" Sstttt!
Sosok kecil itu mencegah Haruka untuk berteriak. Haruka mengangguk tanda mengerti.
Mereka kemudian duduk berhadap - hadapan.
Sebenarnya Haruka merasa sangat takut melihat wajah yang ada di depannya.
Tapi dia ingat pesan Ibunya, " Jangan lihat orang dari wajahnya, tapi lihat hatinya. "
" Siapa nama kamu? " tanya Haruka sambil berbisik.
" Beby, " jawab sosok itu singkat.
" Haruka, " kata Haruka menyebutkan namanya.
Beby mengangguk.
" Kamu siapa? Kenapa ada di rumah kami? " tanya Haruka lagi.
" Aku tinggal di sini sudah lama, " jawab Beby.
" Dimana ayah dan ibumu? " tanya Haruka lagi.
" Aku tidak tahu. Waktu Aku bangun saat itu tahu - tahu sudah di sini, " kata Beby lirih.
Haruka terdiam. Dia ikut sedih mendengar nasib Beby.
" Kamu jangan khawatir, Haruka mau jadi temanmu, " ucap Haruka menghibur Beby.
Beby tersenyum senang.
Seketika wajahnya yang seram berubah jadi wajah gadis kecil yang cantik.
Haruka tercengang melihat perubahan yang terjadi pada diri Beby.
" Beby, kamu berubah cantik saat kamu merasa senang. Apa kamu memang selalu begitu? " kata Haruka takjub.
Beby mengangguk.
Tiba - tiba Bintang masuk ke dapur.
Dia heran melihat Haruka sedang duduk di depan kulkas sendirian.
Dia kemudian menghampiri adiknya.
" Haruka, lagi ngapain ? " tanya Bintang pada adiknya.
Haruka menunjuk ke kulkas.
" Apa itu? " tanya Bintang seraya membuka kulkas.
Haruka mengerti bahwa kakaknya tidak bisa melihat Beby.
Anak itu kemudian berdiri dan kembali ke kamarnya.
Bintang kebingungan melihat tingkah adiknya.
Dia menutup kembali pintu kulkas dan kembali ke kamarnya.
...****************...
Haruka terbangun oleh suara nyanyian anak kecil, " Cicak - cicak di dinding, " dia melihat Beby sedang merayap di dinding kamarnya.
Bukannya takut, Haruka malah tertawa.
Dia terus tertawa sampai kakak Bintangnya masuk kedalam kamarnya.
" Haruka nggak sekolah? " tanya Bintang sambil mengedarkan pandangannya ke seluruh penjuru kamar.
Haruka bangkit dan mengambil handuknya.
Dia bergegas ke kamar mandi.
Selesai mandi, Haruka langsung memakai seragamnya.
Bintang sudah menunggunya di meja makan untuk sarapan.
" Kakak di antar siapa ke sekolah? " tanya Haruka pada kakaknya.
" Kakak naik motor sendiri, " jawab Bintang.
" Kakak berani sendiri? " tanya Haruka lagi.
" Kenapa nggak berani? " tanya Bintang.
" Kata Ibu, pertanyaan nggak boleh di jawab dengan pertanyaan, " kata Haruka sambil melirik Ibunya.
" Iya, Haruka yang cantik. Kakak berangkat dulu. Bye! " kata Bintang sambil menghampiri Ibunya untuk pamit.
" Aku pergi ke sekolah dulu ya, Bu, " kata Bintang sambil mencium tangan Ibunya.
" Hati - hati! " kata Ibunya.
Haruka juga berpamitan pada ibunya.
" Haruka juga mau berangkat ke sekolah, Bu, " kata Haruka sambil mencium tangan Ibunya.
Ibunya tersenyum dan mencium pipi Haruka.
Haruka pun berangkat ke sekolah.
Sekolah Haruka itu berada tepat di depan rumahnya.
Dia hanya harus menyebrangi lapangan bola untuk sampai ke sekolah.
Sebenarnya ini adalah sekolah baru Haruka, jadi dia belum punya banyak teman.
" Hei! Kamu anak baru ya? " tanya seorang anak laki-laki pada Haruka.
" Iya. Namaku Haruka, " jawab Haruka dengan sopan.
" Aku, Adit, " kata anak laki - laki yang ternyata bernama Adit.
Lalu Aura datang dan bergabung dengan mereka.
Bel tanda masuk berbunyi.
Haruka dan teman - temannya kembali ke tempat duduk masing - masing.
Usai sekolah, Haruka langsung mencari Beby.
Tapi Beby tidak nampak dimana pun juga.
Ibunya heran melihat anaknya yang dari tadi mengelilingi rumah. Di tegurnya anaknya.
" Haruka mencari apa? "
Haruka cuma menggeleng tak yakin.
" Ibu lihat Beby? " tanya Haruka pada Ibunya.
Ibunya terdiam sejenak mendengar pertanyaan anaknya.
" Jadi, dia bisa melihat Beby? " tanya Ibunya pada dirinya sendiri.
Haruka menatap Ibunya sebentar lalu kembali ke kamarnya.
Dia mencoba berpikir bagaimana cara memanggil Beby.
Lalu dia ingat tadi pagi, Beby menyanyikan lagu " Cicak - cicak di dinding " sampai dia terbangun.
Haruka pun mulai bernyanyi. Lalu tiba - tiba Beby muncul di sampingnya.
" Kamu memanggilku, Haruka? " tanya Beby.
Haruka menatap Beby dengan wajah yang berbinar - binar.
Beby merasa senang melihat ekspresi Haruka yang senang bertemu dengannya.
" Anak yang dulu tinggal di sini takut padaku, " bisik Beby dalam hati.
" Beby, wajahmu berubah jadi sangat cantik lagi! " seru Haruka.
" Siapa yang cantik? " tanya Bintang yang tiba - tiba masuk ke kamar Haruka.
" Beby, " jawab Haruka sambil menunjuk Beby.
Bintang mencari - cari apa yang di maksud oleh adiknya.
" Mungkin dia punya teman khayalan, " ucap Bintang dalam hati.
Haruka kembali bermain bersama Beby sepeninggalan kakaknya.
" Kakak tidak bisa melihatmu, ya? " tanya Haruka.
Beby mengangguk.
" Lalu kenapa Haruka bisa melihatmu? " tanya Haruka penasaran.
" Karena aku mau, " jawab Beby.
" Jadi bukan karena Haruka punya indra ke - 6? " tanya Haruka lagi.
Beby menggeleng.
" Beby, apa kamu tahu apa yang ada di tengah hutan jati itu? " tanya Haruka.
Beby mengangguk.
" Apa benar anak - anak itu hilang di dalam hutan? " tanya Haruka lagi.
" Iya. Anak - anak itu tidak seharusnya pergi ke sana, " kata Beby.
" Apa mereka masih hidup? " tanya Haruka.
" Masih. Tapi sudah sekarat, " jawab Beby.
" Kalau begitu kita harus menolongnya! " kata Haruka dengan nada serius.
Beby menggeleng.
" Kenapa? " tanya Haruka.
" Kamu masih kecil. Bagaimana kamu bisa menolongnya? " kata Beby.
Haruka terdiam. Dia membenarkan ucapan Beby.
" Tapi kita harus mencari cara, " kata Haruka kemudian.
" Beby, kamu tahu apa yang ada di dalam sana? " tanya Haruka lagi.
" Kerajaan Jin, " jawab Beby.
" Bagaimana cara masuk ke sana? " tanya Haruka.
" Jangan masuk ke sana! Berbahaya! Ratu sangat membenci anak manusia! " seru Beby dengan ekspresi ketakutan.
" Tapi kasihan anak - anak itu! " kata Haruka.
" Anak - anak yang mana? " tiba - tiba Bintang muncul lagi.
Haruka diam.
" Kata Ibu, kamu makan dulu, " kata Bintang sambil keluar dari kamar adiknya.
Haruka mengikuti kakaknya. Dia makan siang dengan lahap. Sepertinya Haruka sangat lapar.
" Eh, kamu mau masuk ke dalam hutan jati itu, nggak? " tanya Bintang berbisik pada Haruka.
Haruka mengangguk.
" Baik. Kita akan mencari cara agar bisa masuk tanpa di lihat oleh warga, " kata Bintang.
" Kita masuk lewat pagar yang di dekat sungai itu aja, kak, " kata Haruka memberi saran.
" Oke, " Bintang menyetujui usul adiknya.
...****************...
Sesuai rencana, Haruka dan Bintang pergi ke dekat sungai setelah makan siang. Mereka pamit pada ibunya ingin pergi bermain ke rumah Leah.
" Kak, apa kita harus mengajak kak Leah? " Haruka tidak yakin Leah mau ikut rencana mereka.
" Dia pasti mau, " Jawab Bintang.
Setibanya di rumah Leah, mereka langsung menceritakan rencana mereka.
Awalnya Leah ragu. Tapi dia juga merasa penasaran tentang rahasia hutan jati itu.
Akhirnya mereka pergi ke dekat sungai.
Setelah mereka merasa tidak ada orang yang melihat, mereka masuk melewati pagar duri itu.
Ketiganya melihat ke seliling hutan jati sebelum memutuskan untuk melangkah lebih jauh.
Tiba di tengah hutan, mereka merasa ada perubahan yang sangat aneh.
Keadaan begitu sunyi mencekam.
Benar - benar sunyi!
Haruka melangkah maju ketika melihat sebuah dinding hitam.
Dia menyentuhnya.
Alangkah kagetnya dia ketika tangannya bisa menembus dinding.
Haruka mundur, kembali ke samping kakaknya.
" Ada apa? Apa yang kamu lihat? " Bintang penasaran dengan ekspresi adiknya yang tiba - tiba berubah.
" Ada dinding berwarna hitam di depan, Kak. Tanganku bisa menembusnya, " Haruka menjelaskan apa yang di lihatnya pada kakaknya.
" Mana? Aku tidak melihat apapun? " kata Leah.
" Aku juga tidak, " Bintang juga sama dengan Leah.
Mereka tidak melihat ada dinding.
" Kak, Haruka akan masuk lewat dinding itu. Kakak berdua tunggu Haruka di sini, " kata Haruka.
Bintang dan Leah saling berpandangan.
Keduanya akhirnya mengangguk setuju.
" Jangan lama - lama! Dan hati - hati! " Bintang memperingatkan adiknya.
Haruka mengangguk.
Gadis kecil itu melangkah mendekati dinding hitam yang hanya bisa di lihat olehnya.
Kedua tangannya meraba dinding itu.
Dia kemudian memutuskan untuk masuk.
Haruka berhasil menembus dinding!
Dia juga menghilang dari pandangan Bintang dan Leah.
Keduanya kaget!
Mereka berteriak memanggil nama Haruka.
Tapi tidak ada jawaban.
Mereka semakin panik.
" Bagaimana ini? Haruka tiba - tiba menghilang. Padahal tadi kita terus mengawasinya, " kata Bintang panik.
Leah mulai ketakutan!
" Kita cari bantuan warga, yuk! " kata Leah.
Bintang menggeleng.
" Aku harus tetap di sini. Kamu aja yang pergi, " kata Bintang.
Leah segera berlari pulang. Sedang Bintang masih mencoba mencari adiknya.
Tiba - tiba seorang bapak tua muncul mengagetkan Bintang.
" Bapak siapa? " tanya Bintang was - was.
Bapak tua itu hanya menggeleng - gelengkan kepalanya.
" Nak, adikmu sudah masuk ke kerajaan Jin. Sebaiknya kamu pulang ke rumah. Ibumu pasti sangat khawatir, " kata bapak itu.
" Tapi adik saya bagaimana, Pak? Ibu akan memarahiku jika Haruka hilang, " kata Bintang sedih.
Bapak itu menghela nafas panjang.
" Nak, kalian benar - benar nekat! Selalu ada tujuan saat larangan di buat. Apa kamu tidak paham itu! " Bapak itu berkata dengan nada keras.
Bintang terdiam.
Tidak lama kemudian, datanglah warga desa termasuk Leah dan Ibu Haruka.
" Dimana adikmu? " tanya Ibunya dengan sedikit berteriak.
Bintang menunjuk ke arah hilangnya Haruka.
" Apa yang ada di sana? Kenapa bisa tiba - tiba menghilang? " tanya seorang warga desa.
" Kerajaan jin! Hanya orang - orang tertentu yang bisa melihatnya, "jawab bapak tua itu sambil melihat ke arah Ibu Haruka.
Ibu Haruka mengerti arti ucapan bapak tua itu.
Sedang warga desa merasa bingung karna tidak melihat apapun di depan mereka selain pohon jati.
" Sebaiknya kalian semua pulang! Tidak ada gunanya mencari. Anak itu ada di dunia lain, " kata bapak tua itu.
Setelah berdiskusi, warga desa pun kembali pulang.
Tinggallah Bintang, ibunya, Leah, dan juga bapak tua itu.
" Kalian juga pulanglah! " perintah bapak tua itu kepada Bintang dan Leah.
" Iya. Bintang dan Leah pulanglah! Biar ibu yang mencari adikmu, " kata Ibunya.
Bintang tak bergeming mendengar ucapan ibunya.
" Pulanglah, Nak! " ibu mengulangi perintahnya.
Akhirnya Bintang dan Leah pulang.
Bapak tua itu menatap ibu Haruka sejenak.
Kemudian pergi menyusul Bintang dan Leah.
" Jangan khawatir, Nak. Ibumu punya keistimewaan yang sama dengan adikmu, " Bapak tua itu mengatakan sesuatu yang tidak di mengerti oleh Bintang.
...****************...
Ibu akhirnya memutuskan untuk memasuki kerajaan jin.
Dia harus menyelamatkan anaknya.
Tiba di kerajaan jin, ibunya segera mencari Haruka. Dia di hadang oleh dua jin penjaga gerbang Kerajaan.
" Hei, anak manusia! Ada urusan apa kamu ke sini? " gertak salah satu jin.
" Aku mencari anakku! . Dimana dia? " Ibu menjawab dengan nada yang lantang.
Kedua Jin penjaga gerbang tertawa keras, membuat tampilannya semakin seram.
" Anak kecil yang sangat cantik. Mungkin sekarang dia sudah jadi santapan Ratu. Hahahahaha! " jin mulai menakut - nakuti Ibu Haruka.
" Hei, jin! Katakan dimana anakku atau biarkan aku masuk dan mencarinya sendiri! " Ibu mulai marah.
" Baiklah! Masuk dan carilah sendiri! " jin mempersilahkan Ibu Haruka untuk masuk.
Dengan cepat Ibu masuk ke dalam istana.
Dia mencari di setiap penjuru.
Hingga tibalah dia di sebuah ruangan yang luas dan indah.
Tampak seorang wanita cantik duduk di atas singgasananya yang mewah.
Ibu berjalan mendekati wanita itu.
Tiba di depan wanita yang tampaknya adalah Ratu dari kerajaan jin, Ibu di todong dengan tombak dari sisi kanan dan kirinya.
" Berlutut di depan Ratu! " perintah pengawal Ratu jin.
Ibu tetap berdiri tegak! Dia tidak mau berlutut.
" Sejak kapan manusia mau berlutut pada jin. Aku ke sini untuk mencari anakku. Tolong katakan, dimana dia? " ucap Ibu dengan tegas.
Pengawal Ratu marah dan ingin memukul Ibu dengan tombaknya. Tapi Ratu menghalanginya.
" Jangan! " cegah Ratu seraya duduk turun dari singgasananya.
" Siapa nama anakmu? " Ratu bertanya dengan lembut kepada Ibu.
" Haruka, Ratu, " Jawab Ibu dengan sopan.
Ratu tampak berusaha untuk mengingat.
" Pengawal! Bawa semua anak manusia itu kemari! " perintah sang Ratu.
Dengan cepat pengawal mematuhi perintah Ratu. Tidak lama kemudian, dia membawa lima orang anak yang tampak sangat kurus ke depan Ratu.
" Yang mana anakmu? " Ratu bertanya lagi pada Ibu.
Ibu memperhatikan dengan teliti wajah anak - anak di depannya. Lalu dia menggeleng.
" Dia tidak ada di antara mereka, "kata Ibu sambil menatap Ratu.
Ratu sekarang mengerti. Dia tahu siapa yang di cari Ibu.
" Bawa Ayla kemari! " perintah Sang Ratu.
Seorang gadis kecil muncul bersama para dayang - dayang muda.
" Haruka! " Ibu memekik begitu melihat gadis kecil itu.
Haruka ingin berlari ke arah Ibunya tapi di tahan oleh para dayang - dayang.
" Lepaskan anakku! " Ibu berteriak kepada para dayang - dayang itu.
Para dayang menunggu perintah Ratu. Tapi Ratu menggeleng.
" Dia adalah Ayla - ku. Dia bukan anakmu! " Kata Ratu dengan nada marah.
" Dia anak manusia, bukan anak jin! " balas Ibu dengan lantang!
Ratu tersenyum sinis.
" Pulanglah! Atau kau ingin mati di sini! " Perintah Ratu pada Ibu.
" Kembalikan anakku lalu kami akan pergi dari sini! " Ibu mulai menantang sang Ratu.
Ratu sangat marah! Dia memerintahkan pengawalnya untuk mengurung Ibu.
" Kurung manusia ini! "
Pengawal mencengkram tangan Ibu dan siap membawanya ke penjara kerajaan jin. Tapi tiba - tiba muncul seorang pemuda tampan di depan Ratu.
Ratu kaget melihat pemuda itu.
" Siapa kamu? Wajahmu sangat tampan, mengingatkan aku pada seseorang, " tanya Ratu kepada pemuda itu.
Pemuda itu tersenyum lalu berkata " Kau lupa padaku, Ratu Kramat Jati? Terakhir kali kita bertemu, aku mematahkan hatimu. "
Ratu terkesima mendengar ucapan pemuda itu.
" Puang Mala'bi. Senang bertemu anda lagi. Apa kabar? "
" Aku kesini bukan untuk Reuni mantan, Ratu. Aku kesini untuk memintamu membebaskan keturunan ke tujuh ku dan anaknya, " kata pemuda yang di panggil Puang Mala'bi oleh Ratu.
Ratu menatap Puang Mala'bi. Kemudian beralih menatap Ibu dan Haruka.
" Sekarang aku mengerti. Pantas saja mereka bisa melihat dinding kerajaanku."
" Jadi, bagaimana? Apa Ratu bersedia membebaskan mereka? " tanya Puang Mala'bi kepada Ratu.
Ratu berpikir sejenak. Kemudian menyetujui permintaan Puang Mala'bi.
" Baiklah! Demi masa lalu kita yang indah, aku bersedia memenuhi permintaanmu, " ucap Ratu
" Pengawal! Bebaskan manusia itu dan anaknya. Antar mereka keluar dari kerajaan kita, " perintah Sang Ratu pada pengawalnya.
Pengawal melepaskan Haruka dan ibunya.
" Ratu, mohon lepaskan mereka juga. Kasihan orang tuanya, " Haruka berusaha membujuk Ratu.
Ratu tersenyum pada Haruka. Dia mengangguk pelan.
" Terimakasih, Ratu. Kami mohon pamit, " ucap Ibu memohon diri pada Sang Ratu.
Ratu mengangguk dan mempersilahkan Ibu untuk pergi.
" Anak itu Istimewa. Aku sangat menyukainya, " kata Ratu pada Puang Mala'bi setelah Haruka dan ibunya pergi.
Puang Mala'bi tersenyum lalu menghilang dari hadapan Ratu.
...****************...
Setelah meninggalkan Kerajaan Jin, Ibu, Haruka, dan kelima anak itu berjalan keluar dari hutan jati.
Warga yang melihat mereka langsung berteriak.
" Woiii! Anak - anak yang hilang sudah kembali! " teriak salah satu warga yang pertama kali melihat mereka.
Warga yang mendengar teriakan itu serentak keluar.
Warga terkejut.
Seorang ibu berlari menghampiri Haruka dan yang lainnya.
" Anakku! Dito! " teriaknya.
Ibu itu langsung memeluk anak yang sudah lama hilang itu.
Lalu empat Ibu lainnya juga datang sambil berteriak memanggil nama anak mereka.
Bintang yang mendengar kabar kepulangan Ibu dan adiknya juga segera menyambut mereka.
" Ibu! Haruka! " teriak Bintang sambil memeluk Ibunya dan Haruka.
Suasana berubah jadi bahagia bercampur haru.
Warga yang anaknya telah kembali segera menghampiri Ibu dan Haruka untuk mengucapkan terimakasih.
" Ibu dan Nak Haruka, kami ucapkan terimakasih sudah membawa anak - anak kami pulang, " ucap salah satu Ibu mewakili yang lainnya.
Ibu dan Haruka mengangguk sambil tersenyum.
" Ayo, pulang, " Ibu mengajak Bintang dan Haruka pulang.
Sesampainya di rumah, Ayah yang baru saja pulang kerja menyambut mereka.
" Bu, darimana saja? Ibu dan Haruka menghilang sudah tiga bulan, " ucap Ayah sambil memeluk Ibu dan Haruka.
" Untung Ayah belum menikah lagi, " celetuk Bintang menggoda Ibunya.
Ibu dan Haruka berpandangan.
" Padahal Haruka merasa baru sehari di Kerajaan Ratu, " Haruka merasa heran.
" Sudah.. sudah! Yang penting kalian sudah pulang, " kata Ayah seperti menghindari akan adanya pertanyaan Haruka yang akan beranak cucu.
Ayah sangat hafal sifat anak bungsunya itu.
Haruka segera berlari ke kamarnya.
Beby sudah menunggunya.
" Akhirnya kamu pulang, Haruka! " seru Beby kegirangan.
Dia memeluk Haruka.
" Haruka, kamu berhasil menyelamatkan anak - anak itu? " tanya Beby.
Haruka mengangguk.
" Maaf. Aku tidak bisa menolong mu karena aku tidak bisa keluar dari rumah ini, " Beby menunduk sedih.
Haruka merangkul Beby.
" Nggak apa - apa, Beby, " hibur Haruka.
Tiba - tiba terdengar suara memanggil Haruka.
" Apa kamu dengar suara yang memanggilku? Apa itu suara Ayahku? " tanya Haruka pada Beby.
Beby menggeleng.
" Lalu siapa? " tanya Haruka penasaran.
Beby menunjuk ke pintu.
Haruka tidak melihat siapapun.
Dia semakin penasaran apalagi saat melihat perubahan wajah Beby yang seperti hantu ketakutan.
" Haruka, tolong temukan pembunuhku! Mereka sangat kejam! "
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 27 Episodes
Comments