Bab 5

"Iya-iya ibu! Baiklah, akan aku kirimkan sekarang juga."

Akibat panik akhirnya Fatima membuat sebuah keputusan yang salah. Padahal sebenarnya Sekar sama sekali tidak tau di mana alamat tempat dirinya tengah tinggal sekarang. Bahkan sampai sekarang wanita itu tidak tau kemana perginya Emi membawa Fatima bekerja. Karena ada banyak kota besar di sekitaran provinsi tempat mereka tinggal.

"Bagus! Kau akan mengirimkan ibu uang berapa juta?" tanya Sekar dengan tidak tau malunya.

"Em, aku hanya bisa mengirimkan ibu uang 500 rb saja. Tidak papa kan?" tanya Fatima ragu.

Tentu rasanya Sekar tidak terima dan langsung membali memarahi gadis malang itu.

"Kau pikir 500 rb itu dapat apa? Kau bisa membeli handphone baru, sementara untuk mengirimi ibu uang kau tidak bisa." bentak Sekar menggebu-gebu.

"Bukan tidak bisa! Hanya saja untuk bulan ini uang nya harus Fatima gunakan untuk membeli hanphone agar bisa menghubungi bude. Fatima janji akan mengirimi ibu uang pada bulan besok."

"Alasan!" sahut Sekar tidak terima.

"Ibu tidak mau tau, kau harus tetap transfer uang nya ke rekening ibu. Nanti akan ku kirimkan melalu sms." perintah Sekar dengan tegas dan sama sekali tidak ingin menerima penolakan.

"500 rb kan bu? Fatima hanya bisa mentransfer dengan nilai segitu." balasnya dengan penuh kesedihan, kali ini dia benar-benar memohon agar ibu nya mau memahami tentang kondisi nya yang juga membutuhkan biaya makan untuk 1 bulan.

"Memangnya kau di bayar berapa oleh boss mu selama bekerja menjadi pelayan?" tanya Sekar yang merasa sangat penasaran dengn gaji yang di terima oleh anak itu.

"Totalnya 2 juta!" sahut Fatima.

"Lalu kau membeli handphone dengan harga?"

"Harganya tidak terlalu mahal, karena aku membeli handphone dengan harga yang paling murah. Hanya 1 juta!" balas Fatima lagi.

"Kalau begitu kirim semua sisanya sekarang juga! 1 juta harus sudah masuk ke dalam rekening ibu dalam waktu kurang dari 10 menit." perintah Sekar sehingga membuat Fatima jadi panik.

"Bu tidak bisakah aku mengirimkan 500 ribu saja? Karena 500 ribu lagi harus aku simpan untuk kebutuhan ku sehari-hari." tanya Fatima berusaha untuk bernegoisasi dengan ibu nya tersebut.

"Jangan membantah atau merayu ku! 900 ribu jika kau masih mau bekerja di kota. 100 ribu akan sangat cukup untuk membeli makan mu selama sebulan."

Setelah mengatakan kalimat itu, Sekar langsung mematikan sambungan telpon nya.

"Ya, lumayanlah 900 ribu untuk pergi ke salon." gumam Sekar, namun tak lama kemudian suaminya datang dan menegur wanita itu.

"Kau berbicara dengan siapa tadi? Apa itu adalah Fatima?" tanya Andre menebak-nebak.

"Ya kau benar!" jawab Sekar secara singkat, berbohong pun tak akan ada gunanya.

"Kau meminta apa tadi?" tanya Andre karena sempat mendengar beberapa kalimat obrolan istrinya.

"Aku memintanya agar mengirimkan uang! Kau tau? Putri mu itu baru saja menerima gaji pertamanya, totalnya adalah 2 juta! Dia bahkan membeli handphone baru, jadi tidak ada salahnya kita meminta jatah." sahut Sekar dengan egoisnya tanpa merasa bersalah sedikit pun karena sudah merampas hkl milik putrinya sendiri.

"Apa kau gila? 2 jt untuk membeli handphone saja tidak cukup_"

"Tentu cukup sayang!" potong Sekar dengan segera. "Bahkan masih tersisa 1 jt lagi, maka dari itu aku memintanya." sambung wanita itu berbicara dengan wajah datar.

Andre benar-benar tak menyangka jika istrinya akan sejahat ini dan sangat kejam kepada putri mereka.

"Selama ini kau selalu menganggap Fatima sebagai beban. Tapi setelah dia pergi dari sini dan hidup mandiri, kau malah merampas hak yang seharusnya adalah miliknya." protes Andre merasa kecewa.

"Kau membelanya?" tanya Sekar sangat tidak percaya.

Andre benar-benar gila, padahal pria itu sudah tau tentang sifat istrinya secara detail. Mana mungkin Sekar akan membiarkan Fatima hidup bahagia di sana. Wanita itu pasti akan membuat anak nya sendiri menderita akan permasalahan yang ia berikan.

"Tentu saja aku membelanya karena dia adalah darah daging ku. Fatima adalah anak kita!"

"Dia bukan anak ku, dan aku sangat membencinya. Bukankah kita sepakat untuk tidak memiliki anak?" tanya Sekar yang membuat suaminya merasa sangat prustasi.

Ya, di awal rencana nya memang seperti itu. Tapi kehendak Tuhan berbeda, jadi siapa yang tahu? Andre benar-benar merasa tak berdaya karena rasa cintanya kepada Sekar sangat teramat dalam melebihi rasa cinta nya kepada Fatima yang merupakan anak nya sendiri.

Maka dari itu ia pun tak bisa berbuat apa-apa di saat melihat Fatima menderita, karena sejatinya pria itu sedang berada di dalam kendali istrinya sendiri.

Meskipun dia tau secara jelas bahwa perbuatan mereka adalah perbuatan yang salah. Sayang nya mata hati Andre telah buta akibat cintanya terhadap Sekar yang terlalu berlebihan.

"Tapi Sekar! Dengarkan aku dulu_"

Wanita itu merasa sangat muak dan lebih memilih untuk meninggalkan suaminya.

Padahal Andre ingin berusaha merayu Sekar agar wanita itu tidak usah menganggu kehidupan Fatima lagi.

Sudah cukup putrinya menderita selama ini, dan sudah waktunya untuk sekarang agar Fatima bisa terbang bebas.

Namun sayang nya Sekar pasti tidak akan mau melakukan itu. Tiada hari yang terlewati tanpa membuat sebuah kejahatan.

...****************...

"Huh, akhirnya aku mendapatkan uang secara cuma-cuma." ucap Sekar yang baru saja selesai mengambil uang transferan di Atm terdekat.

Sementara kini Fatima benar-benar merasa sangat lemas dan juga tak berdaya. Uang senilai 900 ribu untuk modal makan nya telah lenyap dan hangus. Hanya tersisa 100 ribu saja, semoga itu cukup. Meskipun Fatima sangat tidak yakin jika uang nya akan cukup. Hanya bisa pasrah dengan keadaan karena tak bisa berbuat apapun. Semuanya berada di luar kendali yang tidak semestinya.

Setelah selesai pulang dari Atm.

Gadis itu memilih untuk duduk di sebuah kursi yang ada di depan toko roti, tepatnya di pinggir jalan.

Melihat roti-roti cantik yang terusun, seketika membuat perutnya jadi merasa sangat lapar. Namun Fatima langsung segera menahan nya, mengingat jika uang nya hanya tinggal sedikit. Dia tidak boleh boros dan harus menghemat mulai sekarang.

"Ayolah Fatima, membeli roti tidak akan cukup! Lebih baik kau membeli mie instan untuk mengganjal perutmu itu." Hingga akhirnya gadis itu pun lantas bangkit dan bersiap ingin pergi menuju ke sebuah toko sembako yang ada di sebrang.

Saat ingin melangkah, Fatima hampir saja terjatuh karena tas selempang nya nyangkut di pinggiran kursi besi yang tadinya tengah ia duduki.

Gadis itu mencoba untuk melepaskan nya, dan bersiap ingin kembali melangkahkan kaki. Namun tiba-tiba saja!

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!