Los Angeles — USA
Lyn's International Hospital
Rumah Sakit Internasional dihebohkan dengan kabar bahwa Presdir mereka akan mengunjungi tempat ini maka sekarang semua staff baik dokter maupun suster sedang berkumpul menyambut kedatangan Presdir mereka yang sangat jarang menampakkan wajahnya sehingga membuat sebagian tim medis yang baru bergabung penasaran.
"Dimana Dokter Angel?". Seketika seluruh penghuni tempat itu mengedarkan pandangan mencari sosok perempuan yang menjadi salah satu tim penting kali ini
"Sarah, kau asistennya. Dimana Dokter Angel? Kenapa masih belum disini, sebentar lagi Presdir akan tiba". Ujar Dokter Steven selaku wakil pimpinan rumah sakit
"A—ku tidak tahu, Dok. Sejak tadi aku belum melihatnya". Mendengar jawaban itu sontak mereka kelimpungan. Berharap tidak terjadi suatu hal buruk kepada Dokter itu
"Jika Dokter Angel data—". Ucapan Dokter Steven terpotong kala mendenga suara yang tak asing ditelinga mereka
"Aku—Hoshh di—sini. Ma—maaf". Ujar Dokter Angel yang datang dengan tergesa - gesa serta nafas tidak beraturan
"Atur dulu nafasmu, Dok. Baru kau selesaikan perkataanmu". Mendengar itu Dokter Angel hanya menampilkan deretan gigi putihnya
"Aku minta maaf, Dok. Hari ini aku sedikit terlambat karena ada insiden kecil dijalan". Kini mereka semua hanya menganggukkan kepala sembari memperhatikan penampilan Dokter itu dengan seksama
"Perhatikan penampilanmu, Dok. Sebentar lagi Presdir kita akan tiba. Kau salah satu Dokter penting kali ini". Mendengar itu sontak Angel melihat penampilannya sendiri yang memang sedikit berantakan
"Oh, Maaf. Aku ke toilet dulu merapikan penampilanku. Aku permisi". Jujur saja sebenarnya Angel tidak terlalu mempedulikan penampilannya hanya saja kali ini yang dikatan Dokter Steven benar. Dirinya salah satu Dokter penting yang akan mengikuti Presdir hari ini
"Sudah tidak ada waktu lagi, Dok. Presdir sudah didepan". Ujar Dokter Steven
"Hah !". Angel menatap Dokter Steven tidak percaya.
"Oh My Godness, bagaimana ini. Apa yang akan dikatakan Presdir mengenai penampilanku. Hishhh". Gumamnya sedikit kesal namun berusaha tersenyum kepada semua orang
"Meskipun begitu Anda tetap yang paling cantik di Rumah Sakit ini, Dok". Ujar Sarah selaku asistennya berdiri dibelakang Angel
"Berhenti memujiku seperti itu, Sar. Kau tahu aku bagaimana kan". Sarah hanya terkekeh kecil mendengar ucapan Angel yang tidak ingin dipuji
Tap... Tap... Tap...
Derap langkah terdengar memenuhi lobby Rumah Sakit yang semulanya sunyi.
"Selamat datang Tuan Muda". Sapa mereka bersamaan seraya membungkukkan badan memberi hormat
"Senang masih bisa menemani Anda mengelilingi Rumah Sakit ini, Tuan Muda". Ujar Dokter Steven yang memang sudah berusia 52 tahun. Ya, dokter senior sekaligus sahabat dari pemilik rumah sakit ini sendiri
"Berhenti memanggilku seperti itu uncle. Panggil seperti biasanya saja". Ujarnya risih dengan sapaan itu keluar dari mulut orang dekatnya
"Mana bisa begitu, Anda Presdir disini maka kami harus bersikap profesional". Ucapnya dengan senyuman tulus menatap pria muda disampingnya
"Hmmm". Mendengar deheman itu mereka mulai melanjutkan langkah menuju setiap titik penting di Rumah Sakit ini
"Begini, dua hari yang lalu Tuan Victor meminta untuk menambahkan satu lantai lagi khusus untuk pasien dalam keterbatasan ekonomi". Mendengar itu semua orang bisa merasakan bagaimana kebaikan sang pendiri tempat ini
"Maka lakukanlah, perkataan grandpa adalah perintah mutlak, kau tahu itu uncle". Ujarnya masih fokus melihat kiri dan kanannya sampai matanya menangkap satu sosok yang selama ini dicarinya. Sebuah senyuman devil terbit dibibirnya tanpa disadari siapapun
"Baiklah, saya hanya menyampaikan itu selaku wakil pimp—". Ucapan Dokter Steven terjeda saat Presdir itu berhenti tepat dihadapan seorang dokter yang sejak pagi menjadi fokus utama semua orang
"Dr.Angeline Ruby Arberto. Dokter spesialis bedah, right?". Ucapnya menatap dingin sang pemilik nama
Deg
Jantung Angel seketika berhenti berdetak saat melihat siapa yang berdiri dihadapannya.
"Pria ini, ****. Bisa - bisanya aku tidak menyadari ini". Gumamnya
"Yes, Sir. Saya Angeline Ruby Arberto. Apa Anda butuh sesuatu, Sir?". Ujar Angel berusaha kuat menatap mata sang Presdir
"Nyali Dokter Angel ternyata besar juga. Aku saja yang sudah lama bekerja disini tidak berani bersitatap dengan Tuan Muda". Bisik salah satu suster kepada temannya
"Kau benar. Dia yang ditatap. Aku yang jantungan". Ucap suster lainnya
Sementara Dokter Steven menatap cemas kepada Angel takut hal buruk bisa dilakukan Presdir yang sangat dia hafal sifat dan karakternya itu.
"Mike !". Pemilik nama segera berdiri disamping sang Presdir
"Anda butuh sesuatu Tuan Muda?".Pria itu tidak juga bergeming hanya sorot matanya yang bicara kepada Mike. Seolah mengerti Mike langsung mendekati Angel
"Mari, Nona. Ikut kami". Ucapnya sopan
"Hah !". Angel terkejut dengan otaknya dipenuhi pertanyaan dan kegelisahan tiba - tiba melandanya. Dengan terpaksa dirinya mengikuti langkah sang asisten pribadi Presdir itu
"Lanjutkan, uncle. Karena aku tidak punya banyak waktu". Setelah melihat asistennya membawa dokter itu, sang Presdir kembali melanjutkan langkahnya menelisik kiri kanan bagian Rumah Sakit Internasional ini
"Entah apa yang akan terjadi kepadamu, Dok. Aku harap kau baik - baik saja". Gumam Sarah khawatir
"Semoga Dokter Angel tidak dipecat". Gumam salah satu suster
"Ku harap kamu tidak melakukan hal keji kepada mangsamu, Jac". Gumam Dokter Steven yang sebenarnya khawatir kepada Dokter Spesialis Bedah yang sudah seperti putrinya sendiri
...****************...
Los Angeles — USA
Mansion Utama
"Kalian datang, Nak". Ujar wanita yang sudah bisa dikatakan lansia ini sembari memeluk erat menantunya
"Bagaimana kabarmu, Mom? Maaf kami sudah lama tidak kemari". Ucapnya
"Ya beginilah, Nak. Faktor umur terkadang membuatku mudah sekali lelah". Balasnya dengan tersenyum dengan pandangan menoleh kiri kanan seolah mencari sesuatu
"Kami hanya datang berdua, Mom. Cucumu itu pagi hari sudah pergi. Katanya akan berkunjung ke Rumah Sakit Internasional terlebih dahulu". Ujar Jonathan yang baru masuk ke dalam mansion menyadari arah pandangan sang mommy
"Huftt, anak itu. Kenapa sudah jarang mengunjungiku. Apa dia tidak merindukanku?". Ucap wanita tua itu lirih
"Mom, sudahlah. Jacob memang seperti itu. Dia akan datang tanpa diminta dan tidak akan datang jika diminta". Ujar Jonathan sembari memeluk sang mommy
"Kalian datang tapi tidak mencariku?". Mendengar suara itu ketiga pasang mata menoleh serentak dengan tersenyum kecil
"Daddy, kau sudah tua kenapa masih suka turun naik tangga seperti itu". Ucap Jonathan mendekati sang daddy membantunya turun
"Umurku memang sudah tua, tapi aku masih gagah. Ingat itu". Kesalnya setiap kali mendengar ejekan putranya
"Ck, mengakui tua saja susah sekali". Ejek Jonathan lagi
"Kau ! Sudahlah, pergi sana jangan menemuiku jika ingin mengejekku". Usir grandpa Victor kesal
Sementara Jesslyn dan ibu mertuanya hanya terkekeh melihat perdebatan ayah dan anak yang sudah tidak muda lagi itu
"Sudah - sudah. Kalian ini sama - sama sudah tua. Akui saja itu tanpa berdebat". Ucap grandma Sia
"Mom !"
"Sayang !"
Rengek mereka bedua kompak seperti anak kecil.
"Cihh, menjijikan. Kalian merengek seperti anak kecil. Bahkan cucu tampanku saja tidak pernah merengek seperti ini". Ujar grandma Sia mendelik
Sementara Jonathan dan Victor masih diam saling memandang sengit membuat istri mereka lagi - lagi menggelengkan kepala
"Sudahlah, Nak. Kita bisa mati cepat melihat mereka berdua seperti itu, Ayo ikut mommy kedapur". Ucap grandma Sia membawa menantunya meninggalkan ayah dan anak yang masih saling menatap sengit
"Dasar pria tua !". Ucap Jonathan
"Cihh, paruh baya !". Ucap Victor tidak terima disebut tua
"V ! Aku sudah meminta Ibra menyiapkan ring untuk kalian tanding, kau akan menyukainya ?". Mendengar itu sontak kedua pria tua itu bergidik. Mereka tahu apa maksud dari perkataan itu.
"Dad, aku mencari jalan aman. Kita berdamai". Ujar Jonathan cepat
"Ya, aku juga. Terpaksa berdamai dengan paruh baya sepertimu". balas sang daddy sedikit kesal
Lain halnya didapur dua wanita beda generasi hanya tertawa melihat ekspresi suami mereka yang sejak dulu suka berdebat hal kecil
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 63 Episodes
Comments
Pecinta Sugar Daddy
Semangat berkarya thor
2023-01-26
2