Bab 12

"Dey?"

Zay mendongakkan kepala nya karna tak mendapat sahutan dari Dey, saat itu juga Zay segera menoleh kesana kemari mencari Dey yang tidak ada di tempat semula dia berdiri.

"Dey?" panggil Zay setengah berteriak, dia panik belum menemukan sang istri.

harus nya dia berpesan kepada Dey untuk tidak kemana-mana sebelum dia kembali.

saat hendak berbalik, Zay mendengar keributan di arah depan yang membuat para pedagang dan pembeli ikutan kepo, terutama Zay.

Zay segera mendekati kerumunan yang seperti sedang menonton sesuatu.

"permisi" seru Zay ingin melihat apa yang terjadi, dan segera menerobos kerumunan itu.

terlihat seorang gadis berhijab dengan seorang laki-laki sedang berseteru dan membuat keributan.

"Dey?" gumam Zay seperti mengenali kerudung dan sweater yang di pakai oleh gadis yang sedang beradu mulut dengan..

"Fadil?!"

Zay segera maju dan memisahkan kedua yang sedang beradu mulut. "udah-udah, woi udah!" tegas Zay berada di tengah-tengah dan menghadap ke arah gadis berkerudung itu, dan benar dugaan nya gadis itu adalah Dey.

"minggir! gue mau ngasih pelajaran sama ni cowo br*ngs*k!" teriak Dey berontak ingin menjauhkan Zay dari hadapan nya.

"ga! gue ga mau minggir! Dey lo kenapa sih?" sahut Zay menolak secara tegas, bukan diri nya ingin melindungi Fadil dari Dey, tapi dia harus bisa mengontrol emosi Dey yang seperti nya sedang berada di puncak.

"dia cowo br*ngs*k! berani-beraninya selingkuhin gue! gue mau kasih dia pelajaran" maki Dey dengan selangkah maju ingin menghajar Fadil, tapi selalu di halang oleh Zay.

"Dey lo tenang dulu! lo ga malu apa hah? di liatin banyak orang" balas Zay mencoba menenangkan Dey yang seperti nya sudah menangis.

sedangkan Fadil yang berada di belakang Zay hanya bisa diam tanpa menyahuti, dia pun memasang topi hoodie nya agar tidak terlalu malu.

"gue ga peduli, gue mau hajar dia! dasar cowo br*ngs*k!" teriak Dey hendak maju lagi tapi tubuh nya secara tiba-tiba melayang dan dibawa pergi menjauh Fadil yang nampak khawatir dengan seorang gadis berambut pendek.

"lepasin gue! turunin gue! gue mau hajar tu cowo!" teriak Dey berontak, Zay menggendong nya seperti sedang mengangkat karung beras.

"lo berontak ga segan-segan gue buat ninggalin lo disini!" ancam Zay dengan tidak sungguh-sungguh, diri nya hanya ingin Dey diam dan menurut.

Dey tetap kekeuh dengan berontak nya, mau tak mau Zay menurunkan Dey dan menatap nya tajam, diri nya bukan malu karna istri nya menjadi tontonan orang banyak, tapi diri nya sedang marah karna istri nya terus saja berontak dan menangis.

setelah Dey menginjakkan kaki nya di tanah lagi, dia ingin melangkah kembali ke tempat semula dimana dia melihat Fadil bermesraan bersama dengan seorang gadis.

"lo diam atau gue cium!" ancam Zay dengan tegas dan tajam, diri nya sudah kehilangan kesabaran.

saat tadi ancaman tentang ditinggal ternyata tidak mempan di Dey, kini cara yang biasa oleh kebanyakan orang yaitu mencium.

dan terbukti, Dey langsung diam mencerna ancaman itu. masih dengan isakan tangis, Dey segera berjongkok dan berteriak di sela-sela paha nya yang di tekuk.

"cowo br*ngs*k! badjing*n! kepar*t! s*al*n!" umpat Dey samar-samar di dengar oleh Zay yang sedang mengatur emosi nya.

"udah puas ngetoxic nya?" tanya Zay setelah tak mendengar kata-kata mutiara yang keluar dari mulut sadis Dey.

"belum puas kalo belum hajar dia" jawab Dey dengan mengangkat kepala nya mendongak menatap Zay yang berdiri di hadapan nya.

"lo datang di waktu yang ga tepat!" kesal Dey menyalahkan Zay yang datang saat diri nya baru saja adu mulut.

"ga tepat kata lo? gue datang tepat waktu kali, kalo aja tadi gue lambat dikit mungkin lo udah mukul cowo lo sendiri, bakal sakit tangan lo" balas Zay ikut berjongkok di depan Dey untuk melihat wajah sembab Dey.

"cowo gue? haha! gue ga sudi punya cowo tukang selingkuh!" ucap Dey dengan tawa jijik.

"lo udah mutusin dia?" tanya Zay dengan mata berbinar, inilah yang di harapkan, walau awal nya dia kasian kenapa baru terjadi sekarang.

"belum" senyum Zay seketika memudar, Dey kembali menelungkup wajah nya di sela-sela paha.

"tapi gue bakal mutusin dia secepatnya!" lanjut Dey dengan yakin. Zay tersenyum tipis, kesempatan untuk nya dekat dengan Dey semakin banyak peluang.

"oiya gelang!" gumam Zay teringat satu hal.

"Dey minjam tangan lo bentar dong" pinta Zay membuat Dey mendongak kembali dan menatap heran Zay dengan alis naik sebelah.

"buat?" tanya Dey belum mau menuruti perintah Zay.

"bentar doang kok Dey, satu aja tangan lo" melas Zay menunjuk tangan kiri dengan senyum tipis merayu Dey.

Dey menghela napas lelah, diri nya sudah banyak terkuras tenaga akibat kejadian tak terduga di pasar malam tadi, jadi Dey hanya menuruti tanpa menolak.

tangan Dey sudah berada di genggaman Zay, segera Zay merogoh sesuatu di kantong celana nya.

"taroh di mana ya tadi?" gumam Zay seperti mencari barang yang berada di kantong celana nya.

"nyari apasi lo Zay?" tanya Dey mendongak menatap Zay yang melepas tangan kiri Dey dan segera bangkit seperti mencari-cari sesuatu.

"gelang" jawab Zay singkat, mata nya sibuk meneliti jalanan bersemen yang berada tak jauh dari parkiran mobil.

"hah? gelang? buat?" tanya Dey mencoba berdiri, lutut nya mulai sakit bila terus berjongkok.

"buat lo, tadi gue beliin" jawab Zay masih sibuk mencari.

"gue ga minta beliin ya Zay, kenapa lo beliin?" balas Dey dengan malas, Zay tak menjawab ucapan Dey, dia sibuk mencari gelang istimewa itu.

"lo masuk kedalam mobil aja duluan Dey, gue nyari bentar, ga lama kok" ucap Zay membuat Dey menghela napas dan melangkah berbalik menuju parkiran.

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!