"jangan lupa sering-sering jenguk rumah, ini juga masih jadi rumah kamu, kalo suami kamu lagi ga bisa nemenin kamu di rumah, ke sini aja, rumah ini terbuka lebar buat kamu" ucap bunda Ana sebagai salam perpisahan pada putri tunggal nya.
"iya bun, Deyna akan sering ke sini" sahut Deyna mengiyakan saja ucapan bunda Ana.
"nanti malam barang-barang keperluan sekolah kamu akan di pindahin ke rumah baru, tunggu aja ntar malam" sahut ayah Danu memberitahu Deyna.
"lama nya, kenapa ga pas sore aja?" protes Deyna, dia ingin mengerjakan tugas yang harus dia kumpul besok saat di sekolah.
"ga usah protes, salah sendiri punya tugas sekolah tu di kerjain awal-awal jangan pas udah mau di kumpul baru di kerjain" omel ayah Danu mencibir.
"halah dulu sendiri juga kayak gitu" cetus bunda Ana menyahuti yang membuat ayah Danu tak berkutik.
Deyna menahan tawa nya melihat ayah Danu yang kalah telak karna balasan dari bunda Ana.
"dah ah, daripada kelamaan diri, mending kalian berangkat deh, kalian liat noh rumah baru kalian gimana, hadiah dari ayah dan bunda loh itu" ucap ayah Danu bermaksud mengusir.
"ngusir nya kurang lembut" gumam Deyna masih bisa di dengar oleh ayah Danu yang langsung di sahut decakan kesal.
Deyna segera menyusul Zayyan yang sudah berada di samping pintu mobil ayla berwarna putih.
sepanjang jalan tak ada obrolan yang mengisi kegabutan di dalam mobil, kedua nya sibuk dengan pikiran masing-masing.
hingga, Zayyan mengambil sesuatu di dashboard yaitu, sekotak rokok dengan sebuah korek api. Zayyan mulai membuka kaca mobil nya dan menghidupkan sepotong rokok untuk dia hisap.
Deyna masih belum menyadari, karna dia sibuk melamun menatap keluar jendela.
sampai asap rokok pun mulai menyebar ke indra penciuman Deyna, barulah Deyna tersadar dari alam lamunan nya dan segera menoleh ke samping.
"lo ngerokok?" tanya Deyna menatap Zayyan dengan tatapan sedikit tajam.
"kenapa? lo ga suka deket sama cowo perokok?" tanya Zayyan balik, diri nya nampak santai seperti tak terganggu dengan tatapan Deyna.
"kalo iya lo bakal apa? ngebuang tu rokok?" sahut Deyna melempar pertanyaan nya lagi ke Zayyan.
"ga lah, baru juga gue idupin, gue jarang ngerokok, cuma sesekali, kalo lo ga suka lo bisa pake masker" balas Zayyan dengan santai melirik dashboard.
Deyna yang tidak tahan dengan asap rokok, langsung mengambil masker yang ada di dalam dashboard dan memakai nya.
bahkan Deyna membuka kaca mobil agar asap rokok tidak tertahan di dalam mobil.
"lo dari awal masuk ke dalam ni mobil ga ada nyium bau rokok apa gimana?" cetus Zayyan di akhiri dengan kekehan mengejek.
"ga" balas Deyna dengan singkat.
Zayyan menghela napas dengan pelan, salah nya juga mungkin tidak memberitahu dulu kepada Deyna bahwa dia seorang perokok.
"sekarang lo dah tau gue perokok, gue ga mungkin berenti sebelum dapat ganti dari rokok ini" ucap Zayyan dengan ambigu.
Deyna melirik ke kanan dan ke kiri mencerna ucapan Zayyan yang membuat kepala nya harus berpikir.
"apasi lo, ga usah bikin kepala gue mikir napa, apa yang bisa bikin lo berenti ngerokok?" tanya Deyna setengah penasaran.
Zayyan tersenyum tipis tanpa di ketahui oleh Deyna. "nanti lo juga tau dengan sendiri nya" jawab Zayyan apa ada nya, diri nya kembali fokus mengisap rokok dan jalanan.
_
_
_
_
_
_
_
_
_
"ini rumah baru yang di kasih sama ayah bunda?" gumam Deyna sembari menatap bangunan sederhana namun bertingkat dua dengan garasi yang cukup besar.
"bagus juga selera mereka milihin rumah, mayan lah buat jadi tempat santai" lanjut Deyna memperhatikan sekitar rumah baru itu terlihat ada sebuah taman gazebo.
"nih kunci" sahut Zayyan melempar kunci rumah baru itu kepada Deyna, dia harus menutup pagar jadi dia meminta tolong pada Deyna untuk membuka pintu.
"dih kok gitu, bukain lah anjir" pekik Deyna tak terima.
"bantuin kek, gue lagi nutup pagar ini, bagi-bagi tugas" sahut Zayyan sembari melangkah ke pagar yang terbuka lebar.
Deyna berdecak sebal, tapi tetap menurut untuk membuka pintu rumah. lalu, dia langsung masuk tanpa menunggu Zayyan terlebih dulu.
"subhanallah rumah nya enak juga" gumam Deyna sembari menghela napas panjang saat duduk di sofa yang tersedia di ruang tamu.
"kamar nya ada berapa?" tanya Deyna setelah melihat Zayyan yang langsung melewati nya, dia langsung menaiki tangga untuk mencari kamar.
"mana gue tau, makanya di liat dulu" jawab Zayyan sembari melangkah naik ke tangga, dan menyusuri lantai dua.
"ada tiga kamar nih" cetus Zayyan memberitahu dari atas, Deyna mengangguk-angguk mengerti.
"berarti bisa pisah kamar dong" gumam Deyna dengan perasaan senang.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 84 Episodes
Comments