"JANGAN DIMINUM!!". Teriak seseorang padanya.
Agatha dan yang lainnya menoleh pada seseorang tersebut, Agatha terkejut karena yang berteriak adalah dosen baru nya yang bernama Vino, namun Radit tidak terkejut karena sudah mengetahui ada yang tidak beres.
"Kenapa jangan pak?". Tanya Agatha pada nya.
"Jangan, minumannya sudah di racun". Jawab Vino dengan dingin.
"Apaa!! Ga mungkin!". Teriak salah satu sahabat Radit.
"Dit, sumpah bukan gue yang masukin racun, eh tapi bentar kenapa bapak tau kalau minuman itu ada racunnya?". Tanya Gabriel menatap Vino.
"Coba saja kasih minuman ini pada kucing". Ujar Vino padanya.
"Ihh tapi kalau benar di racun kasian kucingnya dong". Ujar Agatha dengan berkaca kaca.
Vino dibuat gemas dengan raut wajah Agatha, ia berdehem sebentar lalu ia akan meminumnya, tetapi dihalang oleh Sasha membuat semuanya menatap heran.
"Ga boleh diminum pak, katanya bahaya". Ujar Sasha padanya.
"Tapi saya ingin membuktikan bahwa minuman ini sudah di racun". Ujar Vino dengan cuek.
"Biar saya aja pak". Ujar Sasha meraih gelas tersebut.
"Ihh Sha jangan bertindak gegabah deh, gaboleh.. Udah yaa Agatha mending minum jus abang aja ya gakuat haus". Ujar Agatha sambil memeluk Sasha.
Siall, rencana gue gagall, kenapa pak Vino bisa tau kalau dalam jus Agatha ada racunnya, arghh hari ini lo selamat tapi liat aja nanti. Batin Sasha menatap Agatha.
Kayanya ada yang ga beres sama sahabatnya Agatha ini, gue harus menyelidiki nya. Batin Vino sambil berlalu pergi dari sana.
Beberapa menit kemudian Agatha dan Sasha masuk ke dalam kelas, karena sekarang bagian materi dari Bu Ayuna karena Agatha masuk jurusan bisnis begitupun dengan Sasha.
"Agatha, nanti pulang kamu dijemput?". Tanya Sasha padanya.
"Iyaa sekarang dijemput sama bang Reno, karena bang Radit kan masih ada tugas". Jawab Agatha pada sahabatnya.
"Aku nebeng boleh?". Tanya Sasha sambil tersenyum berharap.
"Boleh kok Sha". Jawab Agatha membuat Sasha tersenyum senang.
Vino menatap dari jauh lalu mengabari sahabatnya Bastian, ia pun bersahabat juga dengan Reno dan Bintang, Reno yang saat itu sedamg memeriksa dokumen memeriksa ponselnya.
Ting!
...Ice Vino...
...Online...
Kayanya ada yang ga beres sama sahabat adik lo.
^^^Emang kenapa sama Sasha No?^^^
Tadi minuman adik lo di ada racunnya, gue curiga gelagat sasa masako itu senyum smirk sambil ngeliatin minuman adik lo.
^^^Yang bener No? Tapi adik gue gapapa kan? Ga sampe minum tuh minuman?^^^
Untung aja ngga, gue bukannya nuduh si sasa itu yaa, tapi gimana gelagat dia mencurigakan tau Ren.
^^^Oke bro, makasih infonya, nanti gue akan selidiki kalau perlu harus ada orang yang memata matai Sasha.^^^
Oke gitu aja, udah ya gue mau cabut.
Vino tidak menunggu balasan dari sahabatnya itu, karena ia ada janji temu dengan Client, Vino melajukan mobilnya melewati Agatha dan Sasha yang masih menunggu jemputan.
Agatha melihat jam nya karena abangnya belum tiba, ia hendak mengambil ponselnya tetapi tak jadi karena abangnya sudah tiba di depannya.
"Abang, anterin Sasha pulang dulu ya". Ujar Agatha pada abangnya.
"Oke, boleh". Ujar Reno pada adiknya.
"Makasih ya bang". Ujar Sasha padanya.
"Ya". Ujar Reno cuek.
"Abang , cuek banget sih sama Sasha ngga kaya biasanya loh". Ujar Agatha padanya.
Reno tidak menjawabnya, ia masih teringat pesan dari sahabatnya, ia harus mulai waspada pada sahabat adiknya itu, apalagi memang benar gelagat Sasha kadang mencurigakan.
Kenapa bang Reno beda banget. Batin Sasha bertanya tanya dalam hati nya.
Beberapa menit kemudian, mereka sampai didepan rumah sederhana Sasha, Reno memilih diam saja di mobil tidak mengantar Sasha seperti biasanya membuat Agatha maupun Sasha bingung.
"Abang ga ikut turun?". Tanya Agatha padanya.
"Ngga, abang tunggu di dalam mobil". Jawab Reno padanya.
"Heum yaudah deh". Ujarnya sambil keluar dari mobil.
"Bang Reno kenapa ya Tha? Kok agak beda?". Tanya Sasha saat mereka sampai di depan pintu rumah.
"Ngga tau aku juga Sha". Jawab Agatha padanya.
"Yaudah kalau gitu gue masuk ya Tha". Ujar Sasha diangguki oleh Agatha.
Agatha kembali masuk ke dalam mobil, ia ingin bertanya pada abangnya yang berbeda, Reno menjalankan mobilnya kembali menuju ke rumah mereka.
"Abang kenapa? ". Tanya Agatha padanya.
"Kenapa apanya dek?". Tanya Reno padanya.
"Abang agak beda tau sama Sasha tadi, apa abang lagi musuhan sama Sasha?". Tanya Agatha dengan polos.
"Ngga dek, abang gapapa, cuman lagi males aja". Jawab Reno padanya.
"Heum beneran abang? Jangan bohong loh". Ujar Agatha padanya.
"Ahh iyaa tadi abang dapat kabar dari sahabat abang, minuman kamu diracun? Kamu ngga sampe minum kan?". Tanya Reno mengalihkan pembicaraan tentang Sasha.
"Ngga kok bang, buktinya Agatha masih sehat kan". Jawab Agatha pada abangnya.
"Syukurlah kamu gapapa syaang". Ujar Reno pada adiknya.
Beberapa menit kemudian mereka sampai di rumah kediaman keluarga Bramastian, Felicia menunggu mereka di ruang tengah, Agatha dan Reno menghampiri bundanya yang sedang menonton sesuatu di ponselnya.
"Bunda nonton apa nih?". Tanya Agatha duduk disamping Felicia.
"Nonton drakor sayang". Jawab Felicia sambil matanya tetap fokus menatap ponsel.
"Ihh bunda kaya anak remaja aja nonton drakor". Ujar Reno terkekeh pada sang bunda.
"Biarin, lagian bunda tuh awet muda di usia bunda yang sudah memasuki umur 25tahun". Ujar Felicia dengan tertawa.
"Ihh bunda ngarang, umur bunda udah 35tahun juga". Ujar Agatha sambil terkekeh.
"His gabisa bikin bunda seneng ya kamu". Ujar Felicia menggelitiki pinggang anaknya.
"Hahaha ampun Bundaa, gelii hahaha abang bantuin Agatha haha". Ujar Agatha sambil tertawa.
"Haha rasain kamu yaa, bikin bunda kesel aja tau nih rasain geli kan hahah". Ujar Felicia semakin menggelitiki anaknya.
Reno yang melihat itu hanya menggelengkan kepalanya sambil terkekeh, beberapa detik kemudian ia pun teringat adiknya akan pipis di celana jika terus di gelitiki seperti itu, Reno menepuk jidatnya karena bundanya mulai pikun.
"Duh bunda, udah dehh jangan gelitikin Tata lagi, nanti dia pipis bun". Ujar Reno berhasil membuat Felicia berhenti.
"Ahh iyaa bunda lupa sayang, maaf ya anak bunda yang cantik". Ujar Felicia pada anaknya.
"Ihh bunda hampir aja Agatha pipis celana loh". Ujar Agatha cemberut.
"Haha iyaa maafin bunda sayang". Ujar Felicia memeluk anaknya dengan gemas.
"Heum yaudah, Agatha ke kamar dulu mau ganti baju bun". Ujar Agatha pada bundanya.
"Abang juga bun". Ujar Reno padanya.
"Yaudah sana, nanti kita tunggu yang lain buat makan bersama". Ujar Felicia diangguki keduanya.
Felicia menatap kedua anaknya yang merupakan anak pertama dan juga anak terakhir, semoga saja tidak ada permasalahan di keluarga nya, karena dulu Felicia pun pernah jatuh tetapi ia bangun kembali.
Semoga tidak ada yang mengganggu keluarga kecilku lagi. Batin Felicia menghela nafasnya.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 119 Episodes
Comments