" Tolong! Temukan pembunuhku! " Suara itu terus menerus mengucapkan kalimat yang sama pada Haruka.
Haruka mulai merinding!
Bahkan sampai keesokan harinya, suara itu tetap mengganggu Haruka.
Di sekolah, dia kesulitan untuk berkonsentrasi. Pak Guru yang memperhatikan kegelisahan Haruka segera menegurnya.
" Haruka! Kamu oke? " tanya Pak Guru.
Haruka tersentak mendengar pertanyaan Pak Guru.
" I am fine, Mr. Bagyo. " jawab Haruka dalam bahasa Inggris membuat teman - temannya jadi keheranan.
Raisa, teman sekelas Haruka yang terkenal suka mem bully orang mengejeknya.
" Eh, teman - teman! Haruka sombong banget yah! Pergi ke Kerajaan Jin aja, pulang - pulang sudah berbahasa Inggris. Dasar Haruka sombong! "
Teman - temannya tertawa mendengar ocehan Raisa, kecuali Adit dan Aura. Mereka membela Haruka.
" Memangnya kenapa kalau Haruka berbahasa Inggris? Kamu iri karena nggak bisa seperti Haruka? " kata Aura.
" Iya. Haruka sudah cantik, imut, pintar lagi. Nggak seperti kamu Raisa, sukanya mengejek orang ! " Sambung Adit.
Teman - temannya serempak berteriak dan mengolok Raisa.
Pak Guru melerai murid - muridnya.
" Sudah! Kalian ini bagaimana sih, sesama teman nggak boleh saling menghina! " Kata Pak Guru.
Murid - muridnya kembali diam. Mereka melanjutkan pelajaran.
Akhirnya bel tanda usai sekolah berdentang tiga kali. Murid - murid dengan tertib keluar dari kelas.
Haruka berjalan pulang bersama Aura dan Adit.
" Dit, di desa ini apa pernah terjadi pembunuhan? " tanya Haruka.
Adit mengangguk sedih.
" Siapa? Kenapa Adit sedih? " tanya Haruka.
" Ayah Adit di penjara karena di tuduh membunuh orang itu " jawab Aura.
Haruka merasa bersalah setelah mendengar ucapan Aura.
" Maaf, Dit. Haruka nggak tahu. " kata Haruka mengungkapkan rasa bersalahnya.
" Nggak apa - apa." kata Adit.
" Kenapa kamu bertanya? " Adit penasaran dengan keinginan tahuan Haruka.
" Nggak apa - apa, Dit. " jawab Haruka.
Mereka berpisah di depan rumah Haruka.
" Beby! " Haruka memanggil Beby setibanya ia di kamar.
Beby muncul di depan Haruka.
" Apa hantu itu masih datang? " Haruka ingin tahu apa arwah itu masih menerornya.
Beby mengangguk. Tangannya menunjuk ke arah kursi belajar Haruka.
" Pak Hantu, bagaimana cara aku menolong mu? " tanya Haruka pelan. Dia takut Ibunya mendengar.
" Aku di bunuh oleh dua orang laki - laki. Mereka sangat kejam! " Arwah itu menceritakan kisahnya.
" Siapa nama Bapak? " tanya Haruka.
" Orang - orang sering memanggilku La Gatti. Aku datang ke desa ini dua tahun yang lalu bersama istriku. " lanjut arwah yang bernama La Gatti.
" Dimana istri Bapak sekarang? " Tanya Haruka lagi.
" Dia sudah meninggalkan desa setelah orang yang di sangka membunuhku di tangkap. " jelas arwah La Gatti.
" Jadi orang yang di penjarakan itu bukan pembunuh Bapak? " Haruka semakin penasaran.
Arwah La Gatti mengangguk.
" Katanya, iya. " kata Beby pada Haruka karena ia tahu Haruka tidak bisa melihat anggukan La Gatti.
" Haruka akan menolong Pak Gatti! " kata Haruka bersemangat.
" Terimakasih, Nak Haruka. " ujar arwah itu.
" Baiklah! Haruka mau makan siang dulu ya, Pak. Sebab jika Haruka mati kelaparan, Haruka tidak bisa menolong mencari pembunuh Bapak. " ucap Haruka dengan polosnya.
Arwah La Gatti tersenyum kemudian menganggukkan kepalanya. Beby menirukannya lagi.
Haruka dengan cepat ke dapur. Lambungnya terasa kosong. Mungkin juga cacing - cacing dalam perutnya mulai berontak karena tidak di beri makan.
" Bu, Haruka mau makan. Kak Bintang belum pulang? " Tanya Haruka pada Ibunya.
" Makanlah! Hari ini kakak pulangnya sore karena dia ada les bahasa Jepang. " kata Ibunya.
" Kenapa nggak les bahasa Inggris sih, Bu? " tanya Haruka.
" Entahlah! Mungkin kakak ingin jadi personel girl band Jepang yang personelnya 48 itu. " kata Ibunya asal.
" Seperti JKT 48 , ya? " kata Haruka sambil terus makan.
" Sudah! Haruka habiskan makanannya dulu baru bicara lagi. " kata Ibunya sambil meninggalkan dapur.
Haruka menuruti Ibunya.
" Bu, boleh Haruka meminjam ponsel? " pinta Haruka setelah selesai makan.
" Boleh. Haruka mau nonton youtube atau bermain game ? " kata Ibunya sambil memberikan ponselnya pada Haruka.
Gadis kecil itu tidak menjawab. Dia mengambil ponsel dari tangan Ibunya kemudian berlari ke kamarnya.
Dia mulai mencari berita tentang pembunuhan La Gatti.
" Ada. " katanya pada Beby.
Dia mulai membaca berita itu dengan teliti. Akhirnya dia mengerti.
" Pak Gatti masih di sini? " tanyanya pada Beby.
" Iya " jawab Beby singkat.
" Pak Gatti di bunuh di hutan Jati lalu mayatnya di seret ke pinggir sungai. Iya, kan? " tanya Haruka.
" Iya, Nak. " jawab Pak Gatti.
" Parang yang di pakai untuk membunuh Pak Gatti adalah milik Ayahnya Adit. Tapi Ayah Adit tidak mengakui telah membunuh Pak Gatti. " ucap Haruka menirukan isi berita di browser.
" Apa Pak Gatti bersama Ayah Adit hari itu? " tanya Haruka pada arwah La Gatti.
" Iya. Bapak memang bertemu Ayah Adit hari itu. Ada yang harus Bapak tanyakan. Urusan penting! " jawab Pak Gatti.
" Apa? " tanya Haruka lagi.
" Bapak dengar gosip dari para warga bahwa istri Bapak berselingkuh dengan Ayah Adit. Bapak hanya ingin tahu. Namun, Ayah Adit langsung marah dan menancapkan parangnya di pohon Jati lalu pergi. Saat itulah kedua pembunuh Bapak muncul dan menyerang Bapak dengan parang itu. " Arwah La Gatti menceritakan kembali peristiwa nahas hari itu.
Haruka terdiam sejenak, lalu melanjutkan pertanyaannya seperti seorang penyelidik Polisi.
" Apa Bapak merasa punya musuh? "
Pak Gatti menggeleng.
" Pak Gatti menggeleng. " kata Beby.
" Haruka akan butuh waktu lama untuk mencari pembunuh, Bapak. " ujar Haruka merasa putus asa.
" Tidak! Kamu bisa bertanya pada Ratu Jin yang ada di tengah hutan. " ujar Pak Gatti.
Haruka dan Beby kaget mendengar ucapan Pak Gatti.
" Tidak mungkin! Perbedaan waktu di alam Jin dan manusia berbeda. Aku akan di sangka hilang oleh orang tuaku jika masuk ke sana. " tolak Haruka.
" Maka Bapak tidak punya harapan lagi. Arwah Bapak akan terus bergentayangan dan mengulang rasa sakit saat di bunuh setiap hari. " kata Pak Gatti dengan nada sedih.
Haruka ikut sedih mendengar ucapan Pak Gatti.
Dia keluar mencari Ibunya.
" Bu! Ibu! " panggil Haruka.
" Ada apa Haruka? " Ibunya datang dengan tergesa - gesa.
" Ayo ke kamar Haruka! " Gadis kecil itu mengajak Ibunya.
" Ada apa? " tanya Ibunya sambil mengikuti Haruka.
" Ibu bisa melihat arwah Pak Gatti? " tanya Haruka pada Ibunya saat mereka sudah berada di kamar.
Ibunya terdiam. Namun matanya melihat ke arah kursi belajar Haruka.
" Ibu hebat! Bisa melihat Pak Gatti. " ucap Haruka senang.
" Haruka, berhenti bermain - main dengan hal seperti ini. Ibu tidak suka! " kata Ibunya dengan nada marah.
Tapi Haruka tetap memohon pada Ibunya agar membantu Pak Gatti.
" Baik! Tapi ini untuk terakhir kalinya! " kata Ibunya.
Haruka mengiyakan.
" Jadi, Ibu mengijinkan Haruka untuk kembali ke istana Jin? " tanya Haruka.
Ibunya menggeleng.
" Lalu bagaimana cara kita menolong Pak Hantu ini? " tanya Haruka lagi.
" Lihat masa lalunya. " jawab Ibunya.
Haruka makin bingung.
" Sentuh tangannya. " kata Ibunya.
" Tapi Haruka hanya bisa mendengar suaranya. " jelas Haruka pada Ibunya.
Ibunya menatap Haruka sejenak. Dia menyangka Haruka seperti dirinya, bisa melihat sesuatu yang tak nampak.
" Pak Gatti, tolong perlihatkan dirimu padaku. Kata Beby, hantu bisa terlihat oleh manusia jika hantu itu menginginkannya. " kata Haruka yang tiba - tiba teringat ucapan Beby.
Tidak lama setelah ucapan Haruka, arwah Pak Gatti mulai terlihat oleh gadis kecil itu.
Haruka kaget dan merinding melihat kondisi Pak Gatti yang bersimbah darah di kepala dan tubuhnya. Akhirnya dia sadar mungkin itulah penyebab Pak Gatti tidak ingin terlihat oleh nya
" Ulurkan tangan Bapak! Mungkin Ibu benar. Aku bisa melihat masa lalu Bapak dan melihat siapa pembunuh itu. " pinta Haruka.
Dengan ragu, arwah La Gatti mengulurkan tangannya pada Haruka.
Ketika Haruka menggenggam tangan arwah La Gatti, tiba - tiba...
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 27 Episodes
Comments