Genggam Tanganku Sayang Selamanya
Saat itu tampak seorang anak kecil yang sedang dimarahi oleh seorang wanita paruh baya yang berpenampilan sangat menor dan juga mewah.
" Kamu itu kenapa sih Maria? Masa disuruh melakukan hal seperti itu saja tidak bisa sih? Kamu sebetulnya manja atau memang sedang pura-pura saja agar diperhatikan oleh ayahmu?" tanya wanita itu menetap tajam kepada anak kecul itu yang tampak sedang menangis tersedu.
" Saya benar-benar sedang sakit Mah. Kepala saya sangat pusing. Oleh karena itu saya tadi tidak sengaja menjatuhkan semua jemuran itu sehingga pakaian yang sudah dicuci menjadi kotor lagi!" ucap gadis kecil berusia 10 tahun itu yang bernama Maria.
" Alah alasan saja kau sebetulnya tidak mau kan disuruh mencuci oleh mamaku? Dasar pemalas! Kau juga sangat manja!" ucap seorang anak kecil yang berada di belakang ibunya yang sedang bertolak pinggang di hadapan Maria.
" Denger ya Maria! Kau harus mencuci kembali semua pakaian itu. Pokoknya aku tidak mau tahu apapun alasan kamu! Kau harus segera menyelesaikannya dalam satu jam. Kalau tidak selesai juga, maka aku tidak akan membiarkanmu untuk makan siang dan juga makan malam!" ucap perempuan itu menatap tajam kepada Maria yang mulai tersedu-sedu dan terisak.
" Cucian sebegini banyaknya. Bagaimana aku menyelesaikannya dalam waktu 1 jam Mah?" tanya Maria dengan wajah pucat dan air mata yang terus mengalir di wajahnya.
" Sudah mah ayo kita tinggalkan dia saja. Kalau kita terus di sini, dia akan menambah banyak alasan dan juga air mata buayanya akan semakin banyak menetes untuk membuat kita goyah menyuruh dia mencuci lagi pakaian itu!" ucap anak kecil itu sambil menatap tajam kepada Maria.
" Maria sayang! Papa pulang Nak! Maria kamu di mana?" tiba-tiba seorang pria berpakaian parlente masuk ke dalam ruangan itu dan mencari keberadaan Maria.
" Aduh Maria Mama kan sudah bilang kau tidak usah mencuci pakaian lagi! Biarkan saja pembantu yang mengerjakannya!" ucap wanita paruh baya itu sambil mendekati Maria dia menatap tajam kepada Maria sambil mencubitnya dengan keras sehingga membuat Maria meringis kesakitan.
" Kalau sampai kau mengadu kepada ayahmu, kalau aku menyuruhmu mencuci pakaian. Kau lihat saja aku akan mengurungmu di dalam gudang selama satu bulan ketika Ayahmu pergi lagi dari rumah ini untuk dinas keluar kota!" ancam wanita itu yang ternyata adalah ibu tiri dari Maria.
" Iya Mah! Maafkan aku. Aku berjanji kalau aku tidak akan pernah menceritakan apapun yang dilakukan mama dan juga Rossa kepadaku kepada ayahku!" ucap Maria sambil meringis kesakitan.
" Sudah letakkan pekerjaanmu. Pergi sana kau temuilah ayahmu dan ingat kau harus memasang wajah bahagia agar ayahmu tidak curiga kalau aku sudah menyuruhmu untuk melakukan pekerjaan rumah ini!" ucap ibu tiri Maria sambil menatap tajam kepada Maria yang langsung berlari menemui ayahnya.
" Ayah! Maria kangen! Apakah Ayah tidak bisa membawa Maria untuk ikut dinas ke luar kota Maria sangat merindukan Ayah kalau ditinggalkan di sini bersama Mama dan Rossa!" ucap Maria sambil memeluk tubuh ayah yang jauh lebih tinggi dari dirinya.
" Tapi ayah di sana bekerja setiap hari sayang. Ayah selalu sibuk. Ayah tidak akan punya waktu untuk menemanimu di sana! Kau akan kesepian kalau tinggal bersama ayah karena ayah dari pagi sampai malam selalu berada di kantor Kalau pulang ke rumah paling hanya untuk tidur dan beristirahat!" ucap Zainal kepada Maria.
" Tidak apa-apa Ayah. Maria ingin ikut tinggal bersama ayah dan tinggal di luar kota. Maria akan menjadi anak yang baik dan tidak akan mengecewakan ayah!" ucap Maria dengan berlinang air mata.
Ayahnya Maria kemudian menundukkan kepalanya dan memeluk putrinya dengan semakin erat.
" Kan Ayah selalu pulang satu bulan sekali sayang untuk menjenguk kalian yang ada di sini. Maria bisa bermain bersama dengan Rossa dan ditemani oleh Mama Andin disini. Maria tidak akan kesepian kalau tinggal di sini karena ada teman untuk bermain! patuh sama ayah ya sayang? Tolong Maria jangan minta untuk ikut bersama ayah ke Jogjakarta. Ayah hanya tidak mau kalau sampai nanti Maria menjadi tertekan hidup di sana karena selalu ditinggalkan oleh ayah untuk bekerja!" ucap Zainal berusaha untuk membujuk putrinya.
" Maria memang sangat manja sekali dan dia selalu merindukanmu Mas! Setiap hari selalu merengek untuk memintaku menelponmu dan menyuruhmu untuk pulang. aku sampai kehabisan akal untuk bisa membujuknya!" tiba-tiba saja Andin sudah berada di belakang mereka berdua dengan memasang wajah malaikatnya di hadapan sang suami.
" Kamu tidak boleh begitu Maria. Kasihan Mama Andin kalau sampai harus selalu repot untuk membujukmu agar tidak merindukan Ayah di saat Ayah sedang bekerja di luar kota. Setelah proyek baru selesai Ayah pasti akan kembali Stay di Jakarta dan kita satu keluarga bisa hidup bersama lagi! Kamu harus sabar ya menunggu saat-saat itu tidak lama lagi kok. Proyek sudah hampir selesai sekitar 40% lagi menuju finish jadi Papa bisa dikembali ke Jakarta dan kembali ke kantor pusat." ucap ayahnya berusaha untuk membujuk Maria agar tidak merengek lagi.
" Sudahlah Maria. Cepatlah kau pergi ke kamarmu dan jangan ganggu ayahmu dengan rengekanmu dan kemanjanmu. Ayahmu pasti capek setelah pulang dari Jogjakarta dan dia butuh istirahat sekarang!" ucap Andin sambil menarik tangan Maria yang sedang memeluk ayahnya.
" Tapi Maria masih rindu dengan ayah!" ucap Maria berusaha untuk melepaskan tangannya dari genggaman Andin.
" Kau menurut padaku atau aku akan mengurungmu di gudang. Ketika Ayahmu pergi lagi dari rumah ini!" ucap Andin sambil mencubit tangan Maria sampai Maria meringis kesakitan.
" Cepat kau masuk ke kamarmu dan jangan ganggu Ayahmu lagi!" ucap Andin berbisik di telinga Maria yang sedang meringis karena kesakitan.
" Ada apa Andin?" tanya Zaenal kepada istrinya yang tampak sedang berbisik-bisik kepada putrinya.
" Tidak apa-apa Mas. Saya hanya menyuruh Maria untuk pergi ke kamarnya dan pergi beristirahat. Badan dia agak panas. Jadi saya tidak tega kalau melihat dia kekurangan istirahat!" ucap Andien sambil tersenyum kepada Zainal yang seperti terkejut mendengarkan perkataannya.
" Apa benar kalau kau sedang sakit Maria?" tanya Zainal merasa khawatir dengan keadaan putrinya.
" Maria hanya merasa pusing saja Pah!" ucap Maria sambil menundukkan kepalanya.
Zaenal kemudian mendekati putrinya dan memeriksa suhu tubuhnya.
" Benar sayang! Ya Allah tubuhmu sangat panas. Ayo kita ke rumah sakit untuk memeriksakan kondisimu! Ayah tadi tidak terlalu memperhatikan ketika kau memeluk ayah. Maafkan ayah Maria!" ucap Zainal merasa khawatir dengan keadaan putrinya.
" Cukup berikan obat penurun panas saja tidak perlu pergi ke rumah sakit segala!" ucap Andien merasa tidak senang melihat suaminya yang begitu perhatian kepada Maria.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 128 Episodes
Comments