Bagus membuka kotak makanan itu. Ia memang sama sekali belum makan. Tadi Cantika tidak memasak apapun. Di rumahnya sudah tak ada lagi makanan instant yang bisa di makan. Bagus hanya bangun dari tidurnya dan mandi lalu berangkat kerja. Ia sama sekali tak menyentuh air seidkit pun.
Bagus merasa bersalah atas kejadian malam tadi. Ia memang agak memaksa Cantika untuk melampiaskan hasrat nafsu Bagus.
"Wah ... Nasi goreng spesial. Tahu aja lagi pengen ini," ucap Bagus lirih.
Bagus langsung mengambil ponselnya dan menelepon Cantika. Ingin mengucapkan terima kasih sekaligus mengajak istrinya makan malam bersama. Benar kata Ardiansyah, ada baiknya ia mengalah agar hubungannya tetap mesra dan harmonis.
Bagus memegang ponselnya di telinga untuk mendengarkan sambungan telepon kepada istri tercintanya.
Ada suara ponsel lain yang berbunyi di dekat sini. Bagus menoleh ke belakang. Ternyata Cantika ada di belakangnya.
Àntara kaget, takjub dan senang, semua bercampur menjadi satu.
"Can -cantika ...." ucap Bagus lirih. Ia menurunkan ponselnya dan mematikan sambungan telepon kepada Cantika.
Cantika tersenyum manis. Hari ini Cantika terlihat sangat cantik sekali. Dres putih selutut dengan lengan pendek. Rambut pendek dengan bandana silver membuat Cantika semakin ayu san mempesona.
"Mas Bagus ...." teriak Cantika dengan riang. Ia berlari ke arah Bagus dan memeluk mesra suaminya.
Kedua tangan Cantika mengalungkan ke belakang leher Bagus. Mesra sekali.
"Sayang ... Kamu sengaja datang sendiri kesini? Mas terharu sekali," ucap Bagus pelan. Ia masih tak menyangka Cantika bisa ada di ruangan kerjanya saat ini.
Cantika menatap wajah Bagus dan mencium pelan bibir Bagus.
"Maafin sikap Cantika ya, Mas. Tidak seharusnya Cantika mendiamkan Mas Bagus. Tidak seharusnya, Cantika menyalahkan Mas Bagus. Cantika hanya takut, Mas Bagus pergi dari Cantika setelah Mas Bagus tahu kelemahan Cantika sekarang," ucap Cantika lirih.
Bagus membalas kecupan bibir itu. Bukan sekedar mengecup tapi juga Bagus ingin bermain sedikit dengan lidah dan bibirnya.
Cantika menikmati moment indah itu dan ia mengendurkan pelukannya.
"Ini di kantor Mas. Gak baik kalaubdinlihat oleh bawahan Mas. Mau makan? Biar aku suapi," tawar Cantika kepada Bagus, suaminya.
"Ekhemmm ... Boleh. Kamu di sini saja jangan pulang ya? Mas mau ajak makan malam," ucap Bagus antusias.
Cantika mengangguk pelan.
Ia mulai duduk di sofa yang ada di ruang kerja itu sambil membuka kotak makanan dan mengambilka satu gelas air mineral. Bagus sudah duduk di sofa terlebih dahulu.
Seperti biasa Cantika mulai ribet melayani suaminya. Dari menyiapkan minumnya, tissu dan pencuci mulut. Maklum, Bagus, suaminya keturunan ningrat jadi semuanya memang harus tersedia dan rapi.
Bagus menarik pinggang Cantika dan mendudukkan istrinya di pangkuannya. Bagus memang lebih suka posisi seperti ini. Cantika berada dalam pangkuannya dan menyuapinya lembut.
Dengan kelembutan sebagai perempuan, Cantika selalu sabar melayani suaminya dengan baik. Cantika mulai menyuapi Bagus dengan penuh kasih sayang.
Tatapan Bagus tak lepas dari semua gerak gerik Cantika terutama wajah ayu yang jelas bisa ia nikmati setiap hari. Sosok Cantika yang dulu sudah kembali lagi dan membuat Bagus bahagia.
"Sayang ... malam ini kita pesan hotel saja? Kita menginap di hotel impian kita selama ini. Mau gak? Sekalian kita berusaha dulu," ucap Bagus mencoba mengembalikan rasa percaya diri Cantika.
"Mas Bagus yakin, aku bisa hamil lagi? Kalau memang tidak bisa, boleh Cantika usul?" tanya Cabtika pelan smabil pelan menyuapi Bagus yang tetap bersikap tenang menatap lekat dua bola mata Cantika yang indah.
"Yakin. Kenapa tidak? Anak itu titipan dan itu anugerah dari Tuhan. Dianogsa dokter bisa saja salah. Asal kita mau berusaha. Kamu juga harus yakin," ucap Bagus pelan.
"Cantika akan berusaha," ucap Cantika ragu.
"Jangan ragu, Sayang. Kita harua berjuang bersama. Bukan Mas saja, atau kamu saja. Tapi kita berdua," tegas Bagus sambil mengunyah dan mencium pipi Cantika.
"Kalau memang nyatanya, aku gak bisa hamil lagi. Aku harap Mas mau menyetujui usul aku," pinta Cantika lembut. Cantika mengambilkan air yang sudah dinsiapkan dalam gelas lalu di berikan pada Bagus, suaminya.
Glek ...
Bagus meneguk air dalam gelas yang di berikan oleh Cantika. Kedua matanya lekat menatap Cantika dengan penuh tanya. Rasa penasaran apa yang sebenarnya di inginkan oleh Cantika saat ini.
"Apa yang sebenarnya sedang kamu upayakan Cantika?" tanya Bagus pelan. Rasanya bakal ada yang aneh. Permintaan Cantika kali ini pasti sesuatu yang merugikan bagi rumah tangganya.
Cantika berusaha tenang dan tetap tersenyum lebar. Ia meletakkan kktak makan dan gelas di atas meja lagi. Posisi duduknya masih di atas pangkuan Bagus dan kini tubuhnya menghadap ke arah Bagus.
"Ekhemmm ... Mas Bagus pasti wujudin kan?" tanya Cantika agak ragu.
"Asal kamu tidak pernah meminta Mas untuk menceraikan kamu atau meninggalkan kamu atau sebaliknya," ucap Bagus pelan.
"Bukan itu," ucap Cantika bernapas lega. Intinya asal Cantika tidak meminta cerai atau meninggalkan Bagus, suaminya.
"Lalu apa?" tanya Bagus dengan rasa penasaran.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Comments
Hanipah Fitri
Cantika kenapa suruh suaminya .nikah lagi supaya bisa dapat keturunan
2023-12-25
0