Sasha menghampiri Agatha yang baru saja datang bersama Radit, karena mereka sama sama masuk kelas pagi, Agatha tersenyum pada sahabatnya tetapi Radit hanya diam saja setelah kemarin ia mendengar pembicaraan abangnya Reno dengan Vino di ruang kerjanya.
"Agatha kamu bawa tugasnya kan?". Tanya Sasha pada Agatha.
"Heum iyaa bawa kok Sha". Jawab Agatha padanya.
"Aduhh gue lupa ga beli kemarin Tha, boleh ngga barang yang kamu bawa ,kasih ke aku? kamu kan bisa beli lagi". Ujar Sasha membuat Radit mendelik padanya.
"Apaan gaada! ini gue yang beli bukan Agatha, enak aja lo mau barang yang gue beliin buat adik gue!". Ujar Radit kesal pada sahabat adiknya.
"Abang kenapa sih?". Tanya Sasha padanya.
"Mikir pake otakk!! dek mending kita ke dalam". Ujar Radit menarik tangan Agatha.
Agatha menoleh ke belakang melihat Sasha sahabatnya yang ditinggal, sebenarnya entah sudah ke berapa kali Sasha seperti itu, saat mengumpulkan tugas ada saja alasannya membuat Agatha terkadang kesal.
"Dek, jangan boleh lagi dekat sama Sasha". Ujar Radit padanya.
"Loh kenapa ga boleh bang? kan Sasha sahabat aku". Ujar Agatha pada Radit.
"Kamu mending cari teman baru dek, abang gamau kamu dimanfaatin terus sama dia". Ujar Radit pada Agatha.
"Loh abang aneh banget, padahal dulu abang yang nyuruh Agatha tetap mempunyai sahabat satu satunya yaitu Sasha bang, terus kenapa Agatha gaboleh dekat sama Sasha orang yang abang jadikan sahabat buat Agatha?". Tanya Agatha dengan alisnya terangkat.
"Intinya kamu gaboleh dekat sama Sasha, oke boleh dekat tapi jangan terlalu dekat, udah ya abang masuk kelas, semangat belajarnya, bye adikku sayang". Ujar Radit sambil berlalu pergi.
Agatha menatap punggung abangnya yang sudah menghilang saat belokan, akhirnya Agatha masuk ke dalam kelas nya membuat semua teman nya menoleh pada Agatha.
"Tumben ga bareng Sasha?". tanya salah satu teman sekelasnya.
"Itu, aku duluan masuk karena abang aku udah narik tangan, Sasha masih di depan". Jawab Agatha padanya.
"Ohh aku kira, kalian sedang bertengkar". Ujarnya pada Agatha.
"Ngga kok, kita baik baik aja". Ujar Agatha sambil tersenyum lalu duduk ditempatnya.
Sasha datang dengan cemberut menghampiri Agatha, membuat semua teman sekelasnya menoleh pada Sasha, kini Sasha telah duduk di kursi dekat Agatha dengan ekspresi yang ia buat buat agar Agatha merasa kasihan padanya.
"Kenapa Sha?". Tanya Agatha bingung.
"Abang kamu kenapa sih aneh banget? waktu itu bang Reno sekarang bang Radit juga". Jawab Sasha pada Agatha.
"Aku juga gatau Sha, aku juga aneh melihat sikap abang". Ujar Agatha pada sahabatnya.
"Heum yaudah dehh, mungkin lagi ada masalah". Ujar Sasha menunduk.
"Guyss sekarang pak Vino yang masuk". Ujar seseorang pada mereka.
"Eh iyaa Sha, kamu kenal pak Vino?". Tanya Agatha padanya.
"Heum ngga deh Tha, kenapa?". Tanya Sasha dengan alis terangkat.
Jangan bilang dia juga suka sama pak Vino? ngga! gue gaakan biarin lo rebut orang yang gue suka. Batin Sasha kesal.
"Aku kaya pernah liat sebelumnya tapi gatau deh". Ujar Agatha pada Sasha.
Kini semuanya termasuk Agatha, sedang memperhatikan Vino menerangkan materi, hingga beberapa menit kemudian jam kelas Vino selesai kini ganti dosen yang lain masuk ke dalam kelas mereka. Agatha segera mengeluarkan barang bawaan untuk tugasnya.
"Siapa yang tidak mengumpulkan? maju ke depan". Ujar Vino dengan dingin.
"Sa-saya pak". Ujar Sasha dengan takut.
"Yaudah maju ke depan, kenapa masih duduk disitu hah!!!". Teriak Vino membuat semuanya menunduk takut.
"Hukuman untuk kamu, lari di lapangan selama 20 putaran dan bersihkan kamar mandi perempuan, laksanakan!!". Ujar Vino dengan tegas.
"Ba-baik pak, permisi". Ujar Sasha padanya.
"Saya akan menyuruh seseorang mengawasi mu, awas kamu kaburr". Ujar Vino semakin membuat mereka takut.
"Hufftt, baiklah sekarang kalian lanjutkan menulis,, buka halaman 265, tentang materi bisnis perdagangan". Ujarnya pada mereka.
Mengingat kejadian minuman Agatha di racun, membuatku muak melihat sahabat Agatha yang bernama sasa masako itu. Batin Vino sambil mengelus dadanya.
Agatha menatap intens dosennya membuat Vino memegang jantung nya yang berdebar, entah kenapa akhir akhir ini Vino merasakan ada yang aneh pada dirinya setiap melihat Agatha, Vino memilih memalingkan wajahnya.
"Kenapa pak Vino selalu memegang dadanya? apa jangan jangan sakit? apa punya penyakit sesak nafas? aduhh kayanya aku harus bawa pak Vino ke UKS". Gumam Agatha sambil ekspresinya yang khawatir.
'Baiklah anak anak, selamat istirahat, permisi". Ujar Vino sambil berlalu pergi.
"Ahaa aku susul aja ke ruang dosen". Ujar Agatha segera beranjak.
"Eh Tha mau kemana?". Tanya Sasha yang baru kembali.
"Mau ke ruang dosen Sha ,penting banget ini, bentar ya". Jawab Agatha lalu pergi sambil berlari.
"Tuh bocah pasti mau nyamperin pak Vino kan". Ujar Sasha kesal.
Sedangkan Radit mencari adiknya ke kelas tetapi tidak melihat nya, Radit langsung ke kantin saja mungkin adiknya sudah pergi ke kantin pikirnya , tetapi sesampainya di kantin ia juga tidak melihat batang hidung adiknya itu.
"Ishh Agatha kemana sih?". Tanya Radit pada dirinya.
"Aduhh jangan jangan diculik, tapi gamungkin juga". Gumam Radit sambil memukul kepalanya.
"Kenapa lo dit?". Tanya sahabatnya Gabriel.
"Gue nyari adik gue Gab, lo liat ngga?". Tanya Radit padanya.
"Ngga gue ngga li--eh tunggu kalau ga salah inget gue liat dia ada di ruangan dosen deh, pas tadi kumpulin tugas bu Marry". Jawab Gabriel pada sahabatnya.
"Lah ngapain tuh adik gue disana? apa ada masalah ya?". Tanya Radit padanya.
"Mana gue tau ogeb, kalau mau tau susul aja sonoh". Ujar Gabriel pada nya.
Sedangkan di ruang dosen, Vino menatap bingung Agatha yang berada di hadapannya, apalagi tiba tiba saja mengecek keningnya membuat Vino terkejut, ingin marah tapi tak bisa karena Agatha sahabat adiknya dan orang yang selalu membuat hatinya gemetar.
"Kamu ngapain Agatha?". Tanya Vino menatap tajam Agatha.
"Ohh itu pak, bapak sakit kan? hayu ke UKS pak". Jawab Agatha dengan polosnya.
"Apaan sih kamu? siapa juga yang sakitt". Ujar Vina dengan kesal.
"Loh bapak daritadi megang dada terus, pasti sakitkan pak? makanya saya ajak ke UKS". Ujar Agatha membuat Vino tanpa sadar memegang dadanya kembali.
"Tuhkan, pak Vino sakitt, udah ayo ke UKS". Ujar Agatha menarik tangan Vino.
Astaga pengen marah tapi dia menggemaskan. Batin Vino gemas.
Sedangkan Radit melihatnya hanya menepuk jidatnya, kenapa adiknya itu selalu saja peduli pada orang walaupun itu tidak dia kenali, adiknya selalu saja khawatir pada oranglain tanpa memikirkan dirinya sendiri.
Duh dekk, kapan kamu ga polosnya sih? kapan dewasanya?. Batin Radit bertanya tanya.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 119 Episodes
Comments