Enemy, I Love You S2

Enemy, I Love You S2

E'iLu 01

Kehidupan pernikahan yang normal dan harmonis yang di idam-idamkan setiap wanita akhirnya bisa Yaya rasakan, dengan menjadi istri dari suami yang dahulu sangat membenci dan tidak menginginkannya, namun sekarang berbanding terbalik Alvin sang suami justru sangat mencintainya bahkan takut kehilangan Yaya, ditambah lagi ia telah menjadi wanita sempurna yang berhasil melahirkan putri cantik yang mereka beri nama Alya, nama itu berasal dari singkatan nama Alvin dan Yaya sendiri.

Beberapa bulan setelah Yaya melahirkan, mereka kembali tinggal dirumah orangtua Alvin.

Suatu ketika Alvin memberitahu Yaya untuk mereka pindah dari rumah orangtua Alvin dan tinggal dirumah mereka sendiri.

"Ya, apa sekarang kamu sudah bisa mengurus Alya sendiri tanpa bantuan mama ?" tanya Alvin.

"Tentu saja, kenapa kamu bertanya seperti itu Vin ?

apa yang sedang kamu fikirkan ?"

"Hm, aku fikir ini sudah saatnya untuk kita membangun keluarga kita sendiri, agar aku pun bisa belajar bertanggung jawab dengan kehidupan kamu dan Alya secara penuh, dan membuktikan pada semua orang kalau aku bisa menjaga kalian berdua," jelasnya seraya menggenggam jemari tangan Yaya.

"Vin, selama beberapa bulan ini kamu sudah cukup bisa membuktikan kalau kamu adalah suami dan ayah yang baik untukku dan Alya.

Vin bicaralah yang jelas, apa tujuan mu tiba-tiba bicara tentang hal ini ?"

"Sebenarnya, aku sudah memikirkan hal ini sejak kita masih dirumah sakit waktu itu, dan aku akan mendiskusikannya sekarang dengan mu,"

"Apa itu ?" tanya Yaya seraya merapihkan posisi tidur Alya, dan mulai fokus mendengarkan apa yang akan dikatakan oleh Alvin.

"Ayo pindah dari sini !" seru Alvin.

"Ha ?" (terkejut)

"Iya ayo pindah, dan kita cari rumah kita sendiri, aku akan bekerja dan dengan keringat ku sendiri aku akan menghidupi kalian berdua !" tegas Alvin.

Yaya tersenyum mendengar sang suami yang mulai berfikiran dewasa, melihat Yaya tersenyum membuat Alvin tersipu malu.

"Kenapa kamu tersenyum ?

apa kamu ragu dengan keinginan ku ?" tanya Alvin.

"Aku tidak pernah ragu padamu Vin.

Aku akan mendukung apa-pun itu yang terbaik untuk aku, kamu dan Alya," jawab Yaya masih dengan senyumnya.

"Terimakasih sayang untuk kepercayaan mu," seraya memeluk dan mengecup lembut kening Yaya.

"Vin, utarakan keinginan kamu pada papa dan mama, kamu juga harus mendengarkan apa pendapat mereka, karena mereka adalah orang yang juga sangat memahami mu," saran Yaya.

"Hm, tentu saja sayang, besok aku akan langsung membicarakan masalah ini pada papa dan mama, setelah mereka setuju kita akan langsung pindah dari sini," jawab Alvin penuh semangat.

"Mm," Yaya mengangguk pelan dalam pelukan Alvin.

#

Keesokan harinya ketika semua orang sudah berkumpul dimeja makan Alvin mulai mencoba membuka pembicaraan tentang rencananya semalam.

"Pa, ma, ada yang ingin Alvin bicarakan,"

"Habiskan terlebih dahulu sarapan mu Vin, setelah selesai mari kita bicarakan," jawab sang ayah seraya menyantap hidangan dihadapannya.

Setelah menyelesaikan sarapan, mereka masih tetap duduk dimeja makan, tanpa basa-basi lagi Alvin langsung memulai membicarakan niatnya.

"Pa, Alvin akan membawa keluarga Alvin untuk pindah dari rumah papa, dan mulai membangun keluarga kami sendiri !" seru Alvin.

"Apa yang kau bicarakan Vin ?

apa papa tidak salah mendengar ?

kamu ingin membawa Yaya dan Alya pergi dari rumah papa ?"

"Tidak pa, papa tidak salah mendengar, Alvin bersungguh-sungguh dengan ucapan Alvin !"

"Papa percaya kamu bersungguh-sungguh dengan ucapan mu, tapi papa tidak bisa percaya, apa nantinya kamu bisa memberi mereka makan, dan dimana tempat kamu akan melindungi mereka dari panas dan hujan !

kalau kau masih mengandalkan uang papa juga, kenapa kau harus repot-repot keluar dari rumah ini !"

"Alvin tidak akan lagi mengandalkan uang papa, karena Alvin akan mulai mencari pekerjaan agar mendapatkan uang yang cukup untuk memberikan makanan dan tempat tinggal yang layak untuk menghidupi istri dan anak Alvin pa !"

"Pekerjaan apa Vin ?"

"Apa-pun itu pa,"

"Bagaimana kamu akan mencari pekerjaan, sementara status kamu saja masih mahasiswa ?

sudahlah berhenti berfikir kalau hidup diluar rumah papa itu akan segampang saat kamu bicara,"

"Alvin akan berusaha mencarinya pa, kalau perlu Alvin berhenti kuliah dan mulai fokus bekerja pa !"

"Tidak !

papa tidak setuju kalau kau berhenti kuliah !"

"Tapi pa ini keluarga Alvin, sudah seharusnya Alvin yang memikul tanggung jawab tentang mereka, mereka bukan tanggung jawab papa !"

"Papa masih sanggup membiayai kau dan keluarga mu !

sudah cukup Vin berhenti berdebat dengan papa !

lebih baik sekarang kau berangkat kuliah, belajar yang benar, kemudian jadi lulusan terbaik, setelah itu papa akan mengizinkan kamu membawa istri dan anak mu keluar dari rumah papa !" tegas sang papa seraya melangkah pergi meninggalkan Alvin yang masih duduk terpaku dimeja makan.

Sementara ibu Alvin pergi menyusul sang ayah, Yaya pun juga menjalankan tugasnya sebagai seorang istri yaitu mencoba menenangkan suaminya.

"Vin, apa kamu marah ?" tanya Yaya seraya menggenggam jemari tangan Alvin yang ia kepal dengan kuat.

Alvin hanya menggelengkan kepalanya menjawab Yaya, namun Alvin tetap menunduk dan sama sekali tidak menatap kearah Yaya.

Hanya dengan melihat gerak-geriknya saja Yaya sudah sangat faham dengan perasaan suaminya.

"Hm, apa kamu ingin memeluk aku sekarang ?" tanya Yaya yang membuat Alvin langsung menatapnya, tidak lupa Yaya juga memberinya senyuman yang hangat sehingga Alvin pun ikut tersenyum tipis dan menghambur kedalam pelukan Yaya.

"Jangan marah dengan apa yang papa ucapkan, papa seperti itu karena ia tidak ingin kamu membuat susah hidup mu sendiri, ia sangat menyayangi mu Vin, dan khawatir tentang masa depan mu," ucap Yaya memberi nasehat.

"Tapi seharusnya papa bisa memberikan aku kepercayaan yang sama seperti kamu percaya padaku, kalau aku terus mengandalkan papa kapan aku bisa mandiri, kemudian kapan aku bisa menjadi suami dan ayah seutuhnya untuk kalian," jawab Alvin dengan suara berat dan terisak.

"Hm, aku sudah pernah mengatakan bahwa kamu adalah suami dan ayah yang baik dan cukup bertanggung jawab untuk kami.

Tapi aku setuju dengan papa, kalau seandainya kamu membawa aku dan Alya pergi dari rumah ini, lalu itu akan membuat kamu berhenti kuliah, aku juga tidak akan menyetujuinya, karena pendidikan itu penting Vin,"

Alvin melepaskan rangkulannya pada Yaya dan menatapnya dengan kedua alis yang hampir menyatu.

"Tenang Vin jangan marah dulu, kamu harus bisa memikirkan baik-baik tentang pendidikan mu, karena aku tidak ingin kamu menyesal nantinya, dan masalah papa nanti malam coba kita berusaha lagi untuk membicarakannya," ucap Yaya.

"Jadi kalau aku tidak berhenti kuliah apa kamu tetap akan ikut aku pindah dari rumah ini ?" tanya Alvin.

"Tentu saja, kamu suami ku, sudah seharusnya aku mengikuti kemana pun kamu akan membawaku," jawab Yaya.

Jawaban Yaya membuat hati Alvin sedikit terobati, sehingga ia bisa kembali tersenyum seperti biasanya.

Sudah menjadi kebiasaan Alvin semenjak kehadiran Alya dihidupnya sebelum pergi kemana pun ia selalu menyempatkan diri untuk berpamitan dengan putri kecilnya itu.

Terpopuler

Comments

you✨

you✨

rumah hadiah lalu kemane

2021-07-28

0

novi ariyanti

novi ariyanti

mampir

2021-05-19

0

ila❤

ila❤

hay thor aku mampir bawah like dan rate 5😊
jangan lupa feedback kekarya ku juga yah

mari kita saling mendukung🙏😊

2020-06-18

0

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!