4

Cantika mengusap lembut pipi Bagus. Ia harus bicara pelan pada suaminya agar tidak marah dan mau menerima solusinya dengan baik.

Satu bulan lamanya, Cantika memikirkan solusi terbaik untuk dirinya dan Bagus agar rumah rangganya terselamatkan. Nama baiknya sebagai istri tak semlurna pun bisa di jaga. Belum lagi, nyinyiran orang dan keluarga besarnya dan keluarga besar suaminya yang bisa saja tidak menyukainya dan menyruh Bgaus menceraikan Cantika karena ia tidak bisa mengandung lagi.

"Jangan suruh Mas menikah lagi atau poligami. Mas tidak mau," tegas Bagus sebelum Cantika mengungkapkan keinginannya.

Cantuka menggelengkan kepalanya pelan.

"Bukan itu Mas. Solusi ini lebih baik dab memang agak beresiko tinggi. Tapi, tingkat keberhasilannya besar. Aku tidak mau, keluarga Mas Bagus menyesal karena telah menjadikan aku menjadi istri Mas Bagus," ucap Cantika sendu.

Cantika menahan air matanya yang sudah akan turun kembali ke pipinya.

"Hei ... Kamu bicara apa, sayang?" ucap Bagus menutup mulut Cantika dengan jari telunjuk kanannya.

"Aku takut Mas. Omongan orang kalau aku bukan lagi perempuan sempurna," ucap Cantika lirih.

Cantika memeluk tubuh Bagus. Posisi duduknya masih dalam pangkuan Bagus dan Bagus memeluk erat tubuh Cantika, istrinya.

"Jangan pernah takut atau risau, Sayang. Mas akan selalu ada buat kamu," ucap Bagus pelan.

"Aku ingin pindah di pedesaan. Agar aku bisa mengembalikan mood ku kembali. Rasa bahagia ku dan selalu bersama kamu, Mas," ucap Cantika pelan.

Bagus menatap Cantika lekat.

"Kamu yakin? Mau meninggalkan semuanya? Dan hidup di desa? Atau hanya untuk sementara saja sebagai liburan?" tanya Bagus pelan.

"Hanya sementara. Mungkin kurang lebih satu tahun. Biar aku bisa menenangkan diri," ucap Cantika beralasan.

Cantika sudah menyiapkan sebuah misi untuk Bagus.

"Oke. Kapan? Kita mulai berbulan madu?" tanya Bagus pelan.

"Ekhemm ... Besok? Bisa?" tanya Cantika cepat.

"Cepat sekali kamu menjawabnya? Kamu sudah merencanakan ini semua?" tanya Bagus tertawa.

"Iya. Aku sudah menginginkannya dan aku sudah memikirkan ini semua dengan matang," ucap Cantika pelan.

"Mas akan persiapka semuanya dengan baik. Mas akan bekerja WFH demi kamu Cantika sayang," ucap Bagus lembut.

"Terima kasih Mas," ucap Cantika lembut.

"Ekhemm ... Solusimu apa Sayang? Kamu belum beritahukan pada Mas?" ucap Bagus pelan.

Cantika bangkit berdiri dan mengambil tasnya. Lalu ia mengambil secatik kertas berisikan kontrak antara Cantika dan seorang perempuan bernama Sonya.

"Baca saja. Aky harap Mas paham dan bisa mengerti situasiku saat ini," icap Cantika lirih.

"Cantika? Apa -apaan ini? Apa kamu rela? Mas tidur dengan perempuan lain? Kamu gila!!" teriak Bagus frustasi. Ia mngusap wajahnya kasar dengan dua telapak tangannya.

"Demi seorang anak. Aku akan lakukan apapun untuk keturunan kamu, Mas. Walaupun bayi itu bukan darah dagingku!! Tapi ... bayi itu mengalir dari darah daging kamu dan cinta kasih sayang dari aku," ucap Cantika tersedu.

Pilihan sulit memang. Di bandingkan harus adopsi anak. Tentu akan banyak orang tahu dengan yang terjadi sebenarnya. Tapi jika Cantika menitipkan benih suaminya pada seorang perempuan tentu itu akan berbeda hasilnya. Selain memang ada aliran darah yang mengalir dari tubuh Bagus dan keluarga ningratnya.

"Mas gak bisa Cantika. Harus berhubungan nadan dengan wanita yangvsama sekali gak Mas kenal dan gak Mas sukai. Itu gak akan mungkin bisa. Dia perempuan malam, Cantika," ucap Bagus mengingatkan.

"Justru perempuan malam. Dia gak akan menggunakan perasaannya Mas. Dia hanya butuh uang bukan lelaki atau anak yang malahan kan menjadi beban untuknya," ucap Cantika menjelaskan.

"Ada cara lain pasti. Tidak seperti ini," lirih Bagus merasa di jebak dengan keadaan.

Skip ...

Sebelum berangkat ke kantor Bagus. Cantika menemui seorang kupu -kupu malam yang pernah ia temui di sebuah rumah sakit. Perempuan itu sedang mengecek kesehatannya. Karena ia seorang kupu -kupu malam, ia juga takut bila terkena HIV. Namanya Sonya, ia adalah perempuan muda yang terpaksa menjual tubuhnya demi memenuhi kebutuhan hidupnya.

Cantika mengajak Sonya bicara empat mata di sebuah Kafe dekat kantor Bagus. Ia menyampaikan keinginannya dan memberikan satu lembar kontrak untuk di penuhi kewajibannya oleh Sonya.

"Jadi kapan aku harus menjalankan pekerjaanku san bisa mendapatkan uangku. Ini serius lima milyar?" tanya Sonya pelan sambil menyilut rokok di mulutnya.

Cantika menarik rokok itu dari mulut Sonya dab mematikan di dalam asbak

"Tidak ada rokok dan minuman keras yang mengaliri tubuhmu lagi. Aku akan berikan satu milyar sebagai uang muka tapi besok saat kamu datang," ucap Cantika tegas.

"Oke. Lalu?" tanya Sonya menyanggupi kintrak itu.

"Lakukan yang terbaik sampai kamu benar -benar positif hamil. Tidak dengan hati araupun perasaan," ucap Cantika tegas.

"Baik. Akan aku lakukan sebaik mungkin," ucap Sonya mantap.

Sesuai kesepakatan antara Sonya dan Cantika. Sonya akan tinggal bersama di desa bersama Bagus dan Cantika.

Setidaknya sampai bayi itu lahir ke dunia maka kontrak itu selesai. Sonya menyanggupi semua. Jika bayi itu terlahir laki -laki dan sehat sempurna. Cantika akan memberikan dua milyar sebagai bonus. Jika bayi itu perempuan maka Cantika akan memberikan bonus satu milyar.

Setelah kontrak selesai. Hubungan silaturahmi mereka pun terputus dan Sonya tidak di lerbolehkan bertemu lagi dengan anaknya dan jangan sampai menunjukkan wajahnya.

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!