Tiba - tiba...
Kilasan kejadian pembunuhan itu terlihat oleh Haruka bagaikan melihat rekaman ingatan La Gatti saat itu.
Haruka melihat dua orang yang menganiaya La Gatti. Satu laki - laki dan satunya lagi seorang wanita. Mereka terlihat senang ketika selesai membunuh La Gatti.
" Sekarang semua hartanya bisa menjadi milikmu, sayang! " kata Si laki - laki sambil menyeringai.
Wanita itu tertawa kesenangan. Sungguh mereka sangat biadab! Rela membunuh demi harta.
" Makanya jangan pelit sama istri sendiri! Rasakan pembalasanku! " ucap wanita itu.
Haruka tersentak mengetahui siapa wanita pembunuh itu. Tanpa sengaja di lepaskannya tangan La Gatti. Dan tiba - tiba arwahnya menghilang.
Ibu yang melihat kejadian itu hanya terdiam.
" Bu, kemana Pak Gatti menghilang? " tanya Haruka pada Ibunya.
" Sudah pergi. Itu berarti kamu sudah tahu siapa pembunuhnya. " kata Ibu.
Haruka mengangguk. Dia langsung berbisik pada Ibunya, " Istrinya dan satu laki - laki yang Haruka tidak tahu siapa. "
Ibunya mengerti. Wanita itu lalu keluar dari kamar anaknya.
" Beby! Dimana kamu? " panggil Haruka.
Beby muncul.
" Haruka, bisakah kamu melihat masa laluku juga seperti yang kamu lakukan pada Hantu itu? " pinta Beby.
Tanpa bicara, Haruka menghampiri Beby. Dia menggenggam tangan Beby cukup lama. Namun dia tidak bisa melihat apapun.
" Tidak ada apapun, Beby. " kata Haruka membuat Beby kecewa.
Wajahnya berubah jadi seram. Haruka menunduk sedih.
" Haruka! " Ibu memanggil.
Haruka dengan segera mendatangi Ibunya. Di lihatnya Ibu dan Ayahnya duduk di depan TV.
" Ayah, sudah pulang kerja? " Haruka menghampiri ayahnya dan duduk di pangkuannya.
" Ayah dengar dari Ibu, Haruka mencampuri urusan orang lain lagi? " tanya Ayahnya.
" Urusan Hantu, Ayah. " kata Haruka yang disambut tawa oleh Ayahnya.
" Tahukah Haruka? Tidak baik mencampuri urusan orang lain. Terkadang ada hal baik di dalam hal yang buruk. " kata Ayah menasehati Haruka.
Haruka mengangguk.
" Setelah ini, Haruka tidak boleh lagi terlibat dalam urusan yang seram begini. " kata Ayahnya kemudian.
" Baik, Ayah. " kata Haruka patuh.
" Jadi apa yang bisa membuktikan bahwa istrinya yang telah membunuh suaminya? " tanya Ayahnya.
" Haruka tidak tahu, Yah." jawab Haruka.
" Ya, sudah. Haruka tidak perlu memaksakan diri. Hantunya sudah pergi, kan? Jadi mungkin, Hantu itu cuma mau tahu siapa yang membunuhnya. " kata Ayahnya.
" Bagaimana dengan Ayah Adit. Dia di penjara padahal dia tidak bersalah. " tanya Haruka.
Ayahnya menarik nafas. Dia juga tidak tahu bagaimana membuktikan bahwa Ayah Adit tidak bersalah hanya dengan petunjuk dari Hantu.
...****************...
" Kak Bintang dan kak Leah, Haruka lagi bingung, nih. " kata Haruka di suatu sore saat sedang bermain.
" Anak kecil bingung. " kata Bintang.
" Sudah seminggu, Haruka tidak bisa membuktikan bahwa Ayah Adit tidak bersalah. " kata Haruka.
" Jadi Ayah Adit tidak bersalah? " tanya Leah dengan nada kaget.
" Haruka! Leah jadi tahu, kan! Nanti kalau semua warga tahu, bisa jadi gosip terpanas tahun ini. " sahut Bintang.
Leah cemberut.
" Kamu pikir Aku seperti Ibu - Ibu tukang gosip yang setiap sore nongkrong di teras rumah nyebarin aib orang seolah - olah mereka paling benar! " kata Leah kesal pada Bintang.
" Oke. Janji ya, jangan bilang pada siapa pun. Haruka bisa terkena masalah. " kata Bintang dengan cepat agar Leah tidak marah lagi.
Leah mengacungkan jempolnya, " Oke! " katanya.
" Aku punya ide! Bagaimana kalau Haruka minta Hantu itu menakut - nakuti istrinya. " ucap Leah yang di sambut Bintang dengan anggukan setuju.
" Pak Gatti sudah pergi. Haruka mana tahu cara memanggilnya kembali. " kata Haruka.
" Jadi cuma segitu aja kemampuan Haruka? " olok Leah.
" Ih, Kak Leah. Itu namanya Jelangkung yang asli. Datang tak di jemput, pulang tak di antar " kata Haruka sambil cemberut.
" Nah, itu ide yang bagus! Kita main Jelangkung! " Kata Leah.
" Itu bukan ide, Kak Leah! " ujar Haruka.
Bintang yang mendengar perdebatan dua anak manusia itu tersenyum dan berkata, " Beginilah kalau dua cucu Adam dan Hawa berdebat. Panjannnng! "
Mereka tertawa.
" Haruka cucu Adam, Kak Leah cucu tante Hawa. " Kata Haruka di sela - sela tawanya.
" Kok kamu tahu kalau aku punya tante bernama Hawa? " tanya Leah pada Haruka.
" Tertulis jelas di wajah kau! " Kali ini Bintang yang menjawab.
Mereka kembali tertawa.
" Jadi bagaimana, Kak? " tanya Haruka kembali serius.
" Kita ke kantor Polisi aja. " usul Leah.
" Terus kita bilang sama Polisi bahwa Ayah Adit tidak bersalah. Kalau Polisi nanya dari mana sumber informasinya, kita bilang dari Hantu. Yang ada, Polisi itu memasukkan kita ke sel bersama Ayah Adit. " kata Bintang tidak setuju dengan ide Leah.
" Kalau Polisi bertanya, ya, kita jawab kaya' di Tik Tok itu, kamu nanya, kamu bertanya - tanya. " kata Leah sambil memonyongkan mulutnya.
" Ya, siapa tahu kamu ikutan viral. " sahut Bintang yang di sambut tawa oleh Leah.
" Kakak berdua tidak menyelesaikan masalah." kata Haruka
" Eh, anak kecil! Kamu kira kami Penggadaian, mengatasi masalah tanpa masalah. " tukas Leah.
" Ya, udah! Haruka tanya Beby aja. " kata Haruka sambil berdiri.
" Beby! Sepertinya aku pernah dengar namanya. " kata Leah
Haruka duduk kembali.
" Kakak tahu siapa Beby? " tanya Haruka antusias.
" Tapi Beby itu sudah meninggal. Di sini! Di rumah ini! " jawab Leah.
Haruka semakin tertarik mendengar cerita Leah.
" Ceritakan kak tentang Beby " pinta Haruka.
" Beby itu anak pemilik pertama rumah ini. Dia korban pembunuhan pengasuhnya sendiri. Orang tuanya depresi saat Beby meninggal. Mereka minum racun dan akhirnya menyusul Beby. " cerita Leah.
" Kamu dengar cerita darimana, Leah? " tanya Bintang.
" Bukan dari siapa - siapa. Aku sudah tinggal di sini waktu kejadian itu. Beby dan aku waktu itu seumuran. " jawab Leah.
Haruka terdiam. Dia sangat sedih mendengar cerita tentang Beby.
Haruka kemudian beranjak ke kamarnya dan mencari Beby.
" Beby, sekarang aku tahu bagaimana kamu meninggal. " kata Haruka pada Beby.
Beby mengiyakan.
" Aku sudah mendengarnya. " kata Beby.
" Tadi Beby mendengar obrolan kami? " tanya Haruka.
" Iya. Aku ingat Leah. Dulu kami pernah bermain bersama. " Jawab Beby.
" Oh, berarti jika kamu masih hidup, kamu sudah sebesar Kak Leah? " tanya Haruka.
Beby mengangguk.
" Haruka tidak mengerti, kenapa kamu masih berada di rumah ini? " tanya Haruka.
Beby menggeleng.
" Beby jangan sedih, ya. Haruka akan berusaha membantu Beby. " Hibur Haruka.
Beby memeluk Haruka.
Di tempat lain, di sebuah rumah yang megah, seorang wanita berlari sambil terus berteriak, " pergi! pergi! pergi! " tanpa henti. Pembantu dan suaminya kebingungan melihatnya.
" Ada apa? " tanya suaminya berusaha menenangkan istrinya.
" La Gatti ! Dia datang! " teriak wanita itu.
" Mana? Dia sudah mati! Kita sudah membunuhnya! " kata suaminya bingung dengan perkataan istrinya.
Pembantunya yang mendengar perkataan majikannya itu tersentak kaget. Dia tidak menyangka bahwa merekalah yang telah membunuh majikannya yang pertama. Orang yang sudah menolong keluarganya dari kelaparan saat itu.
Diam - diam dia masuk ke kamarnya dan menelpon Polisi.
Tidak lama kemudian, Polisi datang. Wanita itu masih terus berteriak ketakutan. Dan suaminya terus mengulang kalimat yang sama, " kita sudah membunuhnya! ". Mereka sama sekali tidak sadar dengan kehadiran Polisi di rumah mereka.
" Saudara, kalian kami tangkap atas pembunuhan La Gatti! " kata Polisi sambil memborgol tangan mereka dan membawanya ke kantor Polisi.
" Ansar, terimakasih. " ucap arwah La Gatti pada pembantunya.
Ansar mengangguk sambil menyeka air matanya.
" Pergilah ke desa Kabut, Ansar! Ada sebuah rumah yang sudah ku titipkan pada Pak Kades untukmu." Kata La Gatti.
Ansar terus menitikkan air mata. Sedang La Gatti sudah menghilang. Mungkin dia sudah pergi dengan tenang tanpa membawa dendam lagi.
Dua hari kemudian, Ayah Adit di bebaskan dari penjara. Adit merasa sangat bahagia. Dia tidak akan di ejek sebagai anak pembunuh lagi oleh teman - temannya.
Suatu hari, Haruka bertemu dengan Ayah Adit. Dia mengucapkan terimakasih pada Haruka yang membuat gadis kecil itu bingung.
" Pasti berat ya, Nak, bisa melihat hantu seseram itu? " ucap Ayah Adit sebelum berlalu meninggalkan Haruka.
Haruka akhirnya tahu, La Gatti yang membereskan masalahnya sendiri.
Kini gadis kecil itu merasa lega.
" Liburan semester nanti, kita akan ke rumah Kakek. Ayah ingin memastikan bahwa Haruka tidak mendekati sumur yang ada di dekat perumahan sekolah yang di tinggali kakek. Mengerti! " kata Ayah di suatu sore.
" Memang kenapa, Yah? " tanya Bintang.
" Ayah juga tidak tahu kenapa. Mungkin cuma cerita masyarakat setempat. " jawab Ayahnya.
" Kuntilanak, Genderuwo, dan banyak hantu anak kecil. " kata Haruka sambil beranjak ke kamarnya.
Ayah dan Bintang hanya bengong mendengar ucapan Haruka.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 27 Episodes
Comments