Bab 5.

Besok adalah hari yang sudah ditetapkan untuk acara pernikahan ku. Ibu,ayah dan juga saudari tiri ku baru saja tiba dari kampung. Wajah ibu terlihat sangat bahagia dengan pernikahan ini sehingga aku tak mampu mengatakan jika aku sedang tidak dal keadaan baik.

Hati ku takut jika nanti aku tidak akan bahagia dengan pernikahan ku tapi demi ibu ku aku harus bahagia. Tidak ada alasan bagi ku menunjukkan hal yang nantinya membuat dirinya bersedih karena aku.

Didalam kamar ku kini hanya ada ibu dan aku saja. ibu banyak memberi ku nasehat sebelum besok aku sah menjadi istri orang.

Banyak hal yang kami bicarakan berdua pada saat itu.

"Nak, selamat atas pernikahan mu. Semoga kau selalu dalam lindungan sang pencipta dan selalu diberikan kebahagian didalam rumah tangga mu nanti." Ucap ibu yang merupan doa dan harapannya untuk putri tercintanya ini

Ibu sampai meneteskan air matanya, air mata kebahagian melepaskan ku yang selama ini sudah ia rawat dan besarkan tanpa sosok ayah.

"Ibu jangan menangisi Putri mu ini!" Pinta ku kemudian memeluk ibu dengan sangat erat padahal aku juga meneteskan air mata ku.

Tiba-tiba Ayumi masuk kedalam kamar tanpa permisi membuat suasana kurang nyaman untuk berbica dengan ibu padahal banyak hal yang ingin aku katakan tapi ya sudah lah.

Begitu Ayumi masuk ibu pun keluar agar kami bisa beristirahat karna besok pagi kami harus bersiap.

Ayumi mencecar ku dengan banyak pertanyaan seputar pernikahan ku besok. Dari bagaimana aku bisa bertemu hingga sampai menikah dengan Rey membuat ku tidak nyaman. Tidak mungkin kan jika aku berkata jujur kepadanya karna ia pasti akan mentertawakan ku yang sampai pada saat didetik-detik terakhir aku belum saja mengetahui bagaimana tampang dari calon suami ku.

Ingin rasanya aku menghilang dari muka bumi ini untuk sementara waktu agar terhindar dari makhluk yang menyebalkan ini.

Sabarlah Sri didalam hati ku, hanya untuk malam ini saja aku terjebak dalam satu kamar bersama dengan wanita ini.

Tau tadi lebih baik aku tidak menawarkannya untuk tidur dikamar ku tapi apa boleh buat kamar dirumah tante Halima hanya ada tiga kamar. Sehingga aku tidak ada pilihan lain.

Pagi-pagi sekali sudah ada yang menjemput kami atas dari perintah keluarga Rey bahkan aku belum bersiap karna memang dari kemarin tante Nia sudah mengabari ku jika aku akan dirias ditempat mereka.

Aku dan yang lainnya pun pergi menuju istana calon mertuaku dengan dua mobil. Dan kali ini pun aku lagi-lagi harus berdua bersama dengan Ayumi.

Telinga ku rasanya hampir-hampir pecah mendengar semua kalimat yang keluar dari dalam mulutnya.

"Wah...Ini mobil milik calon suami mu Sri? selain mobil apa lagi yang mereka punya? kau beruntung sekali bisa menikah dengan orang kaya! Aku punya ide bagaimana kalau kita bertukar tempat?" Ucapnya antusias.

Sejenak akal sehat ku mencerna ucapannya seakan aku tidak percaya dengan apa yang ku dengar. "Bagaimana kau mau tidak?" sentaknya membuat ku tersadar.

"Apa katamu tadi?kau mau jika kita bertukar tempat?" Selidik ku memastikan jika pendengaran ku tidaklah salah.

Dengan cepat ia menganggukkan kepalanya dengan wajah yang berseri-seri sambil menunggu keputusan dari ku.

"Haha...Tentu saja tidak bisa!"

"Ayolah! ya ya! kali ini kau mengalah lah seperti biasanya." Pintanya memohon layaknya anak kecil yang ingin bertukar permen.

"Otak mu itu sudah tidak waras ya?" ucap ku sambil membuang pandangan ku dari wajahnya menghadap kekaca mobil disampingku.

"Kau jahat!" ucapnya dengan cemberut namun aku hanya diam sambil memikirkan tawaran darinya tadi.

Bagaiman jika aku menyetujuinya toh juga tidak ada bedanya bukan jika aku atau Ayumi yang menikah dengan Rey karena kami juga belum pernah bertemu satu sama lain. Tapi tidak ini tidak benar aku tidak bisa melakukan hal yang membuat orang seperti tante Nia dan Halima kecewa dengan ku.

Selain itu juga aku mana mau meladeni Ayumi kali ini karna hanya ini kesempatan ku untuk bisa membalas perbuatannya selama ini terhadap ku dimana selama ini aku terus mengalah dan selalu saja mau melakukan apa yang dia inginkan.

Enak saja mau menggantikan ku karena melihat mobil mewah keluarga Rey apalagi nanti jika ia sudah melihat betapa megahnya rumah mereka yang selalu aku katakan jika itu istana. Bisa-bisa dia akan terus merengek kepada ku.

Dan benar saja dugaan ku begitu kami tiba dan turun dari dalam mobil, ia mulai memperlihatkan jati dirinyabyang sesungguhnya.

"Ibu, ayah ini tidak adil kenapa Sri mendapatkan calon suami yang kaya raya seharusnya aku yang berada di posisi saat ini." Ucapnya dengan tidak tau malunya.

Dan ucapannya itu membuat ku lebih bersemangat denga pernikahan ini yang awalnya ini merupakan musibah bagi ku tapi hari ini aku tarik ucapan ku itu. Karena ternyata banyak orang yang menginginkan posisi ku saat ini.

"Ayumi kau tidak bisa berkata seperti itu!" protes ayah ku sementara ibu seperti biasa ia mencoba memberi pengertian kepada anak manja itu.

"Ayumi, pernikahan itu tidak bisa dianggap main-main. Kau tidak bisa berkata seperti tadi bagaimana pun Sri dan calon suaminya saling mencintai." Jelas ibu membuat Ayumi tidak bisa berkutik lagi.

Ditengah perdebatan itu aku merasa seperti ada yang sedang memperhatikan kami dari lantai dua tapi ketika aku melihat kearah tersebut tidak ada siapa-siapa disana, hanya saja gordennya bergoyang tapi mungkin saja itu hanya karena angin pikir ku.

Kami semua pun dibawa masuk oleh tante Nia dan juga om Gael yang menyambut kami dengan ramah. Tante Nia, Halimah dan ibu langsung bercengkrama dengan sementara ayah bersama dengan om Gael sambil berjalan masuk bahkan sampai didalam mereka masih berbincang diruang tamu. Sementara aku dan Ayumi dia bawa masuk kedalam sebuah kamar oleh seorang pelayan wanita untuk dirias.

"Sri... kok pernikahan mu tidak seperti yang ku bayangkan. Aku pikir acaranya akan dibuat semeriah mungkin tapi ternyata tidak padahal mereka orang kaya." Ucap Ayumi dengan santainya.

"Sstt.." Aku membuat gerakan jari telunjukku kebibir agar dia berhenti berbicara.

Ya memang awalnya acaranya akan dibuat semeriah mungkin bahkan undang yang begitu banyak sudah siap disebar namun ternyata sipengantin pria tidak menyetujui hal tersebut. Rey meminta agar acara pernikahan kami hanya di hadiri oleh keluarga terdekat saja.

Aku sendiri tidak tau pasti alasannya mengapa sampai demikian tapi ya sudahlah jika itu keinginan darinya. Pada hal aku sama juga dengan wanita lainnya yang menginginkan sebuah pernikahan yang meriah namun berbeda dengan pernikahan kami ini karna itu mungkin hanya terjadi jika terjadi karena saling mencintai diantara kedua pengantin.

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!