Kesabaran Gabriel pada Mamanya

"El, boleh Mama masuk?" ucap Rohana pagi itu. Yang sudah berada diabang pintu untuk mengecek sang putera apakah ia sudah bagun apa belum.

Dan Gabriel sendiri ternyata sudah bagun. Bahkan sudah rapi dengan pakaian kantornya.

Saat itu Gabriel tengah memakai dasi di depan cermin meja rias.

Mendapati sang Mama berada di kamarnya. Gabriel kemudian menoleh ke arah sang Mama.

"Pagi Ma, masuklah." ucap Gabriel mempersilahkan sang Mama untuk masuk ke dalam kamarnya. Kemudian ia kembali melanjutkan aktivitasnya untuk memasang dasi ke leher.

Dengan langkah perlahan, Rohana berjalan menuju ke arah putra pertamanya yang ia banggakan.

Belakangan ini Rohana merasa sedikit jengah melihat kelakuan sang putera yang seperti orang linglung.

Rohana tahu dan sangat-sangat tahu apa yang membuat putranya menjadi seperti itu.

Tetapi Rohana berpura-pura tidak tau dan ia pun tidak sama sekali merasa bersalah dan sedih dengan apa yang di alami sang putera. Justru Rohana senang.

Ia sengaja memberikan waktu kepada sang putra untuk melalui semuanya.

Rohana pikir, sang putra pasti akan melupakan semua kejadian buruk yang membuat dirinya saat ini sedih.

Dan cepat atau lambat, Gabriel pasti akan kembali seperti semula.

Menjadi pribadi yang ceria, yang hangat dan sangat sayang dengan keluarga.

Meskipun Gabriel keras kepala. Rohana tau, Gabriel tetap sayang padanya.

Duduk di sebuah sofa yang ada di sisi meja rias. Rohana dengan menyilangkan kakinya. Sepertinya ingin membicarakan sesuatu hal yang penting pada Gabriel.

"Bagaimana dengan perusahaan? Apa semua baik-baik saja? Rohana nampak memulai pembicaraan.

"Semuanya baik-baik saja Ma. Tidak ada masalah." ucap Gabriel singkat.

"Bagus, Mama hanya merasa sedikit khawatir saja. Karena Mama sudah lama tak berkunjung ke perusahaan. Bagaimanapun, perusahaan yang sudah dibesarkan namanya oleh papamu itu kamu harus mampu menjaga nama baik perusahaan. Kamu harus bisa mengelolanya dengan lebih baik lagi. Dan kamu juga harus bisa membuat perusahaan itu semakin maju dan semakin bisa lebih besar lagi El. Agar nama keluarga kita dan perusahaan bisa lebih terkenal di kalangan pebisnis yang lain. Dan semua itu juga akan membuatmu nama mu bisa lebih dikenal sebagai seorang pengusaha." ujar Rohana menasehati Gabriel.

"Aku selalu bekerja dengan baik menjalankan tugas ku Ma. Semua tugas-tugas sebagai presiden direktur untuk tetap bisa menjaga kestabilan perusahaan selalu aku perhatikan."

"Gabriel, kamu harus punya ambisi yang kuat untuk bisa membesarkan nama perusahaan lebih besar lagi. Jangan hanya cuma menjalankan perusahaan yang sudah ada. Kamu seharusnya lebih berani dan maju memikirkan peluang-peluang bisnis yang ada. Mungkin kamu bisa mencoba untuk terjun berbisnis di bidang yang lain."

"El tidak mau ambil resiko Ma. Beban hidupku sudah berat. Aku tidak ingin dibebani dengan berbagai macam pekerjaan yang membuatku tambah stress." jawab Gabriel.

Kemudian ia berjalan kearah rajang dan membereskan komputernya yang tergeletak di sana. Kemudian ia memasukkannya kedalam tas kerja.

"Mama tau, apa yang membuatmu stress akhir-akhir ini. Itu pasti karena istrimu meninggalkan dirimu kan." ujar Rohana menyinggung sang istri.

Karena sang istri disebut-sebut oleh mamanya. Membuat Gabriel memejamkan kedua matanya.

Gabriel tidak ingin meluapkan emosinya pada sang Mama. Meskipun ia tau. Mamanya adalah orang yang menyebabkan dirinya dan Nandini kini berselisih.

Gabriel tau Mamanya dalang dari semua kehancuran rumah tangganya. Tapi Gabriel menahan diri untuk tidak melibatkan sang Mama.

Sampai sekarang, Gabriel belum mengklarifikasi hal tersebut kepada sang Mama. Karena ia tidak ingin menyalahkan dan melibatkan Mamanya dalam semua masalah yang sudah terjadi.

Gabriel pikir, tidak ada gunanya jika ia minta klarifikasi dari mamanya.

Jika sekarang rumah tangganya terguncang masalah. Itu tidak lain karena dirinya lah yang salah dan tidak jeli dalam memahami sebuah aduan yang ia dengar.

Termakan jebakan sang Mama. Dengan segala upaya provokasi dan settingan kejadian itu. Yang menuding Nandini ada affair dengan Rafael, sahabatnya. Ia saat itu gampang percaya.

Oleh sebab itu, Gabriel tidak ingin terlalu menyalahkan mamanya.

Kebodohan dan juga kekhilafannya lah yang membuat Nandini pergi.

Jadi, Gabriel pura-pura tidak mengetahui jika sebenarnya sang Mama lah otak dari segala kejadian buruk yang menimpa pernikahannya.

"El, kembalilah untuk berada di ruang makan di saat sarapan dan juga makan malam. Sudah beberapa Minggu ini kamu melewatkan makan malam dan juga sarapan bersama kami. Jangan menyiksa diri El. Mungkin kamu dan Nandini belum jodoh. Jadi tidak perlu merasa terlalu berlebih-lebihan kehilangan. Dia bukan wanita baik. Nyatanya dia berani bermain api di belakang mu." imbuh lagi Rohana.

"Iya Ma." Jawab Gabriel singkat. Meski ia sebenarnya tidak terlalu menanggapi ocehan mamanya.

Terpopuler

Comments

Pisces97

Pisces97

mau jadi anak Soleh kepada ibunya bukan jadi lebih bodoh sudah tau ibumu salah harusnya kamu nasiati dia gk berdosa kamu menegur orang tua yang salah 😏

2023-04-12

0

YuWie

YuWie

sayang apa goblok

2023-02-19

1

🍭ͪ ͩIr⍺ Mυɳҽҽყ☪️ՇɧeeՐՏ🍻𝐙⃝🦜

🍭ͪ ͩIr⍺ Mυɳҽҽყ☪️ՇɧeeՐՏ🍻𝐙⃝🦜

Seharusnya Gabriel bersikap tegas sama mama nya, kesalahan yang mamanya lakukan bukanlah hal sepele...

2023-02-09

3

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!