Suasana dimeja makan malam itu terasa mencekam dengan diam nya ayah dan anak yang membuat orang disekitar mereka ikut merasa tidak nyaman.
"Vin, setelah makan papa tunggu kau diruang kerja papa," ucap sang ayah mulai membuka mulutnya setelah sebelumnya sudah diberi kode oleh ibu.
Alvin hanya mengangguk dengan perlahan tanpa berani melihat kearah ayah nya.
Setelah menyelesaikan makan malam nya sang ayah terlebih dahulu meninggalkan meja makan, berharap Alvin juga segera mengikutinya.
"Vin, cepat pergi temui papa mu !" seru ibu.
"Jangan sekarang ya ma, Alvin malas ribut lagi sama papa," jawab Alvin lesu.
"Vin temui saja dulu, siapa tahu papa akan menyampaikan kabar baik untuk kamu, kalau kamu bersikap seperti ini papa akan semakin marah pada mu," ucap Yaya menambahi.
Alvin menarik nafas panjang lalu berdiri dan pergi menemui sang ayah dengan langkah malas.
"Ayah dan anak sama-sama keras kepala," gumam ibu.
Sementara Yaya hanya tersenyum menanggapinya.
#
"Pa," sapa Alvin dari balik pintu.
"Masuk Vin !" seru ayah.
"Ada apa papa meminta Alvin kemari ?" tanyanya.
"Vin papa sudah mempertimbangkan pembicaraan kita pagi tadi,"
"Lalu ?" tanya Alvin dengan pancaran mata penuh harapan.
"Sebenarnya sangat berat untuk papa mengijinkan kau membawa anak dan istrimu keluar dari rumah ini, tapi disisi lain papa juga ingin kau belajar bertanggung jawab sendiri seperti apa yang kau katakan, maka dari itu papa akan memberi mu izin, tapi dengan syarat !" ucap sang ayah.
"Apa itu pa ?"
"Kalian akan tetap berada dalam pengawasan papa dan mama !" serunya.
"Baiklah pa," jawab Alvin.
"Kemudian rumah yang akan kalian tempati sudah papa siapkan, dan juga masalah pekerjaan kamu bisa bekerja diperusahaan papa Vin, bagaimana ?"
"Pa, kalau masalah rumah yang papa siapkan Alvin bisa menerimanya pa, tapi kalau harus bekerja diperusahaan papa Alvin tidak bisa melakukannya,"
"Kenapa tidak bisa ?
perusahaan itu juga akan menjadi milikmu suatu saat nanti Vin,"
"Iya Alvin tahu pa, tapi kalau untuk saat ini Alvin belum siap menjalankan bisnis papa,"
"Kamu bisa belajar dulu Vin,"
"Kalau untuk belajar Alvin tidak harus bekerja diperusahaan papa.
Pa percaya sama Alvin, Alvin pasti bisa mengatasi semuanya, karena Alvin mewarisi sifat papa yang kuat dan tangguh," ucap Alvin berusaha merayu sang ayah, ditambah juga dengan senyumannya yang hangat.
"Anak bodoh !" seru sang ayah seraya mengusap kepala Alvin cukup kuat namun senyum tipis juga terlukis diwajah sang ayah yang tengah tersipu malu karena pujian Alvin.
"Pa, terimakasih untuk semua yang sudah papa lakukan untuk Alvin, Alvin merasa sangat beruntung bisa terlahir jadi anak papa,"
"Alvin jagoan kecil papa, sekarang sudah benar-benar dewasa," ucap sang ayah seraya memeluk Alvin.
#
Ketika urusannya dengan sang ayah selesai Alvin bergegas keluar dari ruang kerja ayah nya dan berlari menuju kamar, terlihat jelas dari raut wajah Alvin bahwa ia sudah tidak sabar lagi untuk memberi tahu Yaya kabar bahagia yang ia dapatkan.
"Yaya, Yaya !" seru Alvin seraya membuka pintu kamar.
"Sst Vin, jangan bicara terlalu keras, Alya baru saja tidur," gumam Yaya perlahan.
"Maaf-maaf, soalnya aku terlalu bahagia," jawab Alvin yang langsung menghampiri Alya dan mencium bayi kecil itu, kemudian ia beralih dan memeluk Yaya dengan sangat eratnya.
"Alvin, lepas aku tidak bisa bernafas !" protesnya.
"Aku punya kabar bahagia, apa kamu ingin mendengarnya ?" tanya Alvin saat ia sudah melepaskan rangkulannya pada tubuh Yaya.
"Kabar bahagia apa itu ?" tanya Yaya.
"Papa sudah memberi aku izin untuk membawa kalian keluar dari rumah ini !" setengah berteriak.
"Oh iya ?
baguslah kalau begitu," jawab Yaya.
"Tapi tunggu, dengan sifat papa yang keras apa menurut kamu itu tidak aneh ?" tanya Alvin.
"Apa yang aneh ?"
"Iya kenapa beliau tiba-tiba berubah fikiran secepat itu ?"
"Hm, mungkin papa hanya ingin memberi kita kesempatan saja Vin, coba belajar ambil sisi positif nya saja," jawab Yaya sedikit gugup.
"Mm, kamu benar juga,"
Alvin menghentikan pembahasan tentang ayahnya dan mulai menatap Yaya yang saat itu hanya memakai daster putih transparan, ia memandangi Yaya dari ujung kaki sampai ujung rambutnya, dengan tatapan yang sudah siap untuk menerkam mangsanya.
"Vin, kamu lihat apa ?" tanya Yaya menghindari tatapan Alvin.
"Tidak melihat apa-apa, hanya melihat istriku yang semakin hari semakin cantik saja," jawabnya seraya menyergap bahu yaya.
"Vin !" teriak Yaya karena terkejut.
"Iya sayang," jawab Alvin dengan lembut ditelinga Yaya.
Yaya terdiam berusaha menolak namun percuma saja, karena saat ini Alvin tidak dalam kondisi yang baik untuk ditolak, sebaliknya ia hanya mencoba untuk mengimbangi apa yang Alvin lakukan.
"Mari lanjutkan apa yang tertunda sore tadi sayang," bisik Alvin dengan suara nafas yang sudah tidak beraturan lagi.
Tanpa menunggu terlebih dahulu jawaban dari Yaya, ia sudah dengan cepat membawanya ketempat tidur dan mulai melepaskan satu persatu pakaian mereka, saat suasana sudah mulai memanas tiba-tiba terdengar suara tangisan Alya dari tempat tidur bayi disamping mereka, namun Alvin yang sudah tidak bisa mengontrol nafasnya itu pun seolah tidak mendengar tangisan anaknya.
"Vin, Alya menangis Vin," ucap Yaya berusaha menyadarkan Alvin, tapi Alvin terus saja melanjutkan apa yang ia mulai.
"ALVIN !!!" teriak Yaya yang akhirnya membuat Alvin terdiam dan menatap sedikit kesal kearah Yaya.
"Kamu tidak mendengar Alya menangis atau bagaimana !" seru Yaya seraya kembali merapihkan pakaiannya, dan langsung menggendong untuk menenangkan putri kecilnya.
Yaya menatap Alvin kesal dan mengabaikannya.
"Sayang maaf," ucap Alvin menghampiri Yaya yang tengah marah padanya.
"Minta maaf sama Alya bukan sama aku !"
"Hm, Alya sayang maafin Papa ya, Papa hanya tidak bisa menahan diri papa ketika dekat dengan mama mu," ucap Alvin seraya tersenyum dengan mata menggoda.
"Alvin !
walaupun dia bayi kamu tidak seharusnya bicara seperti itu,"
"Hm, lihat sayang mama mu terus saja memarahi papa, padahal papa sudah meminta maaf sama mama, tapi Alya bisa melihat betapa cantiknya mama ketika dia marah seperti ini,"
Yaya menggelengkan kepalanya dan tersenyum tipis mendengar kata-kata Alvin yang berhasil membuatnya tersipu malu.
Cukup lama waktu untuk Yaya menenangkan Alya yang terus menangis sampai membuat Alvin ikut turun tangan menenangkannya.
"Kemarikan sayang, biar aku yang menggendongnya," pinta Alvin.
"Alya, berhenti menangis sayang, kasihan mama kalau setiap malam Alya bangun dan menangis seperti ini, sementara kalau siang Alya tertidur sangat lelap.
Papa mama sayang Alya, Alya tidur lagi ya biar cepat tumbuh besar sayang," ucap Alvin.
Melihat Alvin berbicara dengan seorang bayi yang tengah menangis keras, Yaya hanya bisa menatapnya dan tersenyum bahagia.
Tidak terlalu lama kemudian Alya kembali tertidur lelap, dan Alvin pun menidurkannya ditempat tidur bayi.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 57 Episodes
Comments
Kimnaeun
Avina kmna ya thor??
2021-09-06
0
Aisyah
Akhirnya yang di tunggu datang juga 🤗💪
2020-06-03
8
Yusriyyah Abidah♥
Lanjutt kak,semangat yaa...
2020-06-03
5