Rasanya selama aku hidup, ini adalah masa masa bahagiaku.
Memliki pacar yang cantik untuk ukuran aku yang tidak tampan adalah sebuah kebahagiaan.
Setiap hari aku selalu berpikir bagaimana cara menyenangkan Giandra.
Aku selalu membantunya mengerjakan tugas kuliahnya, mengantar dan menjemputnya setiap hari, mengisikan paket data, membelikan peralatan mandinya dan memberikan uang jajan.
Giandra tidak pernah meminta hal itu padaku, tapi aku berusaha memantaskan diri kepada Giandra. Ibaratnya kalo ga ganteng minimal bisa mencukupi begitu.
Minggu ini aku, Giandra dan teman temannya akan jalan jalan ke daerah magelang. Tadinya aku menolak, karena aku tidak bisa meninggalkan counter seharian.
" Ayolah sayang, aku mau loh sekali kali jalan sama pacarku seharian " Rengek Giandra di suatu sore.
" Aku ga bisa loh ninggalin counter selama itu sayang, aku sewain mobil aja yaa kamu berangkat sama temen temen kamu "
" Ga mau ah, aku maunya ada kamu juga. Aku juga mau kaya temen temenku loh. Punya foto berdua sama pacarnya di tempat yang lagi hits.
Selain karena memang aku tidak bisa meninggalkan counter terlalu lama, aku juga sedang proses membuka cabang counter baru.
Alhamdulillah sekarang counterku sudah ada 5 cabang di kota jogja. Aku juga sudah mempunyai akunting sendiri, team teknisi buat mengerjakan service handphone dan beberapa karyawan untuk menjaga counter selama 2 shift.
Dan karena Giandra sangat bersikukuh untuk kami jalan jalan akhirnya aku mengalah.
Dengan mobil yang aku sewa aku menjemput Giandra dan teman temannya. Kami pergi ke candi borobudur.
Giandra dan teman temanya tampak senang hari ini, mereka bercanda gurau dan berfoto bersama di beberapa tempat dengan saya yang menjadi juru fotonya.
" Aku baru pertama kesini sayang, bagus ya candi borobudur " Beberapa kali Giandra terkagum kagum dengan bangunan candi borobudur.
Setelah puas di candi borobudur, kami memutuskan untuk makan siang di sigandul view.
Restoran dengan nuansa alam dan pemandangan gunung ini benar benar indah. Giandra dan teman temannya sibuk mengabadikan moment sebelum kami mulai makan.
Pada saat makan Giandra dan temannya masih saja seru mengobrol, mereka bercerita banyak hal dan tertawa bersama.
Setelah makan kami lanjut ke tempat wisata negri kahyangan. Masih bertemakan alam, kami dimanjakan pemandangan berlatar gunung dan pepohonan hijau.
Udara di sini pun sangat sejuk, berdiri bangunan semacam kastil yang di jadikan tempat berfoto.
Kami berkeliling menikmati setiap jengkal pemandangan di negri kahyangan dan sepanjang jalan Giandra mengandeng tanganku erat, seperti mengucapkan terimakasih sudah di ajak jalan jalan.
Negri kahyangan adalah agenda terakhir kami, setelah itu kami pulang ke jogja. Mungkin karena kecapean, sepanjang jalan Giandra dan teman temannya tidur sangat lelap.
Kalo pernah melihat orang yang tidur di angkutan umum dan kepalanya sampai berkerak ke kiri ke kanan, nah seperti itu kondisi mereka sekarang.
Karena aku tidak bisa tidur di jalan, sepanjang jalan aku hanya memperhatikan wajah Giandra. Aku belai rambutnya, pipinya dan ingin sekali aku kecup bibirnya, tapi aku tidak berani.
Dikala anak muda sekarang terbiasa dengan mencium pacarnya, tapi tidak denganku.
Beberapa kali ada kejadian seperti Giandra yang sedang membantuku masak lalu tanpa sengaja wajah kami terlalu dekat, aku langsung memalingkan wajahku dan tidak mengambil kesempatan dengan menciumnya.
Atau beberapa kali Giandra main ke kontrakan ku, bahkan sampai tertidur tapi aku tidak mengambil kesempatan dengan melakukan hal yang orang lain inginkan.
Aku hanya ingin menjaganya sampai nanti kami menikah dan saat aku menjadi suami aku baru merasa aku memiliki hak akan dia.
Mungkin karena dia mendengar percintaan teman temannya, dan mungkin untuk beberapa orang berciuman adalah hal yang lumrah, Giandra sengaja memancing aku.
Dengan mendekatkan wajahnya ketika aku tidur, atau mencoba mencium ku ketika kami berdua tapi aku selalu menolak dengan halus, dan biasanya dia akan cemberut dengan penolakan itu. Akhirnya untuk membujuknya aku akan membeli donat makanan kesukaannya.
Sampai di kostan Giandra sudah sangat malam, karena tadi sepanjang jalan hujan deras jadi laju kendaraan tidak bisa cepat, pun kami juga mengantarkan teman teman Giandra dulu.
" Aku takut gerbangnya udah di kunci deh mas , mana aku ga bawa kunci karena aku pikir kita sampe jogja paling maghrib " Giandra terlihat gelisah dan mencoba menghubungi beberapa teman kostannya.
Aku coba hubungi anak anak kost juga ga ada yang angkat, udah pada tidur kayanya.
" Mau menghubungi ibu kost malu aku, gimana nih mas? "
" Ya sudah kalo di kunci kita ke kontrakan aku saja " Tawar ku dengan ragu ragu.
" Idih apa kata orang nanti aku nginep di kontrakan laki laki "
" Ya sudah apa kamu mau di penginapan saja? " Aku mencoba memberi solusi.
" Takut aku kalo sendiri, mas ikut nginep kan? "
" Ya ga enak dong kalo aku ikut juga, nanti kita dipikir mau ngapa ngapain "
Karena takut juga jika di minta buku nikah karena kami belum menikah.
" Aku ga berani mas kalo sendiri "
" Nanti bingung kita kalo dimintain buku nikah sama resepsionis "
Giandra diam seperti sedang memikirkan sesuatu.
" Ya udah aku masuk duluan, nanti aku kasih tau nomor kamarnya nanti mas Galih nyusul. Gitu ya mas, mau ya mas please "
Sekarang giliran aku yang terdiam. Jika kita apes dan ada razia walhasil wajah kami akan muncul di berita.
Tiba tiba aku ingat cerita Ghani yang pernah bermalam dengan pacarnya. Dia memilih hotel paling mahal di jogja untuk menghindari kalo kalo ada razia.
Akhirnya aku mengiyakan ajakan Giandra dan masuk ke salah satu hotel mahal di jogja.
Semula Giandra dulu yang masuk, lalu aku menyusul berbekal nomor kamar yang Giandra berikan.
Sampai di kamar hotel, kamarnya lumayan besar dan mewah dengan pemandangan kota jogja.
Giandra langsung mandi ketika tiba dan tidak lama aku yang mandi.
Berada si kasur dengan suasana yang seperti ini membuat aku kikuk. Takut sekali tidak bisa menjaga nafsuku dan akhirnya tidak bisa menjaga Giandra.
Giandra masih sibuk menonton Tv dan aku langsung pamitan mau tidur. Tapi nyatanya aku tidak bisa tidur tapi tetap pura pura tidur.
Tidak lama aku mendengar tv dimatikan dan Giandra masuk kedalam Bed Cover, aku rasakan ia memelukku dari belakang, mencium leherku dan tangannya memainkan dadaku.
" Gi, ngapain? " Tanyaku pada Giandra yang masih memelukku.
Giandra tidak menjawab ku dan tetap dengan aktivitasnya.
Kali ini tangannya lebih turun lagi sampai aku menahan tangannya dan membalikan badan.
" Jangan gitu dong, aku mau ngejaga kamu loh. Kok kamu malah begini "
Dia hanya melihat ku dan mencoba menciumku.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 26 Episodes
Comments