ketiga

.

.

Pov Aldo

 

Pagi ini aku tidak langsung ke kantor melainkan pergi ke rumah Larassati, istri kedua ku.

 

Aku memiliki seorang putri kecil bersama istri keduaku itu.

Aku menikah dengannya 4 tahun yang lalu, kala itu aku terpaksa menikah dengannya karna sebuah kesalah. Aku dijebak oleh rekan bisnisku dan tanpa sengaja aku merenggut kesucian gadis itu yang kini sudah menjadi istriku. Tapi ternyata kesalahan itu membuatku lama-kelamaan juga merasa nyaman.

 

Ya aku akui saat ini aku sangat menyanyi istri ku Larassati. Tapi aku juga masih sangat mencintai istri pertama ku. Aku tidak bisa melepaskan salah satunya. Katakanlah aku serakah.

Ya memang benar aku memang serakah, aku menginginkan dua orang langsung dalam waktu bersamaan.

 

Aku menikahi Reina 5 tahun yang lalu, setahun sebelum tragedi itu terjadi, waktu itu kami sama-sama saling mencinta, dia wanita sempurna tanpa kekurangan apapun. Dia cantik pintar dan kaya bahkan dia jauh lebih kaya dariku karna itu aku sangat mencintainya. Walau tidak di pungkiri bahwa aku juga membutuhkannya untuk keberlangsungan perusahaan ku.

 

Sedangkan untuk Larassati dia sudah tidak memiliki siapa pun lagi disisinya, dia seorang yatim piatu. Dia bekerja di bar tempatku dijebak sebagai pelayan disana hingga kejadian itu aku  bermalam dengannya.

Karena kesalahan itu aku merenggut kesuciannya, dia wanita yang penurut dan sangat manis, awalnya aku tidak ingin menikahinya dan aku memberikan kompensasi atas apa yang aku lakukan, tapi dia tidak menerima uang tersebut.

 

Dua bulan setelah kejadian itu tiba-tiba wanita itu datang ke perusahaan ku. Awalnya aku kaget bagaimana dia bisa tau perusahaan ini. Tapi aku tidak memikirkan terlalu jauh.

 

“Bagaimana kau bisa kesini” ujarku kala itu

 

Ia hanya diam sambil menunduk sembari menangis. Lalu pelan-pelan tangannya terangkat memberiku sebuah amplop. Aku bingung apa maksudnya. Aku mengambil amplop itu dan membukanya perlahan. Betapa terkejutnya saat tau isinya. Disana tertulis bahwa dia sedang mengandung. Dengan cepat aku menatapnya datar tanpa ekspresi.

 

“Apa yang kau inginkan?” ucapku tajam

 

Perlahan dia mulai mengangkat wajahnya. Disana terlihat raut wajah sedihnya namun sekilas juga terlihat menantang.

 

“Aku akan memberikanmu uang, gugurkan saja kandungan mu itu, karna saat ini aku sudah menikah.”

 

Dia menggeleng sembari menangis memohon.

“tidak, aku tidak ingin menggugurkannya”

 

“Lalu apa yang kau inginkan”

 

“Kau harus bertanggung jawab” ujarnya dengan mata yang memerah menatap ke arahku.

 

Aku sangat kaget, bagaimana bisa dia meminta tanggung jawab sementara aku sudah memiliki istri. Aku sangat bingung bagaimana kalau istriku tau.

 

Tapi kemudian entah dorongan dari mana, saat melihat wajah sendu itu aku merasa sangat kasihan. Karna aku tau dia seorang yatim piatu, sebelumnya aku sudah menyuruh abi asistenku untuk mencari tau informasi wanita di depanku ini.

 

“baiklah, aku akan menikahi mu dan membiayai seluruh hidup mu, tapi dengan satu syarat kau tidak boleh memberitahukan pernikahan ini kepada siapa pun dan jangan menuntut apapun lagi, karna aku sudah memiliki istri.”

 

“Tidak, aku tidak akan menuntut apapun, aku hanya ingin kau bertanggung jawab saja, agar anak ini tidak lahir tanpa seorang ayah.”

 

Seperti itulah awal kisah ku dengan Larassati, aku memberikannya tempat tinggal walaupun tidak mewah, aku tidak ingin mengambil resiko memberinya rumah mewah dan membuat istriku Reina curiga.

 

Selama beberapa bulan aku tidak pernah mengunjungi rumah itu, aku hanya menyuruh orang untuk memantaunya saja. Hingga lahirlah putri kecil itu, aku senang melihatnya tapi juga sedih karna sampai sekarang aku tidak memili anak bersama Reina.

 

Hari-hari berlalu begitu cepat, semenjak kelahiran anak itu aku jadi lebih sering mengunjungi rumah yang di tempati wanita itu. Aku selalu menyempatkan waktu untuk mengunjunginya. Lama-kelamaan aku merasa sangat nyaman dengan kehadirannya dan putri kecil kami itu. Perlahan aku mulai menikmati kebohongan itu hingga kini sudah terjalin 4 tahun lamanya.

 

Menyesal? Tidak, aku tidak pernah merasa menyesal sedikit pun karna saat ini aku sangat bahagia, lagi pula Reina tidak pernah tau bahwa aku memiliki keluarga lain di luaran sana.

 

Saat ini aku sudah sampai di rumah sederhana itu, walau tadi aku pamit ke kantor pada Reina tapi nyatanya aku berbelok dan menuju rumah istri dan anakku.

Saat sampai disana aku melihat putri kecilku sedang bermain sendirian di teras.

 

“yee, ayah datang” ujar gadis kecil itu dengan gembira melihat kedatangan ku. Ia kemudian berlari ke arahku.

 

“Iya sayang, ayah datang” ujarku mencium wajah putriku itu saat sudah menggendongnya. Seketika dia tertawa geli.

 

“Mas kamu datang” ujar wanita yang baru saja duduk di samping ku saat aku sudah masuk dan duduk di sofa ruang tamu.

 

“iya sayang, aku datang, aku merindukan kalian”

“kau sudah sarapan?”

“Aku sudah sarapan tadi bersama Reina” ujarku, dia hanya mengangguk saja.

 

“ayah kapan kita akan pergi bersama”

“hm, tidak bisa sekarang sayang, bagaimana kalau nanti saat ayah ada perjalanan bisnis ke singapura kita bisa pergi bersama.”

“benaran ayah?” tanya gadis itu dengan mata berbinar.

“Iya sayang, ayah serius.” Ujar Aldo sembari mencium gemas putrinya.

 

Seketika gadis kecil itu langsung tertawa bahagia, karna ia akan bepergian bersama-sama.

Aldo memang sering mengajak serta istri dan anaknya itu untuk ikut bersamanya jika ia sedang ada perjalanan ke luar negeri. Karena ia akan bebas menghabiskan waktunya bersama keluarga rahasianya itu di luar negeri. Tidak seperti di negaranya ini ia tidak bebas melakukan apa-apa bersama sang istri dan anaknya.

 

Karena yang orang-orang tau dia seorang suami dari wanita muda sukses yang merajai dunia bisnis saat ini. Aku istri pertama ku itu di kenal sebagai pasangan muda kaya raya di negeri ini. ya siapa lagi kalau bukan Reina queensa Atmaja.

 

Setelah cukup lama di rumah sederhana itu aku berlalu pergi menuju kantor. Waktu sudah menunjukkan pukul 10.00 ternyata sudah sekitar 2 jam aku berada di rumah Larassati karna saat tadi berpamitan kepada istri pertama ku akan ke kantor itu masih menunjukkan pukul 8.

 

Jarak rumah Larassati dan perusahaan memang tidak terlalu jauh hanya sekitar 20 menit perjalanan. Aku memang sengaja membeli rumah yang dekat dengan kantor agar bisa lebih sering mengunjungi mereka, entah itu pagi, siang atau sore, aku selalu menyempatkan waktu untuk berkunjung, tidak jarang juga aku datang malam hari karna kadang juga Larassati selalu menyuruhku untuk sekedar mampir untuk makan malam saja.

 

Saat tiba di perusahaan betapa kagetnya aku disana sudah ada Reina yang sudah duduk di sofa yang ada di ruang kerja ku.

 

“sayang kau kemari?” tanya ku padanya.

“Kau dari mana?”

“A-aku dari luar sayang ada pertemuan dengan klien” ujarku gugup.

“sepagi ini?, aku sudah menunggu mu sekitar sejam yang lalu” ujarnya penuh selidik.

“i-iya sayang, tadi sudah ku katakan bukan kalau aku ada meeting penting dan itu dilakukan di luar kantor sayang” ucap ku gugup melihat mata tajam itu menatap ke arahku.

“mengapa abi tidak ikut bersama mu?”

“Iya abi memang sengaja tidak ikut karna aku suruh melakukan pekerjaan yang lain sayang”

 

“Kenapa kau kemari, hm?” ucapku sambil mengelus rambutnya yang di biarkan terurai sembari mengalihkan topik pembicaraan.

Tidak nisa di pungkiri bahwa aku juga benar-benar sangat mencintai wanita ini.

“Tidak ada aku hanya ingin mengunjungi mu saja”

Ucapnya kemudian, aku bernafas lega karna dia tidak lagi bertanya.

 

“Aku akan pergi dulu, aku ada pertemuan dengan seseorang di dekat sini”

“Ya baiklah, hati-hati sayang” ucapku sembari mencium keningnya.

 

Aneh sekali mengapa dia datang tiba-tiba dan pergi begitu saja?

Setelah Reina keluar dari ruangan dengan cepat aku memanggil abi, asisten ku.

 

“kenapa kau tidak bilang bahwa Reina ada disini, hah?” ucap ku emosi padanya.

“Nyonya melarang saya untuk memberi tahu anda tuan” jawabnya.

“Kau... lain kali segera hubungi aku jika Reina kesini mengerti.” Ucapku sembari menatap tajam ke arahnya.

“Baik, tuan?”

Ucapnya kemudian, selain diriku hanya abi asisten ku ini yang tahu bahwa aku sudah menikah lagi dan memiliki seorang putri. Karna dialah yang mengurus segala keperluanku dan Larassati saat akan menikah dulu.

 

“apa jadwalku hari ini?” tanyaku kemudian.

“Nanti siang anda ada pertemuan dengan pihak Samatha grup tuan dan malamnya tuan Adijaya mengundang ada untuk bertemu di klub ambrata.”

“Selain itu tidak ada lagi, tapi ada beberapa berkas yang harus anda periksa tuan dan tandatangani.” ujarnya lagi.

“Ya, baiklah kau boleh keluar.”

 

Setelah abi keluar aku berjalan ke meja kerjaku dan mulai mengerjakan beberapa berkas yang ada di meja kerja ku dan memulai aktivitasku hari ini.

Terpopuler

Comments

Endang Oke

Endang Oke

klu sy jd reina.suruh orang datang kerumah si jalangnya. suruh orang perkosa istri mudanya mukanya ditutup mulutnya disumpal. terus anaknya suruh nonton ibunya diperkosa dan dividioin.
jgn perlihatkan wajah2 yg nemperkosa 10 org. anaknya diikat dan disumpal mulutnya. biar kapor biar hancur semua.
itu sengaja dijebak, yg mabok yg laki yg oerempuang kan tdk. dikamar hotel pastinya ada teko.gelas.telp. kan bisa digetok kepalanta.

2024-02-28

1

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!