Selingkuhan ku adalah cinta pertama ku

Selingkuhan ku adalah cinta pertama ku

Koh Ahong

Galih masih berkutat dengan komputernya walaupun jam sudah menunjukan pukul 12 malam dan besok dia ada kelas pagi.

Lahir dari keluarga yang tidak berlebih, bapak dan ibu Galih adalah seorang petani di gunung kidul. Kehidupan keluarga Galih sangat sederhana sangat jauh dari kata cukup.

Galih terbiasa mencari tambahan uang jajan dari kecil. Dulu sewaktu kecil, dia pernah menjadi pedagang kue keliling, tukang koran, tukang parkir, tukang bengkel dan masih banyak lagi pekerjaan yang sudah Galih jalani.

Menjadi anak sulung dari 4 bersaudara, membuat Galih menjadi sosok pekerja keras dan mandiri. Dia bukan tipe pria lemah yang menyerah dengan keadaanya yang terlahir bukan dari orang berkecukupan.

Dari SMP dia sudah tidak pernah meminta uang jajan kepada ibu dan bapaknya. Ibu dan bapaknya hanya membayar uang sekolah Galih sampai SMA.

Galih sudah cukup sadar keadaan ekonomi keluarganya yang akan berat jika harus menanggung kehidupan 4 anak.

Lulus dari SMA, Galih diterima di Universitas Negeri di jogja. Dia membiayai kuliahnya sendiri dengan bekerja part time.

Kadang ia menjadi asisten photographer, tukang service handphone, elektronik dan ia bersama beberapa teman kampus membuka jasa ketik skripsi.

Seperti yang sedang ia kerjakan saat ini. Galih sedang mengetik skripsi seorang customer yang memakai jasanya.

Sudah 4 jam dia mengetik dan sebentar lagi akan selesai. Galih dikenal gigih dalam mengerjakan apapun, dia tidak akan tidur jika pekerjaannya belum selesai.

" Beres " Gumam Galih dalam hati. Akhirnya sudah selesai apa yang ia kerjakan dari beberapa jam yang lalu.

Dia mengecek kembali setiap kata yang dia tulis dan setelah di rasa benar, Galih menyimpan dalam flashdisk yang akan dia berikan pada customernya besok.

*****

Kelas pagi ini dimulai jam 7.30 pagi. Galih sudah berada di kelas 30 menit sebelum mata kuliah dimulai. Dia sedang memeriksa kembali tugas dari Pak Ganjar, dosen teknik teknik telekomunikasi.

Walaupun Galih selalu sibuk dengan kerjaan sampingannya, tapi dia tidak pernah lupa membuat tugas. Tidak heran IPK Galih selalu di atas 3,5.

Pak Ganjar pun memasuki kelas dikala beberapa teman Galih masih asik nongkrong di luar kelas.

Beberapa temannya yang menyadari kehadiran Pak Ganjar langsung berlari memasuki kelas.

" Pagi anak anak " Sapa Pak Ganjar sambil meletakan buku di mejanya.

" Bagaimana dengan tugas yang Bapak berikan? Apakah ada kesulitan? " Tanya Pak Ganjar sambil mengarahkan pandangan kepada para mahasiswa yang hadir dalam kelasnya.

Tidak ada yang menjawab pertanyaan Pak Ganjar " Baik kalo semua diam, artinya tidak ada kesulitan yaa. Untuk absen nomor 1 sampai dengan 10 silahkan menyiapkan persentasi dari tugas tersebut. Nanti akan Bapak panggil namanya satu persatu "

Kelas mulai riuh, karena sebelumnya Pak Ganjar tidak memberitahukan bahwa tugas harus di persentasi-kan.

Namaku di sebut oleh Pak Ganjar untuk persentasi, syukur semuanya lancar tidak ada hambatan. Dari raut wajah Pak Ganjar-pun sepertinya beliau puas dengan persentasi-ku.

Sepulangnya dari kampus aku langsung menuju counter Koh Ahong, tempat kerja sambilan-ku sebagai teknisi handphone.

Begitu melihatku Koh Ahong langsung memanggilku.

" Nah kebetulan nih Lu udah dateng, banyak banget yang service handphone hari ini " Koh Ahong lalu memberikan keranjang yang berisi handphone yang harus di perbaiki.

Handphone tersebut sudah di tempel sticky yang berisi nama customer dan kerusakan handphonenya.

" Siap Koh, saya langsung kerjakan " Aku langsung masuk ke meja kerjaku.

Meja kerjaku berbetuk L, semua peralatan lengkap tersedia di sini. Jadi mempermudah dan mempercepat aku dalam mengerjakan service ini.

Beberapa handphone yang di service hanya ganti LCD jadi aku bisa selesai lebih cepat. Aku hanya perlu mengganti layar yang sesuai dengan tipe handphone, memasang kabel fleksinya dan mengelem kembali layar LCD dengan main body dan selesai.

" Sudah beres semua Koh, yang ganti LCD itu lagi saya karet biar lemnya nempel. Semua diambil besok kan ya koh?" Tanyaku pada Koh Ahong yang sedang kipas kipas.

" Wih cepat juga kerja lo ya, demen gua kalo begitu, oh iya Lih lo ga mau buka counter sendiri? Kemarin gua liat depan kampus lu persis ada ruko kosong, pasti rame "

" Ruko yang mana Koh? "

" Itu yang sebelah foto copy jaya "

" Saya malah ga ngeh Koh "

" Iya lu mau ga buka counter di sana ? Cakep itu tempat"

" Saya belum ada modal koh, masih buat bayar kuliah sama hidup sehari hari saja. Sama kalo ada sisa saya kirim sedikit ke kampung "

" Udah mumpung ada kesempatan, gw pinjemin dulu lu modal. Lu bisa cicil tiap bulan, ga gua bunga-in tenang aja "

Aku lumayan terkejut mendengar penawaran Koh Ahong, karena selama ini Koh Ahong terlihat sangat hemat, aku tidak menyangka dia akan meminjami aku modal untuk usaha, yang tentunya bukan modal yang sedikit.

Tapi aku masih bimbang untuk mengambil penawaran dari Koh Ahong, karena takut jika tidak bisa mengembalikan uang Koh Ahong

" Udah Lu orang ga usah banyak mikir. Gua bantu lu murni ga ada niatan apa apa. Lu bisa cicil gua tiap bulan, terserah lu berapa tapi jangan sedikit sedikit banget-lah "

" Beneran Koh? "

" Kapan sih gua bohong sama lu, gua cuma minta syarat 1 aja "

" Syarat apa koh?"

" Gua mau lu tetep bantu gua kalo ada yang mau service, tetep gua bayar kaya biasanya. Karena mau nyari yang kaya lu gini udah susah "

Tanpa pikir panjang langsung aku sanggupi syarat dari Koh Ahong. Service handphone adalah makananku setiap hari, tidak sulit untuk tetap melakukan itu walaupun aku sudah punya counter sendir.

" Ya udh besok lu coba tanya harga sewanya berapa itu ruko, nanti kalo untuk belanja pulsa, elektronik, aksesoris sama meja meja biar gua yang siapin "

Aku tidak bisa berkata kata, kebaikan Koh Ahong benar benar diluar nalarku.

Aku baru bekerja dengan Koh Ahong belum terlalu lama, baru 3 tahun selama aku kuliah. Tapi beliau sudah begitu percaya kepadaku.

" Makasih banyak koh " Kuraih tangan Koh Ahong dan ku salimi sebagai bentuk rasa terima kasihku.

" Iya iya udah, lu anak baik gua percaya sama lu, tolong lu jaga kepercayaan gua ya. Oiya sama nanti yang jaga selama lu kuliah lu cari sendiri ya, ga punya waktu gua buat nyari nyari "

" Siap Koh, besok saya sekalian nyari "

Sesampainya di kostan, aku langsung mandi dan rebahan di kasurku yang sudah menipis busanya.

Memandang langit langit kamar yang sudah berwarna kuning kecoklatan. Walaupun keadaan kostan aku tidak begitu bagus, tapi tidak mengurangi rasa senang-ku saat ini.

Seolah dunia sedang berpihak kepadaku lewat tangan Koh Ahong.

Terpopuler

Comments

Soraya

Soraya

permisi numpang duduk dl ya kak

2023-12-08

0

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!