, mayat Seruni sudah sampai di rumah sakit. Beberapa orang polisi tak berseragam datang mengantar. Dalam hitungan menit, Prof Helmi sudah siap

Yoga dan Daffa bertugas sebagai asisten Prof Helmi dalam autopsi kali ini. Mereka berdua sudah siap di dalam. Jenasah Seruni sudah terbujur di atas bak stainless.

Abidzar memegang kamera dan mulai mendokumentasikan keadaan mayat.

Lebam mulai muncul di tubuh bagian belakang mayat. Hal itu terjadi karena aliran darah tertumpuk disana. Lebam berwarna merah itu salah satu indikasi bahwa mayat keracunan sianida.

Prof Helmi mulai melakukan pembedahan berbentuk huruf Y. Dari atas tulang dada hingga ke bagian perut bagian bawah. Dengan menggunakan alat capitan, sayatan itu di buka dan ditahan ke samping sehingga bagian organ dalam bisa terlihat dengan jelas

Prof itu meneliti jantung, hati dan organ endokrin. Sistem pencernaan yang meliputi usus dan lambung. Ginjal, kandung kemih dan organ kelamin tidak luput dari pengamatan pria tersebut

Ia juga mengambil beberapa sampel kecil organ dalam untuk kemudian di teliti di laboratorium. Pada kasus kematian karena sianida, hampir tidak menyisakan sisa racun di lambung. Oleh karena itu harus ada pemeriksaan lanjutan.

Tidak terlihat ada tanda tanda kekerasan pada mayat.

Setelah cukup, Prof Helmi menyuruh asistennya untuk menutup luka dan menjahitnya. Kesimpulannya, Seruni meninggal karena racun sianida.

*****

Jenasah Seruni masih di ruang otopsi. Menunggu berkas selesai untuk kemudian dibawa oleh pihak keluarga. Cucu korban sedang menunggu di sofa saat Ara masuk.

Pandangan mereka berdua bertemu. Entah kenapa ada sesuatu yang terasa berbeda, saat ara memandang pria itu.

"Ara!" Yoga memanggil Ara

Ara menghampiri Yoga

"Kenapa pak?" tanya Ara

"Wastafel di dalam bocor, tolong di pel ya" sahut pria itu

Tidak lama, Daffa terlihat keluar dari ruang dalam. Pria itu melepas maskernya

"Iya Ra, tadi saya hampir kepeleset" sahut Daffa

Ara memasuki ruang otopsi dan membeku setelah melihat sesosok jenasah yang terbaring di meja autopsi. Hatinya berkata untuk kabur. Tapi otaknya menyuruhnya untuk masuk

"Ara, ini baru hari pertama kerja, masa udah mau nyerah" sahut gadis itu di dalam hati

Ara pun masuk setelah sebelumnya berucap pelan

"Permisi, saya cuma mau bersih bersih"

Gadis itu buru buru masuk dan mengepel bagian yang tergenang, butuh beberapa kali sampai lantai benar benar kering. Selama mengepel, matanya tidak bisa lepas dari jenasah yang di tutupi kain putih tersebut.

Karena ingin buru buru keluar, kakinya tidak sengaja menginjak ujung pel yang basah. Hal itu menyebabkan ia kehilangan keseimbangan dan jatuh terjerembab

Malangnya, ia menimpa jenasah yang ditutupi kain putih tersebut.

Panik, gadis itu berusaha bangkit. Tanpa sengaja ia memegang tangan yang dingin dan kaku

Pl****assshh!!

Kilatan kejadian terbayang di matanya

Seruni baru saja meminta sarapannya di antar ke kamar. Seorang wanita mengantarkan sarapannya. Awalnya mereka berdua mengobrol biasa. Lama lama keduanya beradu kata kata. Seruni terlihat marah dan membentak wanita itu.

Wanita di hadapan Seruni terlihat tidak bisa menahan diri. Dengan kasar wanita itu memaksa seruni untuk menelan makanannya. Seruni melawan dan berteriak, tapi wanita itu jauh lebih kuat. Dengan kasar ia memasukkan makanan ke mulut Seruni

Seruni hampir kehabisan nafas. Tangannya mencakar wanita itu. Lambat laut berontakan Seruni kian melemah setelah menelan makanan. Wanita tua itu kejang kejang sedangkan wanita di hadapannya menyeringai. Dalam hitungan menit, Seruni merasa tercekik, matanya melotot hampir keluar dan badannya kesakitan. Hampir dua menit wanita itu merasakan kesakitan yang amat sangat. Ia menyadari bahwa wanita di hadapannya sudah mencampurkan makanannya dengan racun

Wanita di depan Seruni tertawa saat melihat Seruni merenggang nyawa. Setelah beberapa saat, ia yakin bahwa Seruni sudah meninggal. Wanita itu menggunakan sarung tangan dan membuat bahwa seolah olah wanita itu bunuh diri. Dengan santai ia meninggalkan Seruni yang sudah tidak bernyawa

"Tidaaaak" Ara berteriak kencang

Kilatan kejadian membayang lagi dimatanya. Membuatnya muntah dan menguras habis isi lambungnya. Yoga, Daffa dan semua orang berlarian memghampirinya

Seketika Ara kehilangan kendali

Gadis itu berteriak teriak histeris

"Dibunuh!!! Wanita ini dibunuh!!!!" teriaknya sambil menangis.

Yoga memegangnya dari belakang, berusaha menenangkan

"Ara, tenang!!" ucap pria itu

"Pak Yoga!! wanita ini dibunuh, dia dibunuh!!!!" teriak Ara lagi

Cyril ikut masuk ke dalam ruangan. Wajah pemuda itu luar biasa kaget

Prof Helmi masuk untuk melihat keributan apa yang terjadi. Begitu juga dengan polisi

Sedangkan Ara masih histeris

"Wanita ini dibunuh!!! dia bahkan sempat mencakar pembunuhnya!!!!"

"Dia tidak bunuh diri!!! dia dibunuh!!!!!" Ara berteriak lagi sambil menangis.

Yoga dan Abidzar membawa paksa Ara keluar ruangan. Gadis itu masih memberontak, menjerit dan juga menangis.

*****

Prof Helmi berpikir tentang sesuatu, ada kata kata gadis bernama Ara itu yang mengganggu pikirannya. Segera ia berbicara pada Cyril tentang otopsi ulang neneknya. Setelah itu ia meminta ijin kepada pihak kepolisian. Polisi dan juga Cyril membolehkan hal tersebut.

Prof Helmi meneliti tangan jenasah itu, terlihat ada serpihan kulit, ia meminta Daffa mengambilkan tempat sampel. Dengan hati hati ia memasukkan serpihan tersebut ke dalam tabung kecil dan menyuruh Daffa membawanya ke laboratorium. Ia meminta untuk dilakukannya tes dna.

Ara terduduk di ruang ganti dengan ditemani Kaluna. Pandangan gadis itu terlihat kosong. Kaluna memberinya teh manis panas.

"Minum dulu tehnya" sahut Kaluna

Gadis itu menurut

Teh panas membuat kerongkongannya hangat. Kehangatan itu menyebar ke seluruh tubuhnya. Perlahan lahan ia merasa nyaman.

tok tok tok!

Wajah Cyril menyembul di pintu

"Bisa bicara sebentar" sahut pria muda itu menatap Ara dan Kaluna

Kaluna mengangguk mengerti dan bangun meninggalkan mereka berdua. Cyril duduk di sebelah Ara

"Aku Cyril.. cucu dari mayat di dalam tadi" pria itu mulai berkata kata

"Polisi berkata bahwa sementara, kasus ini akan dianggap bunuh diri, tapi entah kenapa aku ngga percaya kalo nenek aku memang bunuh diri"

Ara menatap pria itu

"Berkat kamu tadi, mereka sekarang sedang melakukan lagi proses otopsi" Cyril memandang gadis itu lembut

"Boleh nanya satu hal?" tanyanya lagi

Ara mengangguk.

"Kamu yakin sekali kalau nenek aku dibunuh?"

"100%" jawab Ara

"Terima kasih Ara" jawab pria itu

"Aku ga pernah mau percaya kalo nenek aku bunuh diri. Beliau bukan orang seperti itu" jawab Cyril

Pria itu tersenyum dan berdiri. Ia melangkah meninggalkan Ara seorang diri

Terpopuler

Comments

dewi

dewi

wah kebayang takutnya ara

2023-07-25

1

Kasma AnngiNg

Kasma AnngiNg

semua Novelx kk thor slLu punya ciri khas pastix Beda dgn Novel2 Lainx.

2019-11-02

2

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!