Malam hari tepatnya pukul jam 7 , Agatha meminta abangnya menemani ia ke mall membeli sesuatu untuk tugas kuliahnya, biasanya ia akan pergi bersama dengan sahabatnya tetapi ia sungguh melupakan tugas yang diberikan Bu Sartika.
"Dek abang gabisa nganter soalnya ada acara band". Ujar Bintang padanya.
"Yaudah gapapa, kan masih ada yang lainnya". Ujar Agatha menatap ketiga abangnya.
"Abang gabisa sayang, ada berkas yang harus abang kerjakan". Ujar Reno padanya.
"Abang juga gabisa dek, maaf yaa". Ujar Bastian padanya.
"Ish yaudah gajadi aja, nyebelin". Ujar Agatha pergi sambil menghentak hentakkan kakinya.
Radit yang melihat itupun langsung menyusul adiknya yang marah, ia berhasil memegang tangan adiknya membuat Agatha menoleh, ia berpikir pasti abangnya itu akan menolak juga tetapi ia salah.
"Ayok sama abang aja, abang udah ngerjain tugas kan tadi sama sahabat abang". Ujar Radit padanya.
"Beneran nih abang? jangan cuman bikin Agatha seneng doang". Ujar Agatha padanya.
"Beneran adik abang yang cantik nya mengalahkan semua cewek". Ujar Radit terkekeh.
"Dih abang bisa aja gombalnya". Ujar Agatha padanya.
"Jadi ngga nih kita ke mall?". Tanya Radit pada adiknya.
"Jadi dong bang". Jawab Agatha sambil terkekeh.
Radit dan Agatha kembali ke ruang tengah untuk berpamitan kepada kedua orangtuanya, Agatha memalingkan wajahnya saat para abangnya yang lain menatapnya, ia masih kesal pada mereka bertiga.
Agatha lebih dulu keluar menunggu di mobil karena masih kesal pada abangnya yang lain, sedangkan para abangnya tersebut tidak bisa jika di diamkan oleh Agatha apalagi lama sekali jika sudah kesal atau marah pada mereka.
"Harusnya, sesibuk apapun kalian jangan bikin Agatha kesal dong". Ujar Felicia pada anak anaknya.
"Iyaa maaf bunda". Ujar mereka bertiga pada bundanya.
"Nanti setelah Agatha, kalian minta maaf". Ujar Dion pada mereka bertiga.
"Siap ayahh". Ujar ketiganya dengan semangat.
Sedangkan Agatha dan Radit baru sampai di Mall keluarganya, saat sedang memilih barang untuk tugasnya besok ia melihat sahabatnya berjalan dengan om om, tetapi Agatha takut salah melihat mungkin saja pamannya pikir Agatha.
Sesudah memilih barang untuk tugas Agatha mengantri untuk membayar, tetapi abangnya menjegah Agatha mengantri bahkan ia menyuruh adiknya menunggu di mobil saja, akhirnya Agatha memilih untuk menunggu di dalam mobil.
"Apa bener ya tadi Sasha? mungkin aku salah liat kali ya, masa Sasha mesra banget walaupun paman kandung, Agatha ga pernah tuh begitu kecuali sama para abang". Gumam Agatha sambil tangannya memegang keningnya.
"Ah udah deh ga perlu di pikirin, ga mungkin Sasha mungkin hanya mirip". Gumamnya lagi sambil melirik ke jendela mobil.
"Loh itu bukannya Sasha? apa bener Sasha? oh mungkin dia juga beli barang buat besok". Ujar Agatha sambil mengangguk anggukan kepalanya.
"Besok aja deh aku tanya sama Sasha". Ujarnya sambil melihat jam tangannya.
"Ish abang lama banget padahal tadi tinggal dua orang". Ujar Agatha dengan kesal.
Beberapa menit kemudian Radit kembali masuk dalam mobil setelah menyimpan barang ke dalam bagasi, Agatha menatap abangnya yang ngos ngosan pun heran, seperti di kejar hantu saja pikirnya.
"Abang kenapa lama sih?". Tanya Agatha padanua.
"Maaf ya dek, tadi abang dikejar sama fans abang di kampus". Jawab Radit pada adiknya.
"Ah pantas saja lama bangett". Ujar Agatha pada abangnya.
"Iyaa dek maaf ya". ujar Radit padanya.
"Ohh iyaa bang, tadi Agatha liat Sasha jalan sama om om, tapi Agatha takut salah melihat". Ujar Agatha pada abangnya.
"Coba cek CCTV mall aja dek, kamu kan punya". Ujar Radit membuat Agatha nyengir.
"Ponsel Agatha ketinggalan di rumah bang". Ujar Agatha sambil terkekeh.
"Kebiasaan kamu mah dek". Ujar Radit menggelengkan kepalanya.
Beberapa jam kemudian mereka sampai dirumah kediaman Bramastian, keduanya masuk ke dalam rumah disana sudah ada ketiga abang Agatha yang lainnya menunggu kepulangan Agatha dan Radit.
"Dek, maafin abang yaa, lain kali abang akan selalu meluangkan waktu di kesibukan abang". ujar Reno pada adiknya.
"Iyaa dek, maafin bang Bibin ya sayang, andai aja ngga ada acara band mungkin abang bisa antar kamu ke mall". Ujar Bintang pada adiknya.
"Maaf juga ya adikku sayang, lain kali abang akan mengusahakan untuk mengantar adik abang yang cantik ini". Ujar Bastian pada adiknya.
"Heum". Agatha hanya berdehem tanpa melihat mereka.
Radit kasian pada para abangnya, tetapi itulah resiko yang harus mereka terima akibat tidak bisa mengantar adiknya ke mall, ketiga abangnya menatap Radit meminta bantuan tetapi Radit hanya mengendikkan bahunya.
Agatha juga sudah masuk ke kamar nya, membuat ketiga abangnya lemas jika Agatha sudah mendiamkan mereka, Radit ingin membantu membujuk adiknya tapi ia takut kena getahnya juga.
"Tata sayang, buka pintu nya abang ingin bicara". Ujar Reno di depan pintu kamar Agatha.
"Adik abang yang paling imut, bukain pintunya dong sayang". Ujar Bastian mengetuk pintu kamar.
"Ayo dong sayang, bukan pintunya ,abang minta maaf". Kini Bintang yang berbicara.
"Agatha capek, mau tidur". Ujar Agatha dari dalam dengan ketus.
Ketiga abang tersebut hanya bisa pasrah, karena mereka juga tidak mau adiknya tidur terlambat, mungkin besok pagi saja mereka meminta maaf pada adiknya. Mereka tidak mau Agatha mendiami mereka begitu lama.
Reno serta yang lainnya memasuki kamar nya masing masing, kamar kelima anak tersebut bersebrangan serta di kasih angka sesuai urutan, Reno anak pertama berada di paling ujung sebrang kamar nya ada Bintang begitupun yang lainnya.
"Punya abang pada nyebelin tapi Agatha sayang". Ujar Agatha berguling guling di kasur.
"Tidur aja, besok masuk kelas pagi". Ujarnya sambil memejamkan matanya.
"Eh tapi gabisa tidur". Ujarnya kembali membuka matanya.
"Ah kenapa sihh". Gerutu Agatha kesal pada dirinya sendiri.
Keesokkan harinya, Agatha sudah bersiap untuk berangkat ke kampus, saat Agatha keluar kamar ternyata para abangnya menunggu di depan pintu, Agatha langsung pergi begitu saja dari hadapan mereka membuat para abangnya lemas.
"Dek maafin abang dongg de". Ujar Bintang mengejar adiknya.
"Iyaa dek maafin abang, bilang dek abang harus apa biar kamu ga marah?". Tanya Bastian pada adiknya.
"Iyaa Tata, bilang sama abang kamu mau apa? agar kamu memaafkan abang". Ujar Reno pada adiknya.
"Beneran nih?". Tanya Agatha sambil melirik mereka.
"Beneran syaangg". Jawab mereka kompak.
"Yaudah, untuk abang Reno aku mau abang nikah, untuk bang Bintang segera punya pacar dan untuk abang Bastian carilah pengganti kak Inggit, jangan terus diam di tempat bang". Ujar Agatha membuat mereka terkejut apalagi Reno.
"Dek, yang bener aja masa nikah? abangkan belum punya calon dek, ganti aja deh dekk yaa". Ujar Reno pada adiknya.
"NGGA ADA PENOLAKAN ABANG ABANGKU SYANG, BYE!". Teriak Agatha membuat ketiga abang tersebut saling menoleh.
"Nasib nasib". Gumam mereka bertiga kecuali Radit yang menahan tawanya.
Emangnya enak dapet hukuman dari Agatha. Batin Radit terkekeh.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 119 Episodes
Comments