Pulang Ke Rumah

Pergantian semester pada musim dingin tahun ini, Satoshi berencana untuk pulang mengunjungi apartemennya, dia berencana untuk membersihkan apartemennya karena sudah lebih dari 3 bulan ia tinggalkan.

"Paman - Bibi, liburan musim dingin ini aku izin untuk pulang ke apartemenku, aku mau membersihkan apartemenku sepertinya sudah sangat kotor dan berdebu disana", ucap Satoshi meminta izin ke Paman dan Bibinya.

"Mau berapa hari Satoshi kamu kembali ke apartemenmu?", tanya Paman Hideo.

"Mungkin satu minggu atau lebih nanti, karena aku juga berencana mengunjungi makam Ayah dan Ibu, sudah lama aku tak kesana, aku merindukan mereka dan ingin berdoa untuk mereka", jawab Satoshi kepada Pamannya.

"Hmmm...Baiklah, nanti kalau kamu membutuhkan bantuan kami tinggal telepon Matsuo atau Hina saja atau Bibimu", ucap paman Hideo kepada Satoshi.

"Baik Paman", jawab Satoshi dengan penuh senyuman.

"Anak itu benar-benar anak yang kuat dan tangguh, melebihi kedua orang tuanya. Dia sangat bertanggung jawab dan dapat di andalkan" ucap Bibi Tsuna kepada Paman Hideo.

"Kamu benar sayang, aku berjanji akan terus menjaga dan melindungi anak itu", jawab Paman Hideo kepada istrinya.

Setelah satu minggu berlalu, libur musim dingin pun tiba, Satoshi yang sudah mendapat izin dari pamannya, pagi hari setelah sarapan dia bergegas menuju ke apartemennya menaiki kereta. Sebelum itu Satoshi mampir ke minimarket untuk membeli bahan makanan, dupa, dan pengharum ruangan.

Setelah tiba di depan pintu apartemennya tubuh Satoshi mulai bergetar,

"Aku harus kuat menghadapi kenyataan ini. Aku Satoshi, putra Misaki dan Hana tidak perlu takut menghadapi semua ini", gumam Satoshi dalam hatinya.

Saat pintu di buka, tercium bau yang lembab dan udara yang kotor. Sebuah tempat yang sangat gelap dan berdebu.

"Aku Pulang.... Ayah Ibu" ucap Satoshi.

Satoshi segera menyalakan lampu di Apartemennya. Dia melihat banyak debu dan banyak sampah berserakan disekitarnya.

"Sudah 3 bulan lebih aku meninggalkan tempat ini, tak heran jika tempat ini menjadi berdebu. Padahal dulu aku tidak pernah lupa membersihkan tempat ini setiap hari agar keluargaku tinggal dengan nyaman"

"Yoshhh, waktunya membersihkan tempat ini. Karena aku akan tinggal disini lagi waktu musim panas nanti", ucap Satoshi untuk menyemangati dirinya sendiri.

Disaat membersihkan kamar orang tuanya Satoshi menemukan Tongkat Baseball berbahan besi yang masih sangat bagus.

"Tak kusangka ternyata ayah memilki tongkat pemukul baseball yang sangat bagus, apakah ayah dulu suka bermain baseball waktu masih sekolah ya?", ucap Satoshi sambil tersenyum-senyum membersihkan kamar orang tuanya.

Foto yang dikamar orang tuanya sebagian dipindah ke ruang keluarga, di susun rapi dan diberi dupa di depannya.

"Ayah...Ibu...kalian tak perlu khawatir disana, aku disini tetap kuat menjalani kehidupanku, aku selalu mendoakan kalian disini, aku tidak melupakan semua hal yang sudah kalian ajarkan dan berikan kepadaku dulu", ucap Satoshi dengan sedih dan meneteskan air matanya.

Tanpa terasa hari sudah mulai sore dia melihat sudah pukul 3 sore dan akhirnya apartemennya kembali bersih sama seperti dulu.

Satoshi yang kelelahan, duduk di sofa ruang keluarga sampai memejamkan matanya.

Tiba-tiba bel apartemen berbunyi

"Ting...tong...ting...tong"

"Permisi ada surat dan paket untuk keluarga Misaki".

"Surat dan paketnya, saya tinggal di depan ya pak, permisi". ucap pengirim surat.

Satoshi yang kaget langsung bangun mendengar ada suara di depan pintu apartemennya.

"Suara tukang pos sepertinya yang tadi mengirim surat kesini", jawab Satoshi yang masih lemas karena baru bangun dari tidurnya.

Satoshi segera berjalan ke arah depan pintu untuk mengambil surat dan paketnya.

"Siapa yang mengirim surat kesini ya, padahal tadi sepertinya tidak ada surat sama sekali waktu aku datang kemari"

Setelah membawa surat dan paketnya masuk kedalam, Satoshi mengambil air minum dan membaca siapa pengirim surat itu.

Disurat itu tertulis,

"Dari Paman Takeuchi"

"Siapa ya Paman Takeuchi?" tanya Satoshi dalam hatinya.

Kemudian Satoshi membuka surat itu,

"Aku yakin, Satoshi, putra Misaki dan Hana, kamu akan pulang ke rumah. Aku ingin kamu bertemu denganku malam ini pukul 7 di taman dekat rumahmu, Paman Takeuchi" begitulah isi dari surat itu.

Satoshi yang masih kebingungan dengan maksud dari isi surat itu hanya terdiam.

"Ahh lebih baik aku menemuinya nanti, sekarang aku akan makan dulu dan bersiap-siap untuk bertemu pengirim surat ini".

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!